Penelitian Terdahulu KERANGKA PIKIR

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang analisis faktor- faktor yang mempengaruhi struktur modal. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Saidi dalam jurnal bisnis dan ekonomi, Vol. 11, No. 1, Maret 2004 dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang go public di BEJ tahun 1997-2002”. Masalah yang diteliti yakni menganalisa pengaruh ukuran perusahaan X1, risiko bisnis X2, pertumbuhan asset X3, profitabilitas X4, dan struktur kepemilikan X5 terhadap struktur modal. Dengan menggunakan analisis statistik metode regresi linier berganda dengan tingkat signifikan 5 hasil penelitian tersebut adalah bahwa secara simultan ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aktiva, profitabilitas, dan struktur kepemilikan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan secara parsial hanya dari risiko bisnis terhadap struktur modal yang tidak signifikan. Penelitian lainnya pernah dilakukan oleh Mozes Tomasila 2009 dengan judul “ Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara simultan faktor-faktor struktur modal yang terdiri dari ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, dan struktur kepemilikan secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 9 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Ukuran perusahaan, dan pertumbuhn berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal perusahaan. Secara parsial variabel profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal perusahaan. Dan secara parsial variabel struktur kepemilikan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal perusahaan.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Modal

Masalah modal dalam sebuah perusahaan merupakan persoalan yangn tak akan berakhir , mengingat bahwa masalah modal itu mengandung begitu banyak dan berbagai rupa aspek. Tersedianya modal yang memadai bagi perusahaan akan mendorong kelancaran usahanya. Hal ini berarti bahwa kebutuhan modal bagi setiap perusahaan adalah sangatlah penting, karena modal merupakan salah satu faktor produksi. Dan apabila suatu perusahaan tidak didukung oleh tersedianya faktor produksi modal tersebut, maka perusahaan tidak dapat berjalan dengan lancar dalam menjalankan kegiatan usahanya. Menurut Riyanto 1995 : 17 mengemukakan bahwa pengertian modal menurut pandangan klasik diartikan secara fisik, yaitu hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut, dan dalam perkembangan selanjutnya ternyata pengertian modal mulai bersifat non fisik, dimana antara lain pengertian modal ditekankan pada nilai, daya beli, atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Munawir 1997 : 19 pengertian modal diartikan sebagai hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal atau modal saham, surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya. Dari beberapa pengertian modal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa modal adalah suatu kekayaan yang ditekankan pada nilai, daya beli, atau kekuasaaan memakai atau menggunakan, berada di neraca sebelah kredit dan diinvestasikan dalam barang-barang modal yang berada di neraca sebelah debet serta digunakan untuk menghasilkan kekayaan selanjutnya.

2.2.2 Jenis - Jenis Modal

1. Modal asing Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang, yang pada saat jatuh tempo harus dibayar kembali. Modal asing atau hutang dapat digolomgkan menjadi tiga, yaitu : a. Modal asing atau hutang jangka pendek short-term debt adalah hutang yang jangka waktunya pendek, yaitu kurang dari satu tahun. Adapun jenis- jenis daripada modal asing hutang atau kredit jangka pendek yang terutama adalah kredit rekening koran, kredit dari penjual, kredit dari pembeli, dan kredit wesel. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Modal asing atau hutang jangka menengah intermediate-term debt adalah b. hutang yang jangka waktunya antara satu tahun sampai sepuluh tahun. Bentuk-bentuk utama dari kredit jangka menengah yaitu term loan dan leasing. c. Modal asing atau hutang jangka panjang long-term debt adalah hutang yang jangka waktunya panjang, umumny lebih dari sepuluh tahun. Adapun jenis atau bentuk-bentuk utama dari hutang jangka panjang adalah pinjaman obligasi bond payables dan pinjaman hipotik mortgage. 2. Modal sendiri Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan tertanam di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu, modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya. Modal sendiri selain berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam perusahaan sendiri, yaitu modal yang dihasilkan atau dibentuk sendiri dalam perusahaan. Modal sendiri di dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas PT terdiri atas : a. Modal saham Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu PT. Adapun jenis-jenis saham adalah saham biasa, saham preferen, dan saham kumulatif. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Cadangan Cadangan yang dimaksud adalah sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh perusahaan selama beberapa kurun waktu yang lampau dari tahun yang berjalan reserve that are surplus. Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri adalah cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs, dan cadangan untuk menampung hal- hal yang tidak terduga sebelumnya cadangan umum. c. Laba ditahan Keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Perusahaan yang belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang ditahan retained earning, Riyanto 1995 : 224-227.

