Pupuk Pengaruh pemberian pupuk organik cair air kelapa muda (Cocos nucifera L.) terhadap pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max L.) varietas gamasugen 2

Warna bunga : Ungu Warna bulu : Putih kecoklatan Warna kulit polong : Coklat Warna kulit biji : Kuning Cerah Warna biji : Kuning Ketahanan hama : Tahan terhadap penyakit karat daun phakospora, tahan terhadap penyakit bercak daun coklat

C. Pupuk

1. Jenis Pupuk Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman Hadisuwito, 2008. Pupuk digolongkan menjadi 2 macam, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari atas bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2006. Salah satu kelebihan pupuk organik adalah dapat mengatasi defisiensi unsur hara serta tidak merusak tanah Purwendro dan Nurhidayat, 2006. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lebih lengkap apabila dibandingkan dengan pupuk kimia, walaupun dengan kadar yang lebih kecil Sutanto, 2006. Pupuk organik mengandung berbagai mineral dan zat esensial yang dibutuhkan tanah dan tanaman, serta hormon pertumbuhan tanaman. Pupuk organik yang bersifat cair memiliki kemampuan lebih baik dalam merangsang pertumbuhan dan efektif meningkatkan kapasitas tukar kation pada tanah apabila dibandingkan dengan pupuk kimia Sutanto, 2002. Kapasitas tukar kation adalah kemampuan tanah untuk meningkatkan interaksi antara ion – ion di dalam tanah sehingga mampu menyediakan berbagai unsur yang dibutuhkan tanaman Lakitan, 1993. Pupuk organik cair merupakan larutan dari hasil pembusukan bahan – bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, sisa makanan, dsb yang mengandung lebih dari satu unsur hara. Bahan dasar pupuk organik cair POC mampu mengurai unsur hara yang terikat oleh mineral tanah sehingga semakin banyak unsur hara yang tersedia bagi tanaman Novrizan, 2005. Menurut Hadisuwito 2008, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah serta dapat mengatasi defisiensi hara dengan cepat. Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2002, berdasarkan jumlah unsur hara, pupuk dibedakan menjadi pupuk tunggal dan majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan 1 jenis unsur hara saja, walaupun di dalamnya terdapat beberapa unsur hara lainnya sebagai ikatan. Sedangkan pupuk majemuk adalah kombinasi campuran secara fisik atau formulasi pupuk untuk memasok kebutuhan unsur hara sekaligus. POC air kelapa muda merupakan pupuk majemuk, karena terdapat beberapa unsur penting bagi pertumbuhan tanaman seperti phospor, kalium, sulfur, mangan, dan sebagainya. Tetapi penelitian hanya dibatasi sampai peranan auksin dan sitokinin dalam pertumbuhan kedelai. 2. Mekanisme Pemupukan Pemupukan merupakan usaha yang dilakukan untuk menambahkan unsur hara pada tanaman. Pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhn nutrisi yang dibutuhkan tanaman agar tanaman dapat tumbuh optimal dan menghasilkan produk dengan mutu yang baik Saraswati, 2007. Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pemupukan melalui akar tanaman dan pemupukan melalui daun spraying . Pemupukan melalui akar dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu : a. Disebar broad casting , pupuk disebar merata pada tanah di sekitar tanaman atau pada saat pembajakan lahan. Biasanya metode ini digunakan untuk tanaman padi dan kacang – kacangan yang memiliki jarak tanam yang rapat. b. Larikan atau barisan, pupuk ditabur diantara larikan tanaman dan kemudian ditutup kembali dengan tanah. Biasanya metode ini digunakan pada tanah yang kurang subur dengan jarak antar tanaman yang tidak terlalu dekat. c. Lubang, pupuk dibenamkan ke dalam lubang di samping batang sejauh ± 10 cm dan ditutup dengan tanah. Biasanya metode ini digunakan pada tanah yang kurang subur. Pemupukan melalui daun dilakukan dengan cara melarutkan terlebih dahulu pupuk yang digunakan, kemudian disemprotkan langsung pada daun dengan alat penyemprot biasa hand sprayer . Pemberian pupuk daun dapat dilakukan bersamaan dengan pestisida jika diperlukan, tetapi perlu diperhatikan kalau pestisida yang digunakan bebas bahan perekat. Hal ini dikarenakan pupuk dapat merekat di permukaan daun sehingga tidak terserap oleh tanaman, kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pupuk dapat menyerap air pada daun sehingga daun kekeringan dan rusak seperti terbakar Lingga, 2007. Penyemprotan pupuk daun lebih baik dilakukan pada saat pagi atau sore hari, hal ini dikarenakan mulut daun stomata membuka optimal pada saat matahari tidak terlalu terik yang bertujuan untuk mengurangi penguapan. Penyemprotan sebaiknya tidak dilakukan pada saat musim hujan, dikarenakan pupuk dapat terbawa air hujan sehingga tidak diserap oleh tanaman. Sebaiknya penyemprotan dilakukan di bagian bawah daun karena stomata lebih banyak berada di bagian bawah daun. Kelebihan menerapkan pupuk daun adalah respon tanaman yang sangat cepat karena dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman Lingga, 2007. Faktor yang mempengaruhi efektivitas pemupukan adalah faktor cuaca dan suhu. Cuaca yang buruk seperti hujan berkepanjangan akan berpengaruh pada efektivitas penyerapan pupuk, sedangkan suhu udara panas menyebabkan daun terbakar karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun meningkat Kelpitna, 2009.

D. Penelitian yang Relevan