Anatomi dan Fisiologi Hati

6

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Hati

Hati merupakan organ viseral terbesar dalam tubuh manusia yang memiliki berat sekitar 1500 g 3 lbs dan letaknya berada di bawah kerangka iga. Pada kondisi hidup hati bewarna merah tua karena kaya akan persediaan darah Sloane, 2003. Secara keseluruhan hati dilindungi oleh dinding thorax dan letaknya berada di regio hypochondrium kanan dan epigastrum. Hati mempunyai dua facies permukaan, yaitu facies diaphragmatica dan facies visceralis. Facies diaphragmatica terbagi menjadi bagian anterior dan posterior. Letaknya berada di sisi atas, dengan bentuk yang menyesuaikan lengkung diafragma dan memiliki tekstur permukaan halus. Facies visceralis menghadap ke bawah dan ke belakang dengan garis horizontal yang membentang yang dinamakan porta hepatis. Letaknya berbatasan dengan gaster, duodenum, esophagus, flexura coli dextra, ren dextra, dan vesica fellea sehingga memiliki pemukaan yang ireguler Wibowo and Paryana, 2009. Hati terbagi menjadi dua lobus utama yaitu lobus kiri dan lobus kanan. Ukuran lobus kanan lebih besar dari lobus kiri. Lobus kanan dan kiri di permukaan bawah dipisahkan oleh fisura longitudinal, sedangkan lobus kanan dan kiri di permukaan atas dipisahkan oleh ligamen falsiformis Sargent, 2009. Gambar 1 memperlihatkan bahwa struktur lobus hati terdiri dari beberapa bagian. Lobus terdiri atas lempeng-lempeng sel hati. Antar lempeng hati terdapat kapiler- kapiler yang dinamakan sinusoid. Sinusoid merupakan cabang dari antara hepatik dan vena portal. Arteri hepatik membawa darah beroksigen, dan vena portal membawa darah dari organ pencernaan dan limpa. Setiap lobulus memiliki vena sentral. Vena sentral dari semua lobulus bersatu untuk membentuk vena hepatika, yang mengambil darah dari hati ke vena cava inferior Scanlon and Tina, 2007. Dinding sinusoid memiliki pori yang cukup besar fenestrae dan tidak memiliki membran dasar basement membrane, sehingga materi xenobiotik yang terkandung dalam darah dapat masuk ke hepatosit. Sel hepatosit juga dapat mensekresikan substansi berupa protein plasma dan getah empedu ke dalam darah yang mengalir di sinusoid Sherwood, 2004. Gambar 1. Struktur lobus hati Stenvall, Larsson, Strand and Jönsson, 2014 Fungsi hati utamanya bersangkutan dengan proses metabolisme dalam tubuh. Hati juga berfungsi untuk mensekresi empedu, pembentukan ureum, pertahanan suhu tubuh, penyimpanan dan penyebaran berbagai bahan termasuk glikogen, lemak, vitamin, besi dan sebagai detoksifikasi. Hati mengubah zat buangan dan bahan racun agar mudah untuk diekskresi dalam empedu dan urin. Hati memiliki fungsi glikogenik yaitu menghasilkan glikogen dari konsentrasi glukosa yang diambil dari makanan hidrat karbon Pearce, 2009. Untuk mengatasi berbagai potensi kerusakan yang dapat terjadi, hepatosit memiliki kemampuan regenerasi yang cepat sebagai mekanisme untuk memperbaiki jaringan hati yang rusak. Apabila terjadi suatu kerusakan pada sel- sel hati yang disebabkan oleh toksikan, maka sel hati akan langsung mengadakan mitosis besar-besaran di daerah yang terjadi kerusakan Corwin, 2000.

B. Kerusakan Hati

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek fraksi air ekstrak etanolik herba Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas ALT-AST SERUM pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 125

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 99

Efek hepatoprotektif jangka panjang dekok biji Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 127

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 4 113

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 70% Herba Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 110

Pengaruh waktu pemberian infusa herba Bidens pilosa L. jangka pendek sebagai hepatoprotektif terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

3 13 115

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 1 94

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 5 100

Efek hepatoprotektif jangka pendek dekok biji persea americana mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 115

Efek hepatoprotektif jangka pendek dekok biji persea americana mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 113