Hepatotoksin Alanin Aminotransferase ALT dan Aspartat Aminotransferase AST

3. Sirosis

Sirosis hati keadaan hati yang ditandai dengan adanya septa kolagen yang tersebar di sebagian besar hati. Pemejanan karbon tetraklorida pada hewan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan siroris hati. Lu, 1995. Menurut Hudgson 2010 sirosis terjadi karena adanya paparan senyawa kimia secara kronis yang mengakibatkan terjadinya akumulasi di matriks ekstra seluler yang menghambat aliran darah, metabolisme normal hepar, dan proses detoksifikasi.

4. Kolestasis

Kolestasis adalah keadaan hati saat adanya penekanan atau penghentian aliran empedu. Peradangan atau penyumbatan pada saluran empedu mengakibatkan akumulasi retensi garam empedu, akumulasi bilirubin, dan peristiwa yang mengarah jaundice Hodgson, 2010. Kolestasis merupakan jenis kerusakan hati yang biasanya bersifat akut. Taurokolat, klorpromazin, eritromisin laktobionat dan beberapa steroid anabolik serta steroid yang digunakan sebagai kontrasepsi telah terbukti menyebabkan kolestasis dan hiperbilirubinemia karena tersumbatnya kanalikuli empedu. Lu, 1995.

C. Hepatotoksin

Hepatotoksin diklasifikasi menjadi dua, yaitu hepatotoksin teramalkan tipe A dan hepatotoksin tak teramalkan tipe B. Hepatotoksin teramalkan tipe A merupakan senyawa yang dapat merusak hati jika diberikan dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan efek toksik. Jenis hepatotoksin ini bergantung dari jumlah dosis pemberian senyawa. Contoh hepatotoksin teramalkan adalah parasetamol dan karbon tetraklorida Forrest, 2006. Hepatotoksin tak teramalkan tipe B merupakan senyawa yang merusak hati dengan tidak bergantung pada dosis pemberian. Sebenarnya senyawa ini tidak bersifat toksik, namun memberikan efek toksik pada orang-orang tertentu. Contoh senyawanya adalah isoniazid dan clorpromazine Forrest, 2006.

D. Alanin Aminotransferase ALT dan Aspartat Aminotransferase AST

ALT dan AST di dalam tubuh merupakan enzim yang berperan penting dalam metabolisme asam amino. Keduanya mengkatalisis pemindahan gugus amina dari asam amino glukogenik menjadi senyawa intermediet pada siklus asam sitrat. ALT memperantarai reaksi antara L- alanin dan α-ketoglutarat menjadi piruvat dan L-glutamat. AST memperantarai reaksi antara L- aspartat dan α- ketoglutarat menjadi oksaloasetat dan L-glutamat Hastuti, 2008. Enzim ALT hanya terdapat di sitoplasma, sedangkan AST terdapat di sitoplasma 20 dan mitokondria 80. ALT sebagian besar terdapat di hati, terdapat juga di jaringan lain otot rangka dan ginjal namun konsentrasinya sangat kecil sehingga lebih spesifik pada hati, sedangkan enzim AST selain di hati juga banyak terdapat pada jaringan terutama jantung, otot rangka, ginjal, otak dan sel darah merah Giannini, Testa, and Savarino, 2005. Ketika hati mengalami kerusakan enzim AST Aspartat Aminotransferase dan ALT Alanin Aminotransferase, bebas keluar sel sehingga akan terlepas ke dalam sirkulasi sistemik dan menyebabkan kadar dalam darah meningkat Mahyuzar, Suarsana, and Kardena, 2013. Terjadinya kerusakan hati ditandai dengan peningkatan aktivitas serum ALT dan AST sebesar lebih dari atau sama dengan tiga kali dari nilai normal Food and Drug Administration, 2009. Menurut Ziemmerman 1999, induksi karbon tetraklorida dapat mengakibatkan tibulnya kerusakan hati steatosis, ditandai dengan meningkatan aktivitas serum ALT mencapai tiga kali lipat dan peningkatan aktivitas serum AST mencapai empat kali lipat dari kondisi normal.

E. Karbon tetraklorida

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek fraksi air ekstrak etanolik herba Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas ALT-AST SERUM pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 125

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 99

Efek hepatoprotektif jangka panjang dekok biji Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 127

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 4 113

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 70% Herba Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 110

Pengaruh waktu pemberian infusa herba Bidens pilosa L. jangka pendek sebagai hepatoprotektif terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

3 13 115

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 1 94

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 5 100

Efek hepatoprotektif jangka pendek dekok biji persea americana mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 115

Efek hepatoprotektif jangka pendek dekok biji persea americana mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 113