Adam mematahkan tangan Alam dengan tangan kosong

Penggalan Scene 2

4.2.2. Adam mematahkan tangan Alam dengan tangan kosong

Level Realitas :  Penampilan Kostum dan Make up : Alam menggunakan kaos dan celana jeans dan make up terlihat dengan keringat di sekucur tubuh dan bekas luka yang ada dikepala, muka, dan tangannya Adam terlihat rapi, gagah dan terlihat dingin tanpa ekspresi dengan kostum baju kemeja lengan panjang berwarna putihnya yang selalu dikancing kerah lehernya, serta celana panjang kain berwarna coklat dan memakai sepatu vantovel hitam.  Setting : Ruang tamu, terlihat pertikaian maya dengan Alam lalu alam menghampirinya untuk membantu Maya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Level Representasi :  Camera : Medium Close Up Pengambilan gambar ini, ingin menunjukkan kegagahan dan kekuatan adam dengan mematahkan tangan Alam dengan tangan kosong dan sekali pukulan  Lighting lighting yang digunakan lighting tungsten yang menimbulkan efek warna kuning kemerahan sehingga menampilkan cahaya yang kuning, namun pada scene ini terlihat terang sebab di ruang tamu banyak bantuan lampu-lampu dinding, dan meja serta lampu ruang tamu Level Ideologi :  Dialog : Adam : Sekarang berani…… Alam : Gue tusuk lo….gue tusuk lo…bergemetar,ketakutan Adjie : Lam….Alam….berteriak Alam : Anjing………sambil teriak kesakitan Analisis : Dari scene ini terlihat sekali bahwa sosok Adam sangat kuat ,serta tidak terkalahkan, sampai-sampai Alam diberikan pisau untuk melawan Adam, dengan ekspresi ketakutan, Alam mau menusuk Adam, namun Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dengan mudah ditepis oleh Adam, dan tangan Alam dipatahkan dengan satu kali pukulan. Dalam kamus bahasa Indonesia, kekerasan diartikan sebagai sifat atau hal yang keras, kekuatan dan paksaan. Sedangkan paksaan berarti tekanan, desakan yang keras. Jadi kekerasan berarti membawa kekuatan, paksaan dan tekanan. Poerwadarminta,1999:102. Pengambilan gambar secara Medium pada scene ini, ingin menunjukkan kegagahan dan kekuatan adam dengan mematahkan tangan Alam dengan tangan kosong dengan sekali pukulan, dapat dimaknai ketegasan yang ingin disampaikan karakter yang diperankan oleh Adam. Setting pada scene ini sutradara ingin menunjukkan sedang terjadi kekerasan pada ruangan tersebut, dari penampilan darah yang terdapat pada lantai dan pintu. Pada scene ini juga terdapat kekerasan Psikologis yaitu kekerasan yang menimbulkan ketakutan, terlihat ekspresi Alam ketika Adam menendang pisau dilantai untuk diberikan kepada Alam untuk melawannya, namun Alam terlihat sangat ketakutan sampai tangannya bergemetar dan tidak bisa menusukkan pisau ketubuh Adam Kekerasan yang dilakukan scene diatas tergolong kedalam kekerasan fisik, yaitu kekerasan dengan cara memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau dengan alatsenjata tajam, menganiaya, membunuh. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pada dialog di scene ini juga terjadi kekerasan verbal yaitu berupa umpatan “Anjing”. Umpatan anjing adalah umpatan yang sering diucapkan orang-orang yang tentu saja tidak bisa menguasai dirinya. Ia meluapkan emosinya, ia membela dirinya, ia merasa dengan menganjing-menganjingi orang atau sesuatu hatinya akan lega, sesuatu hati yang membara pun akan redam. Jadi kata-kata tersebut cenderung tabu untuk diucapkan dan dikategorikan tidak pantas diucapkan dalam film. http:id.wikipedia.org Penggalan Scene 3 4.2.3. Tangan Astrid ditusuk oleh adam Level Realitas :  Penampilan kostum dan make up : Astrid menggunakan baju hamil berwarna putih, make up terlihat pucat, dengan ekspresi ketakutan sambil menangis. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Setting : Kamar tamu tempat adjie dan astrid beristirahat,terlihat adam sedang mengejar astrid Level Repreaentasi :  Camera : Close Up teknik pengambilan gambar sutradara ingin menampilkan mempertontonkan bagaimana tangan Astrid ketika ditusuk oleh Adam  Lighting : Lighting yang digunakan lighting tungsten blonde 2000w yang menampilkan cahaya yang kuning, pada scene ini terlihat terang sebab sutradara inginn menampilkan ekspresi Astrid.  Musik sound : Menggunakan instrument yang menakutkan bernuansa horror, dan mengagetkan, sehingga dapat menimbulkan kengerian dan kehisterisan penonton pada adegan adam menusuk tangan Astrid ini. Level Ideologi :  Dialog : Astrid : jik……. Astrid : Adjie……. Astrid : hwa………….menangis dan berteriak kesakitan karena tangannya ditusuk dengan Adam Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Analisis : Pada adegan ini Asrtrid sedang berusaha meloloskan diri dari serangan Adam, Adam terus mengikutinya sampai Astrid masuk kekamar, dan Astrid merobohkan lemari yang ada didekat pintu sebagai penghalang pintu sehingga Adam tidak bisa masuk ke kamar. Scene ini sangat mengejutkan sekali, ketika Adam sudah berhenti berusaha membuka pintu kamar Astrid, Astrid mengira Adam sudah pergi, lalu Astrid berusaha memanggil adjie untuk meminta pertolongan dari balik pintu, namun karena kecerdikan Adam, Adam dengan menggunakan indera pendengarannya dibalik pintu kamar, ia dapat mengetahui posisi dari tubuh Astrid, lalu Adam dengan mudahnya menusukkan pisaunya pada tangan astrid dari balik pintu, Astridpun menagis dan menjerit ketika ia menarik tangannya hingga terlepas dari jeratan pisau Adam. Teknik pengambilan gambar secara close up pada scene ini , bertujuan ingin menampilkan mempertontonkan bagaimana tangan Astrid ketika ditusuk oleh Adam dan sampai terlepas dari jeratan pisau, pada scene ini dapat dimaknai ketegasan dalam peran yang diperankan oleh Adam dan pesan sadis yang ingin disampaikan dalam penggalan scene ini Lighting pencahayaan pada scene ini dibuat terang, sebab sutradara ingin menampilkan ekspresi Astrid dan proses ketika tangan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Astrid ditusuk, sehingga dengan bantuan lighting dapat mendukung kedetailan gambar. Setting pada scene ini tidak terlalu tampak jelas sebab pengambilan gambar secara close up to close up, hanya terlihat penimbulan penggunaan efek darah pada tangan Astrid Sound efek pada scene ini sangat mengejutkan karena volume yang tinggi ketika Adam