2.2.3 Sumber-sumber Penawaran Modal

Menurut beberapa ahli, sumber-sumber penawaran modal dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut : Menurut Riyanto 1995 : 209 berdasarkan asalnya, sumber penawaran modal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Sumber intern internal sources Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan. Sumber intern atau sumber Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dana yang dibentuk dalam perusahaan adalah keuntungan yang ditahan retained net profit dan penyusutan depretiation. 2. Sumber eksternal external sources Modal yang berasal dari sumber eksternal adalah modal atau dana yang berasal dari luar perusahaan. Dana yang berasal dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. 3. Suplier, Bank, dan Pasar Modal sebagai Sumber Exter Utama a Suplier Suplier memberikan dana kepada suatu perusahaan di dalam bentuk penjualan barang secara kredit, baik untuk jangka pendek kurang dari 1 tahun , maupun untuk jangka menengah lebih dari 1 tahundan kurang dari 10 tahun . Penjualan kredit atau barang dengan jangka waktu pembyaran kurang dari 1 tahun banyak terjadi pada penjualan baranng dagangan dan baha mentah oleh suplier kepada langganan. b Bank-bank Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit di samping pemberian jasa-jasa lain di bidang keuangan. Kredit yang diberikan oleh Bank dapat dalam bentuknya kredit jangkla pendek ,menengah dan jangka panjang. c Pasar Modal Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pasar Modal capital Market adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yag saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal investor di satu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang di lain pihak, atau denga kata lain bertemunya penawaran dan permintaan dana jangak menengah atau jangka panjang. Ditinjau dari cara terjadinya, sumber penawaran modal dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Tabungan dari subyek-subyek ekonomi. 2. Penciptaan atau kreasi uang atau kredit dari bank-bank. 3. Intensifikasi penggunaan uang Riyanto, 1995 : 222. Jika dilihat dari posisi pemilik modal dalam perusahaan, maka sumber penawaran modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Sumber modal pemilik Sumber modal pemilik adalah sumber modal yang penyerahannya dimaksudkan untuk tidak ditarik kembali. Oleh karena itu, investasinya dinamakan investasi permanen. 2. Sumber modal kreditur Sumber modal kreditur adalah sumber modal yang penyerahannya untuk jangka waktu tertentu, jangka waktu yang terbatas dan untuk peiode Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tertentu saja. Penanamannya dinamakan penanaman sementara, dikatakan sementara karena kreditur akan menarik kembali investasinya bila jangka waktunya sudah tiba.

2.2.4 Pengertian struktur

modal dan struktur keuangan Dalam pembahasan mengenai struktur modal maka yang menjadi pusat perhatian utama adalah penggunaan modal berdasarkan jenisnya, karena persoalan struktur modal adalah persoalan penentuan komposisi antara modal asing yang berupa hutang jangka panjang dan modal sendiri. Akan tetapi struktur modal mempunyai hubungan dengan struktur keuangan atau struktur finansial. Hal ini disebabkam karena struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Struktur modal dapat diukur berdasarkan pada pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Riyanto 1995 : 22 struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Sedangkan Struktur Finansiil, mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai , dengan demikian struktur finansiil tercemin pada keseluruhan pasiva dalam neraca. Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, kalu keputusan investasi dan kebijakan diividen dipegang konstan. Dengan kata lain, seandainya perusahaan mengganti sebagian modal sendiri Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dengan utang atau sebaliknya apakah harga saham akn berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya, Dr. Suad Husnan, Mba 1996:299. Dan menurut Sartono 2001 : 225 struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham saham preferen, dan saham biasa. Sementara itu, struktur keuangan adaalah perimbangan antara total hutang dengan modal sendiri. Dengan kata lain, struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan struktur modal adalah bagian dari struktur keuangan dimana mencerminkan perimbangan hutang jangka menengah dengan modal sendiri.

