dan telah dikaruniani 2 orang anak. Pasangan informan bekerja sebagai pedagang di Jakarta sedangkan informan tinggal di Tegalrejo bersama
dengan kedua anaknya. Informan merupakan ibu rumah tangga yang kesehariannya mengurus rumah dan merawat anak.
Informan mengenal calon pasangan saat mengikuti pengajian di lingkungan tempat tinggalnya. Calon pasangan merupakan tetangga
informan dan sudah saling mengenal. Oleh kedua orangtua calon pasangan, memutuskan untuk menjodohkan keduanya. Hingga akhirnya
diadakan suatu lamaran dan kemudian diikuti dengan pelaksanaan upacara pernikahan.
B. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dilakukan secara bertahap pada masing-masing informan. Pada tahapan awal dilakukan pada tanggal 12 Juni 2015 sampai
dengan 25 Juni 2015 untuk ketiga informan. Pada tahapan pertama meliputi wawancara tak terstruktur untuk menggali data demografi informan. Pada
tahapan ini, data yang diperoleh meliputi nama, tempat tinggal, latar belakang pendidikan, latar belakang keluarga, keadaan lingkungan tempat tinggal dan
informasi mengenai keseharaian dari informan. Pengambilan data berikutnya dilanjutkan pada tanggal 04 Juli 2015
sampai dengan 07 Agustus 2015. Pada tahapan ini merupakan pengambilan data dengan melakukan wawancara semi-terstruktur untuk menggali
pengalaman hidup, perasaan, dan pemikiran informan berkaitan dengan
pengalaman informan menikah dengan calon pasangan melalui proses perjodohan. Selama proses pengambilan data, peneliti menggunakan alat
perekam suara untuk membantu peneliti mengolah data verbatim dan alat tulis untuk mencatat hal-hal penting.
C. Hasil Penelitian
1. Informan M
a. Proses Perjodohan
Informan M mengalami proses perjodohan melalui orangtua Ibu. Sebelumnya, informan sudah pernah menjalani hubungan
dengan seseorang atas pilihan sendiri. Namun, informan selalu gagal dalam menjalin hubungan. Kemudian informan menceritakan apa
yang dialami kepada orangtua yang kemudian orangtua berusaha memberi solusi atas permasalahan yang dialami. Kemudian ibu
informan mengenalkan kepada calon pasangan yang ternyata merupakan teman lama. Informan tidak melalui proses pacaran tetapi
melalui masa pengenalan kurang lebih 2 minggu.
“Dalam satu titik saya merasa jenuh dengan suatu hubungan. Karena memulai hubungan akhirnya selalu gagal.
” M, 9-13
“Saya cerita ibu saya, udah bosen, trus ibu kenalin dengan mr itu. Dari cuma kenal trus deket, dapet kepercayaan… kalo ibu
memberikan yang terbaik. Masa ibu saya mau menjatuhkan
saya. Makanya saya kasih kepercayaan ke ibu saya untuk memilihkan.
” M, 18-27
“Awalnya ragu tapi akhirnya mendengar ijab qabul yang diucapkan suami saya trus saya menyerahkan hidup saya
kepada suami. ” M, 38-43
Pada awalnya informan merasa ragu terhadap perjodohan tetapi informan memberikan kepercayaan lebih terhadap orangtua untuk
memilihkan calon pasangan. Informan beranggapan bahwa orangtua akan memilihkan calon pasangan yang baik. Kegagalan dalam
menjalani hubungan sebelumnya merupakan dorongan informan dalam menerima perjodohan. Dengan mencoba mengenal calon
pasangan melalui perjodohan, informan memiliki harapan untuk mendapatkan kepastian hubungan yang akan dijalani.
“Dapet kepastian, karena setiap dalam hubungan, saya tidak mendapat kepastian dari pasangan saya sebelumnya. Yah,
makanya saya percayakan kepada ibu saya. ” M, 58-63
“Karena saya percaya sama ibu saya, karena yang dikenalkan sama ibu saya pasti sudah ditimbang bibit bebet dan bobotnya.
” M, 70-74
b. Penyesuaian dengan pasangan
Penyesuaian dengan pasangan ditunjukkan melalui proses komunikasi. Informan menjalin hubungan komunikasi yang baik