menusukkan pisau menambah ketegangan bagi penonton, sehingga mewakili terjadinya tindak kekerasan yang berkesan menegangkan pada adegan Adam menusukkan pisau dari balik pintu ke tangan Astrid Kekerasan yang dilakukan scene diatas tergolong kedalam kekerasan fisik, yaitu kekerasan dengan cara memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau dengan alatsenjata tajam, menganiaya, membunuh. Pada adegan ini ada unsur kekerasan psikologis, sebab ancaman dari Adam membuat Astrid ketakutan, walaupun ancaman tersebut tidak dengan kata-kata, namun yang ditampilkan ekspresi Adam sungguh sangat dingin dan mengerikan, sehingga membuat Astrid ketakutan, dan dari ketakutannya Astrid walaupun keadaan hamil, ia dapat merobohkan lemari yang terdapat di kamar sebagai penghalang di pintu kamarnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penggalan Scene 4 4.2.4. Kepala Alam dipenggal dengan mesin gergaji oleh Arman Level Realitas :  Penampilan kostum dan make up : Alam menggunakan kaos dan celana jeans dan make up terlihat dengan keringat di sekucur tubuh dan bekas luka yang ada dikepala, muka, dan tangannya Arman berpenampilan layaknya tukang jagal daging dipasartukang jagal dengan peralatan pisau yang ada di bajunya, bertubuh gendut dan memakai kacamata.  Setting : Tempat pengeksekusian korban, terdapat kotak tumpukan gabus serta beberapa senjata tajam yang digantungkan pada dinding Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Level Representasi :  Camera : Close Up teknik pengambilan gambar ini menciptakan ketegangan dan menambah kengerian, karena gambar terlihat sangat detail, seperti percikan darah hingga mengenai lensa camera dalam adegan scene ini.  Lighting : Lighting yang digunakan lighting tungsten blonde 2000w yang menampilkan cahaya yang kuning, sehingga terlihat tidak terang dan tidak terlihat gelap juga, menampilkan kesunyian.  Musik sound : Menggunakan Lagu keroncong dari Mantra yang berjudul Cinta Matiku Analisis : Pada adegan scene ini sangat menegangkan ketika mesin gergaji dihidupkan oleh Arman dan berjalan perlahan-lahan menuju Alam, Alam sempat berontak namun ia tidak berdaya, lalu kepala Alam dipenggal hingga putus dan jatuh ke lantai, kemudian tubuh Alam dipotong-potong dengan gergaji tersebut lalu dipotong-potong lagi lebih kecil dengan pisau belati Arman. Ladya yang melihat langsung dari bolongan kecil yang terdapat di pintu juga berteriak secara histeris sambil mengangis. Pada adegan ini terlihat dari penampilan Arman yang penuh dari percikan darah hingga wajah dan tubuh Arman terselimuti darah pada saat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Arman memotong organ tubuh Alam dengan mesin pemotong gergaji, scene ini terlihat sangat sadis dan kebrutalan yang ingin ditampilkan oleh sutradara. Pengambilan gambar secara close up menambah ketegangan dari penonton, yaitu bertujuan agar proses pemenggalan kepala Alam terlihat secara detail pada gambar, hingga percikan darah mengenai lensa camera. Pada pengambilan gambar dapat dimaknai bahwa Arman tidak mempunyai hati nurani atau rasa kemanusiaan, ia seorang pembunuh berdarah dingin seperti seseorang yang sakit jiwa. Pada setting tempat pengeksekusian korban juga demikian hampir seluruh ruangan yang berukuran persegi panjang dari lantai, meja dan tirai plastik itu tertutupi oleh darah dari percikan organ tubuh Alam. Pada setting dapat dimaknai pesan sadis dan kebrutalan yang ingin disampaikan oleh sutradara dalam scene ini. Ketika Ladya menangis dan ketakutan disitu terjadi kekerasan psikologis, yaitu kekerasan yang dengan cara membentak, menyumpah, mengancam, merendahkan, memerintah, melecehkan, menguntit, dan memata-matai, atau tindakan-tindakan lain yang menimbulkan rasa takut termasuk yang diarahkan kepada orang-orang dekat korban, misalnya keluarga, anak, suami, istri, teman atau orang tua Pengambilan musik pun pada adegan ini juga menyertai kekerasan, sebab lirik pada reff lagu ini yaitu “Jantungmu Untukku” dan di ulang beberapa kali. Lagu ini menjadi soundtrack pada film rumah dara, lagu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang beraliran keroncong ini di ciptakan oleh Mantra yang berjudul “Cinta Matiku Kekerasan yang dilakukan scene diatas tergolong kedalam kekerasan fisik, yaitu kekerasan dengan cara memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau dengan alatsenjata tajam, menganiaya, membunuh. Penggalan Scene 5 4.2.5. Leher Jimmy dipatahkan oleh Adam Level Realitas :  Penampilan kostum dan make up : Jimmy menggunakan kemeja layaknya seorang eksekutif muda, Make up terlihat pucat dan ada bekas luka memar dipipinya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Setting : Suasana malam hari Di hutan depan rumah ibu dara, hujan yang sangat deras. Level Representasi :  Camera : Medium shot teknik pengambilan gambar ini memberikan informasi setelah kepala Jimmy dipatahkan lalu jimmy mati tersungkur kebawah  Lighting : Lighting pada secene ini terlihat gelap karena malam hari dan lokasi dihutan.  Musik sound : Menggunakan sound horror berbunyi string dan terdengar suara sambaran petir dengan bunyi rintikan hujan serta bunyi seperti detak jantung, sehingga meningkatkan ketegangan Analisis : Jimmy hendak mencari dan menolong Ladya yang terjebak sendirian didalam hutan, lalu jimmy berhasil menemukan Ladya dan bergegas menolong Ladya, setelah itu nasib malang jimmy, ia ditusuk dengan pedang samurai oleh Adam, jimmy masih kuat, ia hendak menghambat adam dengan merangkulinya dari belakang agar ladya pergi dan meloloskan diri dari jeratan Adam, namun adam membanting jimmy Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lalu mematahkan leher Jimmy, Jimmy terjatuh tersungkur dan mati di hutan. Pada saat Adam menusuk punngung Jimmy dengan pedang samurai terlihat pedang tersebut tembus pada perut Jimmy dan darah yang berkucuran pada perut Jimmy menambah kengerian pada scene ini, dan pada saat adegan Adam mematahkan leher Jimmy juga sangat terlihat mengerikan sebab ketika leher Jimmy patah, seakan-akan seperti nyata, dan tidak dibuat-buat. Adegan ini yang mewakili tindak kekerasan pada scene ini. Teknik pengambilan gambar Medium shot