Universitas Sumatera Utara
gambaran yang didapat banyak yang menyerupai gambaran penyakit lain. Selain itu, faktor kesalahan dalam pembacaan foto dapat
mencapai 25. Oleh sebab itu, untuk diagnostik radiologi sering juga dilakukan foto lateral, top lordotik, oblik, tomografi, dan foto dengan
proyeksi densitas keras Amin dan Bahar, 2009.
Gambar 2.2. Alur Diagnosis TB Paru Sumber : Depkes, 2011
2.7 Pengobatan Tuberkulosis Paru
Pengobatan TB bertujuan untuk ; 1. Menyembuhkan pasien dan mengembalikan kualitas hidup dan
produktivitas. 2. Mencegah kematian.
3. Mencegah kekambuhan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4. Mengurangi penularan. 5. Mencegah terjadinya resistensi obat PDPI, 2011.
Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut:
1. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori
pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal monoterapi. Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap OAT-KDT lebih
menguntungkan dan sangat dianjurkan. 2. Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan
pengawasan langsung DOT = Directly Observed Treatment oleh seorang Pengawas Menelan Obat PMO Depkes, 2011.
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan. 1. Tahap Awal Intensif
Pada tahap intensif awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi
obat. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2
minggu. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif konversi dalam 2 bulan Depkes, 2011.
2. Tahap Lanjutan Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persistent sehingga mencegah terjadinya
kekambuhan Depkes, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Rekomendasi dosis obat antituberkulosis lini pertama untuk _________--
dewasa Drug
Recommended dose Daily
3 times per week Dose and
range mgkg body
weight Maximum
mg Dose and
range mgkg body
weight Daily
maximum mg
Isoniazid 5 4-6
300 10 8-12
900 Rifampicin
10 8-12 600
10 8-12 600
Pyrazinamide 25 20-30
- 35 30-40
- Ethambutol
15 15-20 -
30 25-35 -
Streptomycin
a
15 12-18 -
15 12-18 1000
a
Pasien dengan umur lebih dari 60 tahun mungkin tidak menoleransi terhadap dosis 500-750 mg per hari, jadi disarankan untuk menurunkan dosisnya sebesar 10 mgkgBBhari. Pasien dengan
berat badan kurang dari 50 kg mungkin tidak sesuai dengan dosis di atas 500-750 mg.
Sumber : WHO, 2010
Paduan OAT yang digunakan di Indonesia yaitu : 1. Kategori I
a. TB paru kasus baru, BTA positif atau pada foto toraks terdapat lesi luas.
b. Paduan obat yang dianjurkan adalah 2 RHZE 4 RH atau 2 RHZE6HE atau 2 RHZE 4R3H3.
2. Kategori II a. TB paru kasus kambuh.
a.1. Paduan obat yang dianjurkan adalah 2 RHZES 1 RHZE sebelum ada hasil uji resistensi. Bila hasil uji resistensi
telah ada, berikan obat sesuai dengan hasil uji resistensi. b. TB paru kasus gagal pengobatan
b.1. Paduan obat yang dianjurkan adalah obat lini 2 sebelum ada hasil uji resistensi contoh: 3-6 bulan kanamisin, ofloksasin,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
etionamid, sikloserin dilanjutkan 15-18 bulan ofloksasin, etionamid, sikloserin.
b.2. Dalam keadaan tidak memungkinkan fase awal dapat diberikan 2 RHZES 1 RHZE.
b.3. Fase lanjutan sesuai dengan hasil uji resistensi. b.4. Bila tidak terdapat hasil uji resistensi, dapat diberikan
5RHE. c. TB Paru kasus putus berobat.
c.1. Berobat ≥ 4 bulan
c.1.1. BTA saat ini negatif. Klinis dan radiologi tidak aktif atau ada perbaikan maka pengobatan OAT
dihentikan. Bila gambaran radiologi aktif, lakukan analisis lebih lanjut untuk memastikan diagnosis TB
dengan mempertimbangkan juga kemungkinan panyakit paru lain. Bila terbukti TB, maka
pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang
lebih lama 2 RHZES 1 RHZE 5 R3H3E3. c.1.2. BTA saat ini positif. Pengobatan dimulai dari awal
dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama.
c.2. Berobat ≤ 4 bulan
c.2.1. Bila BTA positif, pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka
waktu pengobatan yang lebih lama 2 RHZES 1 RHZE 5 R3H3E3
c.2.2. Bila BTA negatif, gambaran foto toraks positif TB aktif, pengobatan diteruskan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2. Kategori III a. TB paru kasus baru, BTA negatif atau pada foto toraks
terdapat lesi minimal b. Paduan obat yang diberikan adalah 2RHZE 4 R3H3
3. Kategori IV a. TB paru kasus kronik. Paduan obat yang dianjurkan bila belum
ada hasil uji resistensi, berikan RHZES. Bila telah ada hasil uji resistensi, berikan sesuai hasil uji resistensi minimal OAT
yang sensitif ditambah obat lini 2 pengobatan minimal 18 bulan.
b. MDR TB, paduan obat yang dianjurkan sesuai dengan uji resistensi ditambah OAT lini 2 atau H seumur hidup PDPI,
2006.
2.8 Faal Paru