Uji Asumsi Tehnik Analisis dan Uji Hipotesis

e. Mengambil kesimpulan berdasarkan kriteia pengujian diatas.

3.4.3 Uji Asumsi

Klasik Persamaan regresi tersebut diatas harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator , artinya pengambilan keputusan melalui uji t dan uji F tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar. Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar dalam regresi linier berganda yaitu : tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas. a. Autokorelasi Dapat didefinisikan sebagai korelasi antar data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau antara space untuk data cross section. Keberadaan autokorelasi dapat di tes dengan menghitung nilai Durbin Watson d tes dengan rumus sebagai berikut Gujarati, 1995 : 215 : d = keterangan : d = nilai Durbin Watson Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. el = residual pada waktu ke t-1 satu periode sebelumnya N = banyaknya data Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva dibawah ini Gambar 3.1 : statistic d Durbin Watson Daerah Daerah Ada keraguan keraguan Ada autokorelasi autokorelasi positif Tidak ada negatif autokorelasi positif d1 du 4-du 4-d1 4 Sumber : Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zain, penerbit Erlangga, Jakarta hal 216. b. Multikolinieritas Persamaan regresi linier berganda diatas diasumsikan tidak terjadi pengaruh antar variabel bebas. Apabila ternyata ada pengaruh linier antar variabel bebas, maka asumsi tersebt tidak berlaku lagi terjadi bias. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat diartikan dengan menghitung VIF Varience Inflation Factor dengan menggunakan rumus sebagai berikut Gujarati, 1995 : 171 : VIF = var β ∑xσ2 VIF menyatakan tingkat “pembengkakan” varians. Apabila VIF lebih besar dari 10, hal ini berarti terdapat multikolinieritas pada persamaan regresi linier. c. Heteroskedastisitas Homoskedastisitas varian sama merupakan fenomena dimana pada nilai variabel independen tertentu masing-masing kesalahan ei mempunyai nilai varian yang sama besar sebesar σ², jika model yang diperoleh ternyata tidak memenuhi asumsi atau fenomena tersebut maka dalam model tersebut terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas ini mengakibatkan nilai-nilai estimator koefisien regresi dari model tersebut tidak efisien meskipun estimator tersebut tidak bias dan konsisten. Pengujian terhadap adanya fenomena heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan spearman’s Rank Corelation test. Pengujian adanya fenomena heteroskedastisitas ini akan didasarkan pada hipotesis berikut ini Gujarati, 1995 : 188 : r s = 1-6 1 2 2   N N d i Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. keterangan : di = perbedaaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke i N = banyaknya data r s = koefisien korelasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia BEI

Pada 9 Mei 2006, ketua BAPEPAM, Fuad Rahmani menyampaikan pandangannya bahwa proses merger BES-BEJ sebagaimana telah dicanangkan sebelumnya tetap berlangsung. Pada kesempatan rapat-rapat di BAPEPAM dan LK pada tanggal 1 Juni 2006, 2 Juni 2006, 21 September 2006 dan 24 November 2006 telah dibahas berbagai isu penting mengenai persiapan penggabungan BES- BEJ. Pada akhir November 2006 kajian merger BES baru selesai dan akhirnya diterima direksi BES. Pada tanggal 6 Desember 2006, BES menyelenggarakan RUPSLB dengan agenda rapat meminta persetujuan atas Rencana Kerja Anggaran Tahunan RKAT dan persetujuan prinsip merger BES-BEJ. Dalam putusan pemberian persetujuan prinsip kepada direksi diminta agar penggabungan memperhatikan 3 hal yakni bahwa kepentingan karyawan tidak boleh dirugikan, penyelesaian UBH dan kepentingan pemegang saham harus optimal. Proses merger dilakukan lebih intens dengan diadakannya pertemuan regular di BAPEPAM dan LK yang dimulai pada tanggal 14 Desember 2006 untuk membahas persetujuan prinsip penggabungan BES-BEJ. Dalam pertemuan yang diadakan pada tanggal 20 Desember 2006 dihadiri direksi BES-BEJ telah dibahas beberapa isu penting terkait dengan rencana merger serta pembentukan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.