pada scene ini bertujuan ingin memberikan informasi setelah kepala Jimmy dipatahkan lalu jimmy mati tersungkur kebawah Setting pada scene ini sangat menakutkan, karena pencahayaan yang terlihat gelap pencahayaan disini hanya difokuskan pada pemain saja dan dengan bantuan sound efek yang berbunyi seperti sambaran petir dengan bunyi rintikan hujan serta bunyi seperti detak jantung, sehingga menambahkan ketegangan pada scene ini. Pada scene ini tidak terdapat dialog yang di analisis karena dialog disini hanya memanggil nama dari masing-masing pemain, di scene ini Jimmy eko dan Ladya hanya bermain ekspresi Kekerasan yang dilakukan scene diatas tergolong kedalam kekerasan fisik, yaitu kekerasan dengan cara memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh, menginjak, melukai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dengan tangan kosong atau dengan alatsenjata tajam, menganiaya, membunuh. Penggalan Scene 6 4.2.6. Adjie memukul dan mencekik ibu Dara Level Realitas :  Penampilan Kostum dan make up : Adjie menggunakan kemeja berwarna coklat, celana hitam. Make up adjie terlihat berkeringat dan ada bekas luka dibahu dan dimukannya. Dara menggunakan baju short dress berwarna putih dan mantel berwarna merah dan rambut menggunakan sanggul, menuansakan pakaian jaman dahulu penampilan jaman dahulu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Setting : Ruang tempat pengeksekusian bayi, terlihat banyak organ-organ tubuh bayi yang ditaruh pada toples yang berukuran besar pada dinding ruangan tersebut Level Representasi :  Camera : Over shoulder teknik pengambilan gambar ini memberikan informasi antara pertikaian adjie dengan ibu dara dalam satu shot sebab gambar di ambil dari belakang bahu, sehingga terlihat dua orang dalam satu shot secara continuitas.  Lighting : Pencahayaan di scene ini terlihat gelap, pencahayaan hanya difokuskan pada Adje dan ibu Dara saja  Musik sound : Menggunakan sound horror, sehingga meningkatkan ketegangan Analisis Adjie sudah putus asa ketika melihat istrinya Astrid meninggal di bunuh ibu dara, lalu ia meluapkan kemarahannya dengan mendorong ibu dara hingga terjatuh, lalu memukulinya kemudian mencekiknya, namun ibu dara tidak terlihat kesakitan sama sekali, lalu ibu dara berhasil Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. membalikkan serangan dari adjie, lalu ibu dara juga membalas dengan mencekik Adjie. Teknik pengambilan Over Shoulder pada scene ini bertujuan ingin memberikan informasi antara pertikaian adjie dengan ibu dara dalam satu shot sebab gambar di ambil dari belakang bahu, sehingga terlihat dua orang dalam satu shot secara continuitas. Pencahayaan pada scene ini terlihat gelap, cahaya hanya difokuskan pada Adjie, dan ibu Dara, karena ingin menampilkan ekspresi kedua pemain. Pada scene ini terlihat sekali karakter Dara sosok wanita yang sangat kuat, dan orang yang kuat memang benar dapat melakukan sesuatu hal yang di inginkannya, Dalam kamus bahasa Indonesia, kekerasan diartikan sebagai sifat atau hal yang keras, kekuatan dan paksaan. Sedangkan paksaan berarti tekanan, desakan yang keras. Jadi kekerasan berarti membawa kekuatan, paksaan dan tekanan. Poerwadarminta,1999:102. Pada dialog di scene ini juga terjadi kekerasan verbal yaitu berupa umpatan “Anjing lo” yang diucapkan oleh Adjie. Umpatan anjing adalah umpatan yang sering diucapkan orang-orang yang tentu saja tidak bisa menguasai dirinya. Ia meluapkan emosinya, ia membela dirinya, ia merasa dengan menganjing-menganjingi orang atau sesuatu hatinya akan lega, sesuatu hati yang membara pun akan redam. Jadi kata-kata tersebut cenderung tabu untuk diucapkan dan dikategorikan tidak pantas diucapkan dalam film. http:id.wikipedia.org Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kekerasan yang dilakukan scene diatas tergolong kedalam kekerasan fisik, yaitu kekerasan dengan cara memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau dengan alatsenjata tajam, menganiaya, membunuh. Penggalan Scene 7 : 4.2.7. Taufik di bacok lehernya dengan pisau oleh Arman Level Realitas :  Penampilan kostum dan make up : Taufik menggunakan rompi yang bertuliskan polisi yang ada di pungungnya, lalu menggunakan Pistol. Make up terlihat darah yang berceceran dari lehernya  Setting : Lorong kamar, terdapat lampu dinding kuno dan meja serta lemari antik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Level Representasi :  Camera : Over shoulder teknik pengambilan gambar ini memberikan informasi antara dialog dua orang dalam satu shot.  Lighting : Lighting yang digunakan lighting tungsten blonde 2000w yang menampilkan cahaya yang kuning, sehingga terlihat tidak terang dan tidak terlihat gelap juga, menampilkan kesunyian rumah kuno. Level Ideologi :  Dialog : Taufik : Bapak tidak apa-apa…?? Pak….pak…… Pak ayanaon bapak….. Astaghfirlo… Analisis : Taufik yang berprofesi sebagai polisi mengecek terjadinya kejanggalan pada lantai atas rumah dara, lalu ia kebingungan dan ketakutan ketika melihat Arman yang tidak menoleh ketika Taufik memanggilnya, namun setelah Taufik mengahampirinya, Arman menoleh, setelah melihat Arman yang mukanya berlumuran darah serta matanya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang tertancap pensil itu, taufik sangat ketakutan sekali, lalu dibacoklah leher taufik dengan pisau oleh arman. Pada adegan Arman membacok leher Taufik dengan pisau, terlihat darah yang berkucuran sangat deras pada leher taufik hingga mengenai baju Taufik, dan ketika Taufik menembak kepala Arman, terlihat percikan darah yang mengenai lensa kamera, pada adegan inilah yang mewakili tindak kekerasan pada scene ini Teknik pengambilan gambar Over shoulder bertujuan ingin memberikan informasi antara dialog dua orang dalam satu shot secara continueitas Pada setting lorong kamar scene ini terlihat pernak-pernik perabotan kuno, seperti lampu dinding kuno dan terdapat lemari antik, pada setting dapat dimaknai rumah tersebut rumah kuno, sebab dalam segi cerita ibu dara dapat hidup abadi dan diperkirakan lebih dari 100 tahun yang lalu. Dalam segi dialog, ada perkataan yang diucapkan oleh taufik “aya naon” yang artinya “Ada Apa?” yaitu bahasa khas dari sunda, ini