2.2.5 Pengukuran struktur

modal Struktur modal dapat diukur berdasarkan pada pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Riyanto 1995 : 22 struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Dan menurut Sartono 2001 : 225 struktur modal ditunjukan oleh perimbangan antara jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sesuai dengan pengertian yang diuraikan diatas, maka pengukuran struktur modal pada penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan rasio utang terhadap ekuitas atau DER Debt to Equity Ratio yaitu antara total hutang dengan total equity. Sawir 2005 : 13

2.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi stuktur modal

Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Agar dapat menentukan komposisi struktur modal yang optimal maka manajemen keuangan perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal sebelum menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan struktur modal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan, dimana beberapa penulis memberikan pendapat yang berbeda. Menurut Sartono, 2001:248 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah tingkat penjualan, sruktur asset, tingkat pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, variabel laba dan perlindungan pajak, skala perusahaan, kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro. Sedangkan menurut Riyanto 1995:297, faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah tingkat bunga, stabilitas dari earning, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen dan besarnya suatu perusahaan. Sedangkan menurut Mc Cue dan Ozcan 1992 dalam Saidi 2004 struktur modal dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu struktur aktiva, tingkat pertumbuhan aktiva, profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perusahaan, pajak, struktur kepemilikan, sistem pembayaran dari konsumen dan kondisi pasar. Menurut Weston dan Brigham 2006:39 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.

2.2.6.1. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini maksudnya adalah logaritma dari total aktiva perusahaan pada satu periode tahun tertentu Saidi, 2004. Perusahaaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula. Sartono, 2001 : 249 . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Suatu perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar sangat luas dan setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengawasan dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil di mana sahamnya hanya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya pengawasan pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, maka pada perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil Riyanto, 1995:299. Dalam penelitian ini, variabel ukuran perusahaan yang digunakan adalah logaritma dari total aktiva perusahaan pada satu periode tahun tertentu Saidi, 2004.

2.2.6.2. Tingkat Pertumbuhan

Menurut Sartono 2001:248, semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Menurut Brigham dan Houston 2006:43, perusahaan yang tumbuh dengan cepat harus lebih banyak mengandalkan diri pada modal eksternal. Lebih Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. jauh, biaya emisi yang terkait dalam penjualan saham biasa melebihi biaya yang terjadi ketika menjual utang, yang selanjutnya mendorong perusahaan yang tumbuh dengan pesat untuk lebih mengandalkan diri pada utang. Dalam penelitian ini, variabel tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah pertumbuhan asset. Pertumbuhan asset merupakan perubahan peningkatan atau penurunan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan asset dihitung sebagai prosentase perubahan asset pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya Badui: 2002 dalam Saidi 2004. Dengan demikian perusahaan yang tingkat pertumbuhannya cepat lebih banyak menggunakan hutang sehingga memperbesar struktur modal, sedangkan perusahaan yang pertumbuhannya lambat lebih sedikit menggunakan hutang sehingga memperkecil struktur modal, karena tingkat pertumbuhan mempunyai hubungan yang positif terhadap struktur modal. Secara matematik dirumuskan sebagai berikut: 100 1 1 x TA TA TA TA t t t      Saidi, 2004

