jauh, biaya emisi yang terkait dalam penjualan saham biasa melebihi biaya yang terjadi ketika menjual utang, yang selanjutnya mendorong perusahaan yang
tumbuh dengan pesat untuk lebih mengandalkan diri pada utang. Dalam penelitian ini, variabel tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah
pertumbuhan asset. Pertumbuhan asset merupakan perubahan peningkatan atau penurunan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan asset
dihitung sebagai prosentase perubahan asset pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya Badui: 2002 dalam Saidi 2004.
Dengan demikian perusahaan yang tingkat pertumbuhannya cepat lebih banyak menggunakan hutang sehingga memperbesar struktur modal, sedangkan
perusahaan yang pertumbuhannya lambat lebih sedikit menggunakan hutang sehingga memperkecil struktur modal, karena tingkat pertumbuhan mempunyai
hubungan yang positif terhadap struktur modal. Secara matematik dirumuskan sebagai berikut:
100
1 1
x TA
TA TA
TA
t t
t
Saidi, 2004
2.2.6.3. Profitabilitas
Profitabilitas dalam periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan
lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang. Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menyarankan bahwa manajer lebih
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
senang menggunakan pembiayaan dari pertama, laba ditahan, kemudian utang, dan terakhir penjualan saham baru. Meskipun secara toritis sumber modal
biayanya paling murah adalah utang kemudian , saham preferen dan yang paling mahal adalah saham biasa serta laba ditahan. Pertimbangan lain adalah bahwa
direct cost untuk pembiayaan eksternal lebih tinggi dibandingkan dengn pembiayaan eksternal. Selanjutnya penjualan saham baru justru merupakan signal
negatif karena pasar menintrespestasikan perusahaan dalam keadaan kesulitan likuiditas.
Menurut Lukas 2003:274, pada umumnya perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil karena tingkat
keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang
tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan. Dalam penelitian ini, variabel profitabilitas yang digunakan adalah Net
Profit Margin. Net Profit Margin merupakan laba bersih setelah pajak dibanding dengan penjualan Riyanto, 1995:37.
Semakin tinggi tingkat pengembalian yang dimiliki oleh perusahaan, maka akan semakin rendah struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga
profitabilitas mempunyai hubungan yang negatif dengan struktur modal. Secara matematik dirumuskan sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
100 pajak
sesudah bersih
Laba Margin
Profit Net
x Penjualan
Riyanto, 2001 : 37
2.2.6.4. Struktur Kepemilikan