Profil Informan HASIL DAN PEMBAHASAN

saya. Makanya saya kasih kepercayaan ke ibu saya untuk memilihkan. ” M, 18-27 “Awalnya ragu tapi akhirnya mendengar ijab qabul yang diucapkan suami saya trus saya menyerahkan hidup saya kepada suami. ” M, 38-43 Pada awalnya informan merasa ragu terhadap perjodohan tetapi informan memberikan kepercayaan lebih terhadap orangtua untuk memilihkan calon pasangan. Informan beranggapan bahwa orangtua akan memilihkan calon pasangan yang baik. Kegagalan dalam menjalani hubungan sebelumnya merupakan dorongan informan dalam menerima perjodohan. Dengan mencoba mengenal calon pasangan melalui perjodohan, informan memiliki harapan untuk mendapatkan kepastian hubungan yang akan dijalani. “Dapet kepastian, karena setiap dalam hubungan, saya tidak mendapat kepastian dari pasangan saya sebelumnya. Yah, makanya saya percayakan kepada ibu saya. ” M, 58-63 “Karena saya percaya sama ibu saya, karena yang dikenalkan sama ibu saya pasti sudah ditimbang bibit bebet dan bobotnya. ” M, 70-74 b. Penyesuaian dengan pasangan Penyesuaian dengan pasangan ditunjukkan melalui proses komunikasi. Informan menjalin hubungan komunikasi yang baik sehingga dalam kehidupan sehari-hari informan dengan pasangan dapat saling mengerti kebutuhan dari masing-masing pribadi. Selain itu, perbedaan dan hal-hal yang kurang disukai juga dikomunikasikan kepada pasangan. Hal tersebut sebagai upaya dalam menerima perbedaan yang dimiliki dari masing-masing pribadi. Hubungan saling melengkapi secara emosi juga ditunjukkan ketika sedang menghadapi permasalahan atau konflik rumah tangga. Masing-masing pribadi menunjukkan sikap dewasa dengan mencoba introspeksi diri untuk mencoba memperbaiki diri. “Saya butuh apa ngomong, dia butuh apa ngomong.” M, 222- 223 “Ya dikomunikasain aja. Jadi dalam komunikasi kan jadi bisa instrospeksi diri, lebih enak. jadi lebih mengenal gitu. ” M, 227- 231 c. Makna Pernikahan Informan M memaknai pernikahan yang ia jalani sebagai pernikahan yang berharga dan bahagia. Pernikahan berharga dikarenakan ia memiliki pasangan yang menyayanginya dan telah dikaruniani anak. Ia merasa beruntung memiliki pasangan yang baik dan bersyukur atas pernikahan yang sedang dijalani dapat bertahan hingga saat ini. “Gimana ya, pernikahan menjadi hal yang berharga bagi saya. Awalnya yang saya pandang sebelah mata sebelumnya, sekarang luar biasa, punya suami yang sayang sama saya, punya anak, punya keluarga. ” M, 247-254 “Saya merasa beruntung, suami pengertian, saya masih boleh berkarir, saya boleh keluar sama teman-teman saya. Ngasih kepercayaan ke saya. ” M, 169-173 “Saya bersyukur, seneng, karena ga semua pernikahan yang dijodohkan yang bakal gagal. Ya contohnya saya sampai saat ini masih bertahan. Seiring berjalan waktu saya sudah cinta sama dia. ” M, 236-243 Ia menganggap pernikahan adalah sebagai gabungan dari dua orang untuk saling melengkapi dan mengimbangi secara emosional. Hal tersebut ia dapat dari pasangannya, dimana pasangannya melengkapi dalam segi emosional. Pasangannya mampu dalam menghadapi sifat dirinya yang cenderung emosional. Sebaliknya sifat pasangan yang kalem dapat menetralkan ketika dirinya sedang emosi. Begitu pula dirinya terhadap suaminya sehingga tercipta hubungan yang saling melengkapi dan mengimbangi. “Ya pernikahan itu gabungan dari dua orang untuk saling mengisi, saling mengimbangi secara emosi. ” M, 137-140