2.2.6.3. Profitabilitas

Profitabilitas dalam periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang. Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menyarankan bahwa manajer lebih Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. senang menggunakan pembiayaan dari pertama, laba ditahan, kemudian utang, dan terakhir penjualan saham baru. Meskipun secara toritis sumber modal biayanya paling murah adalah utang kemudian , saham preferen dan yang paling mahal adalah saham biasa serta laba ditahan. Pertimbangan lain adalah bahwa direct cost untuk pembiayaan eksternal lebih tinggi dibandingkan dengn pembiayaan eksternal. Selanjutnya penjualan saham baru justru merupakan signal negatif karena pasar menintrespestasikan perusahaan dalam keadaan kesulitan likuiditas. Menurut Lukas 2003:274, pada umumnya perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Dalam penelitian ini, variabel profitabilitas yang digunakan adalah Net Profit Margin. Net Profit Margin merupakan laba bersih setelah pajak dibanding dengan penjualan Riyanto, 1995:37. Semakin tinggi tingkat pengembalian yang dimiliki oleh perusahaan, maka akan semakin rendah struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga profitabilitas mempunyai hubungan yang negatif dengan struktur modal. Secara matematik dirumuskan sebagai berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 100 pajak sesudah bersih Laba Margin Profit Net x Penjualan  Riyanto, 2001 : 37

2.2.6.4. Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan ownership structure adalah struktur kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam insiders dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor Jahera dan Aurburn, 1996 dalam Saidi 2004. Semakin banyak manajer yang mempunyai saham dalam perusahaan, maka semakin tinggi hutang perusahaan. Sehingga struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Secara matematik dirumuskan sebagai berikut: Struktur Kepemilikan = Persentase saham milik manajemen Saidi,2004 Persentase saham milk investor

2.2.6.5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Suatu perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar sangat luas dan setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengawasan dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil di mana sahamnya hanya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pengawasan pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, maka pada perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil Riyanto, 1995:299. Perusahaan yang besar biasanya lebih berani dalam memiliki hutang yang tinggi dan mempunyai intensif untuk memiliki proyek yang lebih berisiko daripada yang aman. Ini karena perusahaan dengan kewajiban hutang tetap menikmati sisi baik, tapi disisi buruknya perusahaan tidak sepenuhnya biasa membayar kembali hutangnya jika hasil investasi buruk. Sehingga ukuran perusahaan mempunyai hubungan yang positif terhadap struktur modal perusahaan.

2.2.6.6. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal

Pertumbuhan bagi suatu perusahaan merupakan suatu yang harus dimaksimalkan. Bila pertumbuhan perusahaan meningkat maka pangsa pasar dan keuntungan perusahaan meningkat pula. Untuk memperluas pangsa pasar atau ekspansi perusahaan selanjutnya maka memerlukan modal dalam jumlah yang besar. Apabila modal atau dana yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi maka perusahaan harus mencari tambahan dana untuk keperluan tersebut. Hal ini juga dapat dilihat dari pendapat yang dikemukakan oleh Weston dan Brigham 1986:475 yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal. Biaya pengambangan pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi dibanding pada emisi obligasi. Dengan demikian, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang obligasi dibanding perusahaan yang lambat pertumbuhannya. Menurut Sartono 2001:248, semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Menurut Lukas 2003:274, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada umumnya lebih tergantung pada modal dari luar perusahaan. Pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah, kebutuhan modal baru relatif kecil sehingga dapat dipenuhi dari laba ditahan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi cenderung menggunakan hutang yang lebih besar daripada perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah. Dengan demikian perusahaan yang tingkat pertumbuhannya cepat lebih banyak menggunakan hutang sehingga memperbesar struktur modal, sedangkan perusahaan yang pertumbuhannya lambat lebih sedikit menggunakan hutang sehingga memperkecil struktur modal, karena tingkat pertumbuhan mempunyai hubungan yang positif terhadap struktur modal. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.6.7. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Pada umumnya profitabilitas dilihat dari angka laba, hal demikian berarti dari jangka pendek. Sedangkan untuk jangka panjang yang dipertimbangkan adalah net profit margin. Profitabilitas dari sudut manajemen menyangkut efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva seperti yang tercatat dalam neraca. Efektivitas dinilai dengan menghubungkan laba bersih yang didefinisikan dengan berbagai cara terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Mengenai hal ini, Weston dan Brigham 1986:475 menyatakan pendapatnya bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, umumnya menggunakan hutang dalam jumlah relatif sedikit. Hal ini disebabkan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk melakukan permodalan dengan sisa laba ditahan saja. Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Pada umumnya perusahaan dengan tingkat pengembalian yang naik atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Menurut Lukas 2003:274, pada umumnya perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Semakin tinggi tingkat pengembalian yang dimiliki oleh perusahaan, maka akan semakin rendah struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga profitabilitas mempunyai hubungan yang negatif dengan struktur modal perusahaan.

