45 menyampaikan informasi yang menjadi tanggungjawabnya agar
teman yang lain memahmi informasi tersebut, dan lain sebagainya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran active learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara fisik maupun mental. Model ini menuntut siswa
untuk menggambarkan sesuatu dengan cara siswa sendiri, menunjukkan contohya, mencoba mempraktikkan keterampilan, dan mengerjakan tugas
berdasarkan pengetahuan yang telah didapatkan sehingga hasil belajar yang didapatkan bersifat jangka panjang. Penelitian ini hanya menguji
salah satu teknik model active learning yaitu teknik jigsaw karena tidak memungkinkan peneliti untuk menguji semua teknik model active
learning.
3. Pengertian Model Active Learning Teknik Jigsaw
Ada berbagai macam teknik untuk menerapkan cara belajar aktif. Salah satu diantaranya adalah teknik jigsaw. Perlu ditegaskan, menurut
Silberman 2006: 13, digunakannya istilah teknik pembelajaran karena merupakan bagian dari cara bagaimana membantu siswa mendapatkan
pengetahuan, keterampilan, dan skala sikap. Sementara menurut Anita Lie dalam Warsono dan Hariyanto 2013: 187, menyebut jigsaw sebagai
teknik karena jigsaw merupakan variasi dari implementasi metode pembelajaran kooperatif. Namun pengguanaan istilah untuk jigsaw
bermacam-macam, bahkan ada yang menyebutnya metode, hal ini bergantung ahli yang mengemukakan dan konteksnya.
46 Menurut Silberman 2013: 180, teknik jigsaw merupakan teknik
dimana tiap siswa mempelajari sesuatu yang bila digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan
pengetahuan atau keterampilan yang padu. Teknik ini dapat diterapkan untuk materi-materi yang berhubungan dengan keterampilan membaca,
menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Guru harus memahami kemauan dan pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan
skema ini agar materi pelajaran menjadi lebih bermakna. Guru juga memberi banyak kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi,
menyajikan informasi, dan berpartisipasi dalam diskusi untuk melatih keterampilan berbicara.
Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson tahun 1975. Namun oleh beberapa ahli telah mengembangkan beberapa versi yang
tidak jauh berbeda dari versi aslinya agar lebih mudah untuk diterapkan. Guru dapat menggunakan salah satu versi ataupun memadukan teknik
jigsaw dari berbagai versi para ahli sesuai dengan karakteristik siswa dan bahan ajar atau materi yang akan diajarkan. Berikut ini akan dijelaskan
berberapa teknik jigsaw dari para ahli. Jigsaw Aronson yang orisinal menurut Robert E. Slavin 2005:
245, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Kemudian para siswa membaca bagian-bagian yang berbeda dengan yang dibaca oleh teman
satu kelompoknya. Kegiatan ini berguna untuk membantu para ahli menguasai informasi yang berbeda-beda, sehingga membuat tim sangat
47 menghargai kontribusi tiap anggotanya. Misalnya untuk mempelajari
sebuah negara, satu siswa mempelajari ekonomi negara tersebut, dan yang lain mempelajari tentang geografinya, sejarahnya, dan seterusnya.
Seorang siswa agar dapat mengetahui keseluruhan informasi tentang negara tersebut harus bergantung kepada teman satu timnya. Bagian yang
paling sulit dari jigsaw orisinal ini adalah bahwa tiap bagian harus ditulis supaya dengan sendirinya dapat dipahami. Selain itu bahan ajar jarang
sekali dapat dibagi-bagi dengan rapi ke dalam bagian-bagian yang tidak saling tergantung, maka dari itu banyak para ahli mengembangkan
beberapa teknik jigsaw agar lebih mudah diimplementasikan. Menurut Nur Asma 2006: 72, dalam jigsaw siswa bekerja dalam
tim-tim yang bersifat heterogen. Siswa mengkaji materi dalam kelompok-kelompok pakar untuk membantu siswa lain dalam tim agar
mendapatkan informasi secara menyeluruh. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa model active learning teknik jigsaw adalah teknik yang mendorong kerja sama dalam kelompok. Setiap anggota kelompok
memahami dan mendalami sesuatu, kemudian digabung menjadi satu dengan anggota-anggota kelompok lain untuk memperoleh suatu
pemahaman yang utuh. Kaitannya dengan keterampilan berbicara dalam penelitian ini,
model active learning teknik jigsaw dikembangkan agar dapat membangun kelas sebagai komunitas belajar melalui diskusi kelompok
48 sehingga merangsang siswa untuk meningkatkan keterampilan berbicara.
Hal ini sebagaimana pendapat Ahmad Rofi’uddin Darmiyati Zuhdi 1998:4 bahwa pembelajaran keterampilan berbicara di Sekolah Dasar
idealnya diarahkan pada pemberian kesempatan kepada siswa untuk saling menyampaikan pendapatnya secara lisan dalam bentuk diskusi.
Model pembelajaran ini merupakan bentuk diskusi dengan sebuah kelompok-kelompok kecil yang masing-masing siswa menyampaikan
pengetahuan mengenai suatu materi. Menurut Sri Hastuti 1993: 69 melalui diskusi setiap siswa bebas mengemukakan pendapat. Siswa harus
memiliki semangat berinteraksi, sikap kooperatif, dan kesadaran kelompok. Proses ini menuntut siswa memiliki kesadaran untuk
memberikan pendapatnya dan kesadaran untuk memahami serta menerima pendapat orang lain dalam rangka memperoleh kesepakatan
bersama.
4. Unsur Model Active Learning Teknik Jigsaw