b. Tipe delegasi delegation type
Pada tipe ini anak ikut ambil bagian dalam pemilihan pasangan. Calon anak yang akan menikah, terlebih pada laki-laki, mengajukan
syarat pada orangtuanya mengenai tipe calon pasangan yang mereka inginkan. Kemudian orangtua akan berusaha untuk mencari pasangan
sesuai dengan keinginan anak. c.
Joint Venture Pada tipe ini baik orangtua dan anak secara aktif berpartisipasi
dalam proses pemilihan. Cornack, Shah, dan Kurian dalam Zaidi 1999 menyebutkan bahwa latar belakang keluarga, status ekonomi,
karakteristik umum, reputasi keluarga, nilai dari mahar, dan efek terhadap aliansi merupakan faktor yang menjadi pertimbangkan dalam
pemilihan pasangan hingga pada keputusan final yang dibuat.
E. Penyesuaian Pernikahan Dengan Pasangan dan Makna Pernikahan pada
Perempuan yang Dijodohkan
Pada umumnya perempuan yang menikah mendambakan suatu pernikahan yang bahagia. Individu akan berusaha untuk menghindari konflik
dan melakukan suatu usaha dalam mempertahankan pernikahannya. Keberhasilan suatu pernikahan merupakan hasil dari penyesuaian pernikahan
yang baik. Individu yang menikah pasti akan melakukan suatu penyesuaian pernikahan di masa awal tahun pernikahan. Perubahan pola dan bentuk
keluarga membuat individu berusaha untuk melakukan berbagai perilaku
untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pernikahan. Perempuan yang dijodohkan memiliki penyesuaian yang berbeda dengan perempuan yang
tidak dijodohkan. Perempuan yang dijodohkan melakukan penyesuaian terhadap pasangan setelah menikah dikarenakan minimnya masa pengenalan
terhadap pasangan sebelum menikah. Setiap individu memaknai pernikahannya secara berbeda. Perempuan
yang dijodohkan pasti akan mengalami kesulitan dan diperlukan usaha yang lebih dalam menyesuaikan diri terhadap kehidupan pernikahan. Tidaklah
mudah untuk memutuskan menikah dengan seseorang yang dipilihkan oleh orang lain. Namun, individu akan tetap menaruh harapan terhadap pernikahan
yang akan dijalani. Bagaimana individu memahami tentang arti dari pernikahan yang dijalani, alasan memutuskan pernikahan, dan menjalin
hubungan dengan pasangan menjadi dasar dalam individu memaknai pernikahannya.
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode kualitatif merupakan penelitian yang
bertujuan untuk memahami fenomena terkait dengan apa yang dialami oleh subjek penelitian Moleong, dalam Herdiansyah, 2010. Penelitian kualitatif
digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami suatu central phenomenon, suatu proses atau kejadian, atau suatu fenomena. Creswell, 1998.
Metode kualitatif dipilih karena peneliti ingin melihat secara lebih mendalam proses penyesuaian dan makna pernikahan yang dipahami oleh
subjek. Hasil dari penelitian hadir dalam konteks yang berbeda sehingga metode kuantitatif tidak dapat melihat perbedaan penyesuaian pernikahan dan
makna pernikahan dari beberapa subjek.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada bagaimana penyesuaian pernikahan perempuan yang dijodohkan. Selain itu, berdasarkan pengalaman tersebut
akan dilihat makna pernikahan yang dipahami oleh perempuan yang
mengalami proses perjodohan dalam hidup pernikahannya.
a. Penyesuaian pernikahan terhadap pasangan