2.2.6.8. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Struktur Modal

Struktur kepemilikan ownership structure adalah struktur kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam insiders dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor Jahera dan Aurburn, 1996 dalam Saidi 2004. Semakin banyak manajer yang mempunyai saham dalam perusahaan, maka semakin tinggi hutang perusahaan. Sehingga struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Pemegang saham mayoritas mempunyai kemampuan untuk melakukan monitoring terhadap keputusan manajemen perusahaan Brailsford, Oliver dan Pua, 1999 dalam Titik Indrawati dan Suhendro 2006 dan memiliki hak suara yang lebih kuat dibandingkan dengan pemegang saham publik. Oleh karena itu, pemegang saham mayoritas bisa menguasai dan mengawasi dewan komisaris, di mana salah satu fungsinya adalah mengawasi dewan direksi secara langsung. Sementara itu pemegang saham publik secara individu tidak mempunyai suara signifikan untuk mempengaruhi manajemen atau menempatkan perwakilannya pada dewan komisaris. Kecuali apabila terjadi koalisi antara pemegang saham Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. publik satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan hak suara yang signifikan, namun koalisi ini akan membutuhkan biaya penggalangan koalisi. Oleh karena itu, koalisi hanya akan terjadi apabila keuntungan yang timbul akan lebih besar daripada biaya koalisi Ariyanto, 2002 dalam Titik Indrawati dan Suhendro 2006. Penelitian Brailsford, Oliver dan Pua 1999 dalam Titik Indrawati dan Suhendro 2006 mendapatkan hasil bahwa struktur kepemilikan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Penelitian Saidi 2004 dalam Titik Indrawati dan Suhendro 2006 mengemukakan bahwa semakin banyak manajer yang mempunyai saham dalam perusahaan, maka semakin tinggi hutang perusahaan. Struktur kepemilikan akan mengurangi agency problem, apabila banyak pemegang saham yang menjadi manajer perusahaan maka agency problem akan rendah, perusahaan akan memilih berhutang untuk mengembangkan perusahaannya. Penelitian Saidi 2004 dalam Titik Indrawati dan Suhendro 2006 mendapatkan hasil bahwa struktur kepemilikan berpengaruh positif yang signifikan terhadap struktur modal.

2.2.6.9. Pengaruh Ukuran Perusahaan , Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas, dan struktur

Kepemilikan Terhadap Struktur Modal Perusahaan yang besar biasanya lebih berani dalam memiliki hutang yang tinggi dan mempunyai intensif untuk memiliki proyek yang lebih berisiko daripada yang aman. Ini karena perusahaan dengan kewajiban hutang tetap menikmati sisi baik, tapi disisi buruknya perusahaan tidak sepenuhnya biasa membayar kembali hutangnya jika hasil investasi buruk. Menurut Sartono Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2001:248, semakin besar ukuran suatu perusahaan semakin cepat pula pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Yang akan berpengaruh pada tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi yang juga merupakan indikasi bahwa perusahaan akan lebih banyak mempunyai retained earning sekaligus juga membutuhkan dana lebih banyak untuk mendukung pertumbuhannya. . Besarnya laba ditahan yang besar mengakibatkan semakin banyaknya investor yang berkeinginan untuk menanamkan modal pada suatu perusahaan. Akibatnya semakin banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modal dan semakin manajer yang mempunyai saham dalam perusahaan, maka semakin tinggi hutang perusahaan. Sehingga ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan , profitabilitas , dan struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3 KERANGKA PIKIR

Uji Statistik Regresi Linear Berganda

2.4 HIPOTESIS