melambangkan taufik berasal dari sunda, dan orang sunda mempunyai karakter orangnya yang ramah dan halus dalam berkata, oleh karena itu karakter taufik disini ditampilkan sangat baik, dan dengan mudah arman membacoknya. Dan taufik juga mengucapkan “Astaghfirullah” yang artinya Istighfar adalah memohon ampunan kepada Allah dan mohon maaf Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dari dosa supaya terbebas dari siksaan baik dengan cara tidak dicela maupun disiksa secara langsung, atau setelah adanya pengakuan antara seorang hamba dengan tuhannya. Terlihat sekali pada scene ini, yaitu bahwa polisi pun, Arman dan keluarganya tidak takut, ia malah membunuh taufik dengan membacok lehernya dan juga terlihat dari segi cerita keluarga Rumah Dara mempunyai aturan sendiri, dan ia tidak mau terkalahkan dengan orang lain, ini adalah bentuk dari ciri dari kekerasan. Kekerasan yang dilakukan scene diatas tergolong kedalam kekerasan fisik, yaitu kekerasan dengan cara memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau dengan alatsenjata tajam, menganiaya, membunuh. ` Penggalan Scene 8 4.2.8. Adam membacok tangan petrus hingga putus Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Level Realitas :  Penampilan kostum dan make up : Adam terlihat berlumuran darah di sekujur tubuhnya  Setting : Suasana gelap di ruang tamu, sebab aliran listrik dimatikan oleh Adam Level Representasi :  Camera : Medium shot teknik pengambilan gambar ini memberikan informasi antara pertikaian Adam dengan Petrus dalam satu shot  Lighting : Pada scene ini terlihat gelap, sebab Adam melakukan aksinya supaya tidak terlihat oleh bapak polisi  Musik sound : Terdengar instrument seperti detakan jantung, dan suara jeritan dari Aming Level Ideologi Dialog :  Syarief : taufik sony…sony…kebingungan  Maya : pak Polisi..  Sony : eh si mbak….kenapa lampunya mati mbak??  Syarief : Sony,,,,taufik……sony……taufik…kebingungan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Syarief : Anjing…pada kemana sih????sony….taufik……  Syarief : taufik…hei….jangan bergerak…..marah  Aming : aduh kang…aduh kang,,,,ketakutan  Petrus : son….fik…..kebingungan  Aming : aduh kang,,,aduh kang,,,,  Petrus : lo diam aje diblakang gua….kebingungan  Aming : iye gue diem…..  Petrus : ayo maju..  Aming : aduh kang 2x…..iye akang mangga duluan  Petrus : fik,,,,taufik…..sambil menjerit ketakutan  Petrus : son…lu dimana son  Petrus : menjerit….son kenapa lo son…..  Syarief : woi…berhenti,,,,,  Syarief : anjing…………..  Syarief : petrus….Anjing….. Analisis : Ketika Adam mematikan aliran listirk, Maya menghampiri Sony dan tanpa basa-basi maya menusuk perut sony dengan pisau, lalu Adam langsung lari lewat tangga dan ia membacok Taufik yang sedang sekarat hingga mati, lalu syarief memergokinya namun Adam berhasil meloloskan diri dari serangan senjata api milik Syarief, gara-gara Petrus ketakutan ia dengan tidak sengaja menembak tangan sony, sony berusaha keluar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ruangan dan Adam menghampiri Petrus lalu membacok tangannya hingga putus, Petrus menjerit kesakitan, lalu Adam membacok pada bagian dada petrus, hingga Petrus mati. Adam terlihat menakutkan sekali pada scene ini ketika ia membacok tangan petrus dengan clurit kecilnya itu, darah bermuncratan kebajunya hingga kebagian mukanya, dan sampai seluruh anggota tubuh Adam berlumuran darah. Dari penggalan scene ini sangat terlihat sadis, tidak mengenal belas kasihan, kejam, buas, ganas, kasar; dan sepertinya memang pesan sadis yang ingin ditampilkan pada adegan ini dalam film rumah dara. Dan juga terlihat sekali kekuatan yang dimiliki Adam, ketika Adam terkena tembak oleh syarief, ia tidak apa-apa dan ia masih kuat untuk melarikan diri dari serangan syarief. Teknik pengambilan gambar medium shot bertujuan ingin memberikan informasi antara pertikaian Adam dengan Petrus dalam satu shot Setting pada scene ini terlihat hampir seluruh lantai pada ruang tamu yang berukuran besar tersebut tergenang oleh darah. Sound efek pada scene ini menggunakan bunyi seperti denyutan detak jantung,serta bunyi tembakan sehingga menambah ketegangan dan mewakili gambar pada adegan scene ini Dari segi pencahayaan terlihat gelap, karena Adam mematikan aliran listrik rumahnya agar ia dapat melakukan aksinya. Dan dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. suasana gelap menambah ketegangan yang ditampilkan pada scene ini, sebab adegan yang gelap dapat meningkatkan ketegangan bagi penonton. Pada dialog juga terdapat kekerasan Verbal yaitu berupa umpatan “Anjing” dan umpatan itu sering sekali dilontarkan oleh Syarief. Umpatan anjing adalah umpatan yang sering diucapkan orang-orang yang tentu saja tidak bisa menguasai dirinya. Ia meluapkan emosinya, ia membela dirinya, ia merasa dengan menganjing-menganjingi orang atau sesuatu hatinya akan lega, sesuatu hati yang membara pun akan redam. Jadi kata-kata tersebut cenderung tabu untuk diucapkan dan dikategorikan tidak pantas diucapkan dalam film. http:id.wikipedia.org Kekerasan yang dilakukan scene diatas tergolong kedalam kekerasan fisik, yaitu kekerasan dengan cara memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau dengan alatsenjata tajam, menganiaya, membunuh. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penggalan Scene 9 4.2.9. Dara menginjak mata Aming dengan High heels sepatu Level Realitas  Penampilan kostum dan make up : Aming memakai baju kaos oblong yang lengan bajunya dipotong, yang menandakan Aming adalah anak jalanan yang diringkus oleh polisi. Make up aming banyak berlumuran darah dimukanya, dan sampai wajah aming tidak terlihat dengan lumuran darah tersebut.  Setting : Suasana Ruang tamu yang dibanjiri darah pada lantainya Level Representasi :  Camera : Close Up Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. teknik pengambilan gambar ini menciptakan ketegangan dan menambah kengerian, karena gambar terlihat sangat detail, seperti percikan darah hingga mengenai lensa camera dalam adegan scene ini.  