7. Menghentikan penggunaan obat yang dapat meningkatkan tekanan darah, seperti obat kontrasepsi oral, NSAIDs, antihistamindekongestan,
kortikosteroid, dan antidepresan trisiklik. 8. Diet sodium: penurunan konsumsi garamsodium hingga 2400mghari
dapat menurunkan tekanan darah 4-6mmHg sistolik dan 2-3mmHg diastolik.
9. Konsumsi bawang putih, rumput laut, likopen terdapat pada tomat, diuretik alami contoh: semangka, melon, mentimun, dan seledri dapat
pula menurunkan tekanan darah Houston, 2011.
B. The Rule of Halves
Banyak penelitian berbasis komunitas di seluruh dunia yang mengemukakan bahwa hipertensi sulit untuk dideteksi dan diobati. The Rule of
Halves juga sering mengemukakan hal yang sama, yakni bahwa semua pasien yang memiliki tekanan darah yang tinggi hanya setengah diantaranya yang
terdeteksi, dan dari semua pasien hipertensi yang terdeteksi, hanya setengah bagian saja yang melakukan terapi, serta hanya setengah bagian dari pasien yang
diterapi melakukan kontrol terhadap tekanan darahnya. The Rule of Halves mendemonstrasikan bahwa masalah utama kasus hipertensi di Sahara, Afrika
memiliki tingkat deteksi yang rendah Mabey, Gill, Parry, Weber, and Whitty, 2013.
The rule of halves pada hipertensi menyatakan bahwa: setengah dari penderita hipertensi tidak sadar bahwa dirinya mengalami hipertensi rule 1,
setengah dari penderita hipertensi tidak melakukan terapi rule 2, dan rule 3 menyatakan bahwa setengah dari penderita hipertensi yang melakukan terapi
tekanan darahnya tidak terkontrol Rao and Daniel, 2014.
C. Faktor Penyebab Hipertensi
Peningkatan risiko hipertensi umumnya bertambah seiring dengan pertambahan usia. Risiko hipertensi meningkat pada kelompok usia diatas 40
tahun, demikian pula kenaikan Body Mass Index juga meningkatkan risiko hipertensi Khosravi, Mehr, Kelishadi, Shirani, Gharipour, Tavassoli et al.,2010.
Jenis kelamin juga mempengaruhi faktor risiko hipertensi. Pada penelitian yang dilakukan di Monastir, Tunisia 2011 responden wanita memiliki prevalensi
hipertensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pria. Prevalensi hipertensi pada wanita adalah 55,5 Hammami, Mehri, Hajem, Kouba, Frih, Kammoun et
al, 2011. Penelitian yang dilakukan di Angola 2013 menunjukkan bahwa usia,
kebiasaan merokok, tingginya BMI, dan rendahnya tingkat pendidikan juga menjadi faktor risiko hipertensi dengan nilai signifikansi p0,01 Pires et al.,
2013. Pada riset yang dilakukan di Indonesia prevalensi hipertensi pada masyarakat yang tidak sekolah memiliki prevalensi hipertensi terbesar yakni
42,0, pada kelompok masyarakat yang tidak lulus sekolah dasar sebesar 34,7, tamat SD sebesar 29,7, tamat SMP sebesar 20,6, tamat SMA sebesar 18,6,
dan tamat D1-D3Perguruan Tinggi sebesar 22,1 Kementerian Kesehatan RI, 2013.
Tingkat pendidikan mempengaruhi dan memiliki hubungan yang erat dengan prevalensi hipertensi, meskipun demikian hal tersebut juga dipengaruhi
oleh perbedaan pola diet dan BMI Elliot and Black, 2007. Tingkat pendidikan, komunikasi dan informasi, kebudayaan, dan pengalaman pribadi seseorang akan
mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Dengan mendapatkan infomasi yang benar, diharapkan kelompok lansia mendapat bekal pengetahuan
yang cukup untuk dapat melaksanakan pola hidup sehat dan dapat menurunkan risiko penyakit degeneratif terutama hipertensi dan penyakit kardiovaskular
Notoatmodjo, 2003.
D. Pengukuran Tekanan Darah