UK- NICE dan Hipertensi

Tabel III. Perbandingan guideline JNC 7 2003 dengan guideline JNC 8 2014, ESHESC 2013, UK-NICE 2011, dan ACCFAHA 2011 Kategori JNC 7 2003 Guideline JNC 8 2014, ESHESC

2013, UK- NICE

2011, dan

ACCFAHA 2011 Ambang batas tekanan darah sebagai permulaan terapi ≥14090mmHg ≥13080mmHg pada pasien dengan diabetes atau penyakit ginjal kronik ≥15090mmHg pada pasien geriatri ≥14090mmHg pada pasien non-geriatri dan pasien dengan penyakit diabetes atau penyakit ginjal kronik First-line therapy Diuretik thiazid Terdapat 3 kelas terapi lini pertama: Calcium Channel Blocker, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors, Angiotensin Receptor Blockers Thiazide yang paling banyak digunakan Hidroklorthiazid Klorthalidon Terapi kombinasi Diutamakan pada hipertensi tahap II ACEI + thiazid Dapat digunakan pada hipertensi tahap I ACEI + CCB ≥ACEI + thiazid hanya JNC 8 yang mengkategorikan usia ≥60 sebagai geriatri, sedangkan pada guideline lain mengkategorikan usia ≥80tahun sebagai geriatri Mann, Zipes, Libby, Bonow, 2014. Mekanisme dari ACE Inhibitor adalah menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II yang diperantarai oleh Angiotensin Converting Enzym. ACEI efektif pada pasien hipertensi dan pada pasien hipertensi dengan komplikasi penyakit ginjal. ACEI tidak menyebabkan hipokalemia atau menyebabkan peningkatan serum glukosa dan lipid Golan, Tashijan, and Armstrong, 2012. Calcium-channel blockers CCB merupakan agen antihipertensi yang poten, dan merupakan terapi esensial pada pasien yang memiliki kenaikan tekanan darah. Kombinasi terapi CCB dengan ACEI meningkatkan profil toleransi CCB secara signifikan Izzo, Sica, and Black, 2008. Angiotensin Receptor Blocker ARB menurunkan tekanan darah pada tingkatan yang sama dengan ACEI, namun tanpa melibatkan efek potensiasi bradikinin Ram, 2014. Terapi non-farmakologi hipertensi dapat dilakukan secara bersamaan dengan terapi farmakologi, dan harus dilakukan selama masa terapi untuk meningkatkan efikasi, mengurangi dosis dan jumlah obat yang digunakan, meminimalisir efek samping, dan meningkatkan kesehatan kardiovaskuler. Terapi non-farmakologi yang dapat dilakukan antara lain: 1. Menurunkan berat badan sesuai dengan Ideal Body Weight IBW: sekitar 60 pasien hipertensi setidaknya memiliki kelebihan berat badan 20 dari IBW. Penurunan berat badan 4-5kg akan menurunkan tekanan darah 75mmHg pada pasien obesitas maupun non obesitas. 2. Menghentikan kebiasaan merokok akan menurunkan vasokonstriksi, aktivitas sistem saraf, level norepinefrin, serta risiko koagulasi. 3. Membatasi konsumsi kafein akan menurunkan vasokonstriksi, dan meningkatkan penyesuaian aorta sentral. 4. Membatasi konsumsi alkohol: mengkonsumsi alkohol setiap hari akan meningkatkan tekanan darah, aldosteron, dan kortisol. 5. Olahraga: kombinasi latihan fisik secara teratur dan terarah akan menaikkan massa otot, dan menurunkan tekanan darah. 6. Perubahan perilaku: stress management, relaksasi, yoga, psikoterapi, dan kesehatan spiritual dapat membantu menurunkan tekanan darah. 7. Menghentikan penggunaan obat yang dapat meningkatkan tekanan darah, seperti obat kontrasepsi oral, NSAIDs, antihistamindekongestan, kortikosteroid, dan antidepresan trisiklik. 8. Diet sodium: penurunan konsumsi garamsodium hingga 2400mghari dapat menurunkan tekanan darah 4-6mmHg sistolik dan 2-3mmHg diastolik. 9. Konsumsi bawang putih, rumput laut, likopen terdapat pada tomat, diuretik alami contoh: semangka, melon, mentimun, dan seledri dapat pula menurunkan tekanan darah Houston, 2011.

B. The Rule of Halves

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden yang berusia 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, D.I.Y. (faktor usia dan merokok).

0 0 2

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY pada tahun 2015 (kajian faktor umur dan jenis kelamin).

0 1 113

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan Body Mass Index (BMI)).

0 1 98

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor umur dan jenis pekerjaan).

0 0 93

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor gaya hidup sehat.

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan penghasilan).

1 3 107

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia, jenis kelamin, bmi, dan risiko kardiovaskular).

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan pengaturan diet).

5 38 107

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, di Yogyakarta (kajian faktor umur dan aktivitas fisik).

0 0 101