Lighting : Pencahayaan adegan ini di buat terang namun warna tetap agak kekuningan sebab menggunakan lighting tungsten, seperti warna lampu dop karena disesuaikan dengan futuristik rumah kuno Level Ideologi :  Dialog : Amin : pak syarief….syarief….. Aming : Mak… : tolong mak…mak….. Analisis : Pada scene ini terlihat Aming yang sedang ketakutan ia tetap berdiam diri dan tidak berdaya dibawah mayat Petrus, dan sambil meminta tolong pada ibu dara dengan make up seluruh badannya terselimuti darah. Pengambilan gambar pada scene ini, memperlihatkan adegan yang sadis yaitu kekejaman, kebuasan, keganasan, kekasaran, yang diperankan oleh ibu Dara dalam film ini. Dan dengan teknik pengambilan gambar secara close up, dapat menambah ketegangan dan kengerian, pada adegan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ini, karena gambar terlihat sangat detail, sehingga percikan darah sampai terlihat pada gambar. Pada segi Dialog juga terdapat kekerasan psikologis, sebab aming begitu ketakutan sampai bergemetaran meminta tolong pada ibu dara agar tidak dibunuh. Kekerasan yang dilakukan scene diatas tergolong kedalam kekerasan fisik, yaitu kekerasan dengan cara memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau dengan alatsenjata tajam, menganiaya, membunuh. Penggalan Scene 10 4.2.10. Syarief menembak maya pas di dahi kepalanya Level Realitas :  Penampilan kostum dan make up : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Syarief berpenampilan layaknya seorang polisi, ia menggunakan jaket kulit berwarna hitam, dengan kumis dan senjata yang diikatkan pada ikat pinggang sebelah kanan  Setting : Halaman rumah dara terlihat pertikaian maya dengan sony, dengan suasana hujan deras di halaman tersebut Level Representasi :  Camera : Long Shot Teknik pengambilan gambar ini memberikan informasi tentang mengenai pertikaian sony, maya dan syarief, dan teknik pengambilan gambar ini juga memberikan informasi tentang suasana di sekitar scene ini.  Lighting : Lighting pada secene ini terlihat gelap, karena suasana malam hari, pencahayaan pada scene ini hanya di fokuskan pada syarief dan maya. ` Level Ideologi :  Dialog :  Syarief : ayo son….cepat son…Anjing…. Syarief : son……. Syarief : dimana sih,,,,,dengan ekspresi marah mencari senjata Syarief : heh Bajingan…… Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Analisis : Pada scene ini Sony berusaha keluar rumah lalu Syarief juga keluar dari rumah berusaha mencari senjata yang ada pada dalam mobil, Maya keluar mengikuti Sony, lalu maya lompat kepunggung sony hingga sony terjatuh, kemudian Maya dengan ekspresi kesal dan marah menusuk- nusuk Sony dengan pisau berkali-kali hingga sony mati, akhirnya Syarief menemukan senjatanya lalu tanpa basa-basi ia menembak maya pada bagian kepalanya. Dari karakter yang dimainkan oleh syarief sangat terlihat sekali sosok seorang polisi yang keras dan tegas. Karena luapan emosinya melihat anggotanya dibantai secara sadis oleh anggota keluarga rumah dara, tanpa ragu-ragu syarief langsung menembak maya pas di dahinya. Hal ini yang memicu tindak kekerasan. Teknik pengambilan gambar Long shot bertujuan ingin memberikan informasi tentang mengenai pertikaian sony, maya dan syarief, dan teknik pengambilan gambar ini juga memberikan informasi tentang suasana di sekitar scene ini. Lighting pada secene ini terlihat gelap, karena suasana malam hari, pencahayaan pada scene ini hanya di fokuskan pada syarief dan maya. Pada segi setting pertikaian dihalaman rumah serta hujan yang deras pada scene ini dapat dimaknai menambah ketegangan sebab dengan bantuan sound efek bunyi hujan yang deras dan dialog sound suara yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dibuat berteriak-teriak akan menambah bumbu ketegangan pada klimak scene ini. Ketika syarief keluar rumah, lagi-lagi kekerasan verbal terjadi, karena kesal anak buahnya semuanya dibantai habis-habisan oleh keluarga dara ia melontarkan kata umpatan “Anjing” Umpatan anjing adalah umpatan yang sering diucapkan orang-orang yang tentu saja tidak bisa menguasai dirinya. Ia meluapkan emosinya, ia membela dirinya, ia merasa dengan menganjing-menganjingi orang atau sesuatu hatinya akan lega, sesuatu hati yang membara pun akan redam. Jadi kata-kata tersebut cenderung tabu untuk diucapkan dan dikategorikan tidak pantas diucapkan dalam film. http:id.wikipedia.org Pada adegan syarief menodongkan senjata apinya kepada maya. Juga terjadi kekerasan verbal, yaitu syarief mengucapkan “Heh..Bajingan” yang mempunyai arti penjahat, pencopet, kurang ajar kata makian. Kekerasan yang dilakukan scene diatas tergolong kedalam kekerasan fisik, yaitu kekerasan dengan cara memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau dengan alatsenjata tajam, menganiaya, membunuh. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penggalan Scene 11 4.2.11. Dara memukul syarief dengan senjata api milik syarief hingga mati Level Realitas  Penampilan kostum dan make up : Terlihat penggunaan make up darah yang bercucuran pada wajah syarief dan muka yang memar, karena pukulan dari senjata yang dilakukan Dara.  Setting : Suasana Halaman rumah dara yag di guyur oleh hujan Level Representasi  Camera : Close up teknik pengambilan gambar ini menciptakan ketegangan dan menambah kengerian, karena gambar terlihat sangat detail, seperti percikan darahkucuran darah dalam adegan scene ini. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Lighting : Lighting pada secene ini terlihat gelap, karena suasana malam hari di halaman rumah, pencahayaan pada scene ini hanya di fokuskan pada syarief.  Musik sound : Sound efek yang digunakan pada adegan ini yaitu bunyi hantaman serta bunyi penging yang bergema yang terdengar oleh kuping syarief ketika dipukul oleh senjata dengan dara, hal ini yang mewakili terjadinya tindak kekerasan berupa fisik Analisis : Ibu Dara bergegas keluar ke halaman rumah karena mendengar jeritan dari Maya dan bunyi tembakan senjata api Syarief, Syarief berusaha menembak ibu Dara, namun tak satu pelurupun mengenai tubuh ibu Dara, kemudian ibu Dara melemparkan pisau yang terdapat di halaman rumah, lalu Syarief pun terjatuh, kemudian ibu Dara memukul Syarief dengan senjata api milik Syarief , Syarief tidak berdaya hanya bisa menerima pukulan dari ibu Dara hingga Syarief mati. Pada adegan syarief dipukul dengan senjata oleh ibu Dara, terlihat darah bermuncratan dari mulut dan pada bagian kepala Syarief, hingga wajah Syarief terlihat hancur dan pada bagian muka berlumuran darah, pada adegan ini yang mewakili tindakan kekerasan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pada teknik pengambilan gambar close up adegan ini, terlihat ekspresi syarief yang tidak bisa berkutik dan hanya menerima pukulan dari dara hingga syarief terbunuh, dengan percikan dan kucuran darah yang terlihat, yang hanya ingin menciptakan ketegangan dalam adegan atau scene ini. Teknik pengambilan gambar ini ingin menonjolkan akibat yang terjadi karena kekerasan fisik melalui penonjolan luka-luka dan darah yang mengucur pada wajah. Sound efek yang digunakan pada adegan ini yaitu bunyi hantaman serta bunyi penging yang bergema yang terdengar oleh kuping syarief ketika dipukul oleh senjata dengan dara, sehingga menambah aksi dari scene ini terlihat tegang Kekerasan yang dilakukan scene diatas tergolong kedalam kekerasan fisik, yaitu kekerasan dengan cara memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau dengan alatsenjata tajam, menganiaya, membunuh. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penggalan Scene 12 4.2.12. Adjie dengan bantuan ladya memenggal kepala Adam dengan clurit milik adam Level Realitas  Penampilan kostum dan make up : Penampilan ladya sangat kacau, terlihat dari rambut yang acak- acakan serta wajah dan seluruh tubuhnya ada bekas darah, adjie juka terlihat demikian dan Adam seluruh tubuhnya terkena bekas luka bakar sampai matanya hilang satu, dari segi penampilan dan make up sudah mewakili tindak kekerasan.  Setting : Lorong kamar dekat tangga, pencahayaan terlihat remang-remang. Sehingga dapat membuat kesan yang mengerikan. Level Representasi  Camera : Close up Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. teknik pengambilan gambar ini ingin memperlihatkan proses pemenggalan kepala Adam hingga putus, sehingga gambar terlihat detail dan jelas.  Lighting : lighting yang digunakan lighting tungsten blonde 2000w sehingga menampilkan cahaya yang kuning, sehingga terlihat tidak terang dan tidak terlihat gelap juga, dan ingin menampilkan ke klasikan rumah sehingga menciptakan suasana sunyi, senyap, menakutkan.  Musik sound : Terdengar suara jeritan dari masing-masing ketiga pemain Analisis : Pada adegan ini sangat menegangkan, ketika Adam terbakar dan tiba-tiba bangkit lagi mengagetkan adjie, ladya, dan eko. Pada adegan ini terlihat luapan amarah yang ditampilkan dari Adam dengan tubuh yang terbakar dan matanya tinggal satu sehingga membuat kesan yang sangat sadis dan kuat yang diperankan oleh adam. Namun adam dapat dilumpuhkan oleh ladya dengan menusukkan tusuk konde pada bagian kemaluannya, sehingga dengan bantuan adjie mereka berhasil memenggal kepala Adam, kesan pada saat adjie dan ladya memenggal kepala Adam, yaitu membuat kesan kebrutalan yang terjadi akibat kemarahan yang tak terbendung oleh adjie dan ladya ketika melihat teman-temannya di bunuh termasuk istri adjie yang dibunuh hingga mati pada pelukan adjie sendiri. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Adegan ini terlihat sangat sadis, ketika Ladya memegang kepala Adam dan Adjie berusaha menekan clurit pada leher Adam hingga terputus , terlihat pada gambar darah bermuncratan, kemudian pada saat kepala Adam putus terlihat darah bermuncratan pada leher Adam yang tanpa kepala itu. Pada teknik pengambilan gambar close up adegan ini, terlihat ekspresi ladya dan adjie terlihat marah, dengan percikan dan kucuran darah yang terlihat sampai pada gambar kepala adam putus. Scene ini bermaksud ingin menciptakan kesadisan dalam adegan scene ini. Teknik pengambilan gambar ini ingin menonjolkan akibat yang terjadi karena kekerasan fisik melalui penonjolan luka-luka dan darah yang mengucur pada wajah. Pencahayaan dibuat tidak terang dan tidak terlihat gelap juga, dan ingin menampilkan ke klasikan rumah sehingga menciptakan suasana sunyi, senyap, menakutkan. Pada segi setting Lorong kamar dekat tangga, pencahayaan terlihat remang-remang. Sehingga dapat membuat kesan yang mengerikan. Kekerasan yang dilakukan scene diatas tergolong kedalam kekerasan fisik, yaitu kekerasan dengan cara memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau dengan alatsenjata tajam, menganiaya, membunuh. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penggalan Scene 13 4.2.13. Perkelahian Ladya, adjie dengan ibu Dara Level Realitas  Penampilan kostum dan make up : Terlihat banyak sekali penggunaan efek darah pada ladya, adjie dan dara, hampir seluruh tubuh dan pakaiam terselimuti darah  Setting : Suasana ruang keluarga yang banyak berserakan mayat dan lantainya hampir keseluruhan tergenang darah Level Representasi  Camera : Medium shot teknik pengambilan gambar ini memberikan informasi antara pertikaian adjie, ladya dengan dara dalam satu shot  Lighting : lighting yang digunakan lighting tungsten blonde 2000w yang menampilkan cahaya yang kuning, sehingga terlihat tidak terang dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tidak terlihat gelap juga, dan ingin menampilkan ke klasikan rumah sehingga menciptakan suasana sunyi, senyap, menakutkan.  Musik sound : Sound efek yang digunakan bernuansa horor menggunakan bunyi string Level Ideologi  Dialog : Dara : Liat semua ini, liat apa yang telah kalian lakukan, mana bayi itu?? Ladya : Gak…lo g bakalan sentuh dia, kenapa lo nglakuin semua ini??, kenapa lo gak ngelepasin kita semua….sambil menangis Dara : Mereka menginginkan kalian semua, karena mau hidup lebih lama, kamu sudah mencobanya..Enakkan…. Analisis : Shot gambar diatas menggambarkan adegan pada saat ibu Dara ingin membunuh Ladya, namun Adjie berusaha menolong Ladya, ladya dengan bantuan adjie akhirnya berhasil melumpuhkan dara, namun adjie sudah tidak bisa diselamatkan lagi karena ia sempat terkena senjata mesin gergaji dara pada bahunya ketika berusaha menolong ladya, ladya sempat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menyesal karena sebelumnya belum sempat memaafkan kakaknya tersebut atas kematian orang tuanya. Dengan pengambilan gambar Medium shot pada scene ini, penonton sudah mendapatkan informasi atau gambaran mengenai kekerasan yang dilakukan oleh dara, ladya dan adjie Pengambilan setting pada scene ini juga secara tidak langsung memperlihatkan suasana akibat dari kekerasan, dengan genangan darah diseluruh lantai pada ruangan tersebut serta meja panjang yang berukuran persegi panjang itu bersimbah darah dan terdapat potongan organ tubuh dari Eko, serta dilantai terlihat mayat yang berserakan. Sound efek yang ditampilkan juga sangat menyeramkan alunan music string yang mencekam yang syarat dengan sound efek horror, dapat membuat penonton ketakutan dan menciptakan kengerian untuk melihat adegan ini Pada dialog yang diucapkan oleh dara juga sangat menyeramkan dengan lantunan suara yang direndahkan serta pengucapan kata secara perlahan-lahan menambah kengerian tersendiri dalam karakter yang dimainkan sarefa Danish itu. Kekerasan yang dilakukan scene diatas tergolong kedalam kekerasan fisik, yaitu kekerasan dengan cara memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau dengan alatsenjata tajam, menganiaya, membunuh. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kekerasan Psikologis Penggalan Scene 14 4.2.14. Astrid memohon ketika Dara mengambil paksa anaknya Level Realitas  Penampilan kostum make up : Astrid menggunakan baju hamil berwarna putih, make up terlihat pucat, dengan ekspresi ketakutan sambil menangis, baju terlihat banyak bekas darah  Setting : Didepan Kamar tamu tempat adjie dan astrid beristirahat, terlihat dara membawa bayi astrid Level Representasi :  Camera :Over Shoulder Shot teknik pengambilan gambar ini memberikan informasi antara dialog ibu Dara dan Astrid dalam satu shot sebab gambar di ambil dari Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. belakang bahu, sehingga terlihat dua orang dalam satu shot secara continuitas.  Lighting : Lighting yang digunakan lighting tungsten blonde 2000w yang menampilkan cahaya yang kuning, sehingga terlihat tidak terang dan tidak terlihat gelap juga, dan ingin menampilkan ke klasikan rumah sehingga menciptakan suasana sunyi, senyap, menakutkan Level Ideologi  Dialog : Astrid : Berhenti……..sambil teriak dan menangis Dara : saya bisa memahami kesakitan yang kamu rasakan, se orang ibu yang harus kehilangan bayinya, sebelum diberi nama, saya sudah berikan kalian kesempatan, liat suami kamu, tolong dia, mungkin kalian berdua bisa keluar darisini, hidup lebih lama, jika kamu memilih bayi ini, saya berjanji kalian berdua akan berakhir juga hari ini, bayi ini bukan milik kalian lagi.. Analisis : Dari shot diatas terlihat sekali pada gambar ekspresi astrid sedang menangis, tertekan dan memohon pada ibu dara untuk mengembalikan bayinya, dan dara sendiri terlihat sangat dingin tanpa ekspresi dengan kata- Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kata mengancam kepada astrid kalau tidak mau memberikan bayinya adjie dan astrid akan dibunuh, namun dengan pengorbanan Astrid sebagai seorang ibu ia tetap berjuang dan berusaha untuk mendapatkan bayinya, walaupun dengan keadaan fisik yang lemah karena habis melahirkan Astrid berjalan sambil merangkak untuk mengejar ibu Dara. Teknik pengambilan gambar secara Over shoulder bertujuan ingin memberikan informasi antara dialog ibu Dara dan Astrid dalam satu shot sebab gambar di ambil dari belakang bahu, sehingga terlihat dua orang dalam satu shot secara continuitas atau berkesinambungan. Lighting yang digunakan lighting tungsten blonde 2000w yang menampilkan cahaya yang kuning, sehingga terlihat tidak terang dan tidak terlihat gelap juga, dan ingin menampilkan ke klasikan rumah sehingga menciptakan suasana sunyi, senyap, menakutkan Setting pada scene ini tidak terlihat jelas, karena pencahayaan hanya difokuskan pada kedua pemain yang bertujuan menampilkan ekspresi masing-masing pemain. Pada diaolog terlihat ibu dara sedang melakukan tindak kekerasan psikologis kepada astrid dengan cara mengancam dan menyumpah seperti dialog yang dikatakan ibu dara yaitu : “saya bisa memahami kesakitan yang kamu rasakan, se orang ibu yang harus kehilangan bayinya, sebelum diberi nama, saya sudah berikan kalian kesempatan, liat suami Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kamu, tolong dia, mungkin kalian berdua bisa keluar darisini, hidup lebih lama, jika kamu memilih bayi ini, saya berjanji kalian berdua akan berakhir juga hari ini, bayi ini bukan milik kalian lagi..” kekerasan ini termasuk pada kekerasan psikologis yaitu kekerasan yang dengan cara membentak, menyumpah, mengancam, merendahkan, memerintah, melecehkan, menguntit, dan memata-matai, atau tindakan- tindakan lain yang menimbulkan rasa takut termasuk yang diarahkan kepada orang-orang dekat korban, misalnya keluarga, anak, suami, istri, teman atau orang tua Kekerasan Seksual Penggalan Scene 15 4.2.15. Arman mencoba menjilati dan mencium bagian tubuh ladya namun ladya berhasil meloloskan diri Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Level Realitas  Penampilan kostum dan make up : Arman berpenampilan layaknya tukang jagal daging dipasartukang jagal, bertubuh gendut dan memakai kacamata. Pada baju arman terdapat banyak bekas darah dan dikantong bajunya terdapat berbagai macam pisau Ladya menggunakan jaket jumper berwarna ungu, dan celana jeans, make up terlihat pada wajah banyak keringat dan rambut yang acak-acakan  Setting : Tempat pengeksekusian korban, terlihat banyak terdapat senjata- senjata tajam Level Representasi  Camera : Close up teknik pengambilan gambar ini bertujuan memberikan informasi bagaimana arman yang sedang menjilati wajah Ladya  Lighting : lighting yang digunakan lighting tungsten blonde 2000w namun walaupun menampilkan cahaya kuning pada scene ini ter lihat terang, sebab sutradara ingin menampilkan ekspresi kedua pemain  Musik sound : Terdengar suara jeritan eko dan jimmy Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Analisis : Pada scene ini, Ladya dibawa secara paksa dari tempat penyekapan, dengan kondisi tangan yang diikat, Ladya diseret secara paksa oleh Arman dan dibawa ketempat pengeksekusian korban, dengan menggunakan cara yang kasar Arman mengikat tubuh Ladya kembali pada meja tempat pengeksekusian korban yang sebelumnya telah ditempati untuk membunuh Alam, kemudian karena Ladya menjerit secara histeris Arman memberikan plester pada bagian mulutnya, kemudian Arman meninggalkan Ladya diruangan tersebut sejenak, karena mendengar kegaduhan dari suara Jimmy dan Eko pada ruang sebelah, pada kesempatan itu digunakan secara baik oleh Ladya, karena tubuh Ladya yang langsing, ia berusaha menarik tanganya dari jeratam tali sampai berhasil, namun ketika Arman telah kembali, Ladya berpura-pura diam dan tidak memperlihatkan tangan sebelah kanannya itu yang sebetulnya telah terlepas dari jeratan tali tersebut. Lalu Arman menatap Ladya, kemudian karena melihat kecantikan Ladya ia membuka plester yang ada pada mulut Ladya, kemudian Arman memulai aksinya menjilat pipi dan mencium Ladya. Pada shot close up diatas terlihat sutradara ingin menampilkan adegan ketika arman menjilati dan menciumi Ladya. Tampak ekspresi Arman yang telah melakukan kekerasan seksual kepada ladya, karena sifatnya paksaan. Dengan tanpa diaolog namun terlihat sekali ekspresi arman yang penuh nafsu ketika melihat kecantikan ladya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Namun pada akhirnya arman tidak berhasil melampiaskan nafsunya itu, sebab ladya berhasil meloloskan diri dengan menggigit lidah arman dan menusuk perut arman dengan pisau yang ada disaku baju Arman. Pada adegan ini timbul kekerasan fisik yang di akibatkan dari kekerasan seksual yang dilakukan arman terhadap ladya, kejadian ini pasti kerap terjadi pada kehidupan nyata, karena luapan emosi yang dirasakan korban terhadap kejahatan yang dilakukan sipelaku. Lighting yang digunakan lighting tungsten blonde 2000w namun walaupun menampilkan cahaya kuning pada scene ini ter lihat terang, sebab sutradara ingin menampilkan ekspresi kedua pemain. Pada segi setting tempat pengeksekusian korban, terlihat banyak terdapat senjata-senjata tajam, dan tumpukan kotak gabus yang berisi potongan daging manusia. Perlakuan Arman terhadap Ladya pada scene ini tergolong kedalam kategori kekerasan seksual, Ladya disini dipaksa melakukan aktivitas seksual yang tidak dikehendakinya, dalam konteks scene ini, Ladya diikat dengan tali tubuhnya dan tangannya sehingga tidak berdaya agar menurut untuk melakukan aktivitas seksual. Kekerasan Seksual adalah kekerasan yang mengarah ajakandesakan seksual seperti menyentuh, meraba, mencium, dan atau melakukan tindakan-tindakan lain yang tidak dikehendaki korban, memaksa korban menonton produk pornografi, gurauan-gurauan seksual yang tidak dikehendaki korban, ucapan-ucapan merendahkan dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. melecehkan dengan mengarah pada aspek jenis kelaminseks korban memaksa hubungan-hubungan seks tanpa persetujuan korban, memaksa melakukan aktivitas-aktivitas seksual yang tidak disukai, pornografi, kawin paksa Penggalan Scene 16 4.2.16. Arman memergoki ladya lalu membawanya kekamar untuk melakukan adegan seksual dengan cara paksaan Level Realitas  Penampilan kostum dan make up : Arman berpenampilan layaknya tukang jagal daging dipasartukang jagal, bertubuh gendut dan memakai kacamata. Pada baju arman terdapat banyak bekas darah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Ladya menggunakan kaos tank top silver, dan celana jeans, make up terlihat pada wajah banyak keringat dan rambut yang acak-acakan, dan luka ditangannya.  Setting : Kamar Level Representasi  Camera : Medium Shot Teknik pengambilan gambar ini bertujuan memberikan informasi apa yang akan dilakukan oleh Arman kepada Ladya.  Lighting : lighting yang digunakan lighting tungsten blonde 2000w namun walaupun menampilkan cahaya kuning pada scene ini ter lihat terang, sebab sutradara ingin menampilkan ekspresi kedua pemain  Musik sound : Sound efek yang digunakan bunyi string yang kerap sering digunakan untuk adegan menegangkan. Analisis : Pada scene ini, kedua kalinya Arman berusaha melakukan tindak kekerasan seksual, Karena merasa sebelumnya tidak berhasil melampiaskan nafsunya, ia mencoba kembali, dengan cara paksa yang lebih kejam, ia menutupi wajah Ladya dengan plastik hitam lalu ia Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mendorong ladya sampai kepala Ladya terbentur meja dan ia memotong jalur urat nadi Ladya, agar ladya lemas dan tidak berdaya, pada scene ini memperlihatkan karakter Arman yang sangat jahat dan tidak mempunyai perasaan, ia hanya bisa membunuh lalu memotong daging-daging korban. Namun walaupun keadaan Ladya sangat tidak berdaya, namun ia sangat cerdik, sehingga ia dapat meloloskan diri kembali dari genggaman Arman dengan menusuk mata Arman dengan alat seperti pensil. Pada segi penampilan dan make up, banyak penggunaan efek darah pada bagian mulut Ladya dan tangan sebelah kanannya mengalir darah hingga mengenai sprei ranjang, pada baju Ladya dan Arman juga terlihat demkian, banyak penggunaan efek darah yang melekat pada baju. Teknik pengambilan gambar Medium shot bertujuan memberikan informasi apa yang akan dilakukan oleh Arman kepada Ladya. Pencahayaan pada scene ini terlihat terang, sebab sutradara ingin menampilkan ekspresi secara detail dari kedua pemain Tidak ada penggunaan dialog pada scene ini, hanya bermain ekspresi yang ditampilkan dari kedua pemain. Kekerasan fisik juga banyak terjadi pada scene ini, namun perlakuan Arman pada scene ini lebih tergolong kepada kekerasan seksual, sebab pada scene ini yang ditonjolkan kegiatan seksualitasnya, kekerasan fisiknya itu terjadi karena timba balik dari luapan emosi dari masing- masing pemain. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kekerasan Seksual adalah kekerasan yang mengarah ajakandesakan seksual seperti menyentuh, meraba, mencium, dan atau melakukan tindakan-tindakan lain yang tidak dikehendaki korban, memaksa korban menonton produk pornografi, gurauan-gurauan seksual yang tidak dikehendaki korban, ucapan-ucapan merendahkan dan melecehkan dengan mengarah pada aspek jenis kelaminseks korban memaksa hubungan-hubungan seks tanpa persetujuan korban, memaksa melakukan aktivitas-aktivitas seksual yang tidak disukai, pornografi, kawin paksa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.2. Analisis Keseluruhan