22
Bagi anak normal memakai sepatu dengan berbagai model adalah suatu kebaiasaan. Sepatu terdiri dari kiri dan kanan model sepatu ada dua jenis
yaitu memakai tali, dan ada yang tidak tergantung keinginan anak untuk memilih model. Sehingga untuk mengajarkan bagaimana cara memakai pada
anak autis sangat sukar, apalagi Jika sepatu yang dipakai memakai tali, biasanya anak akan dilatih terlebih dahulu dengan menggunakan sepatu yang
tidak bertali atau yang menggunakan velcro.
3. Tujuan Pelaksanaan Pembelajaran Pengembangan Diri
Berdasarkan konsep tentang pelaksanaan pembelajaran pengembangan diri memakai kaos kaki dan sepatu diatas maka kegiatan kemandirian tersebut
juga memiliki tujuan diantaranya menurut Hasan Rohjadi 2014:13 yang menyatakan bahwa secara umum agar anak dapat mandiri dengan tidak
bergantung kepada orang lain dan memiliki rasa tanggung jawab. Sedangkan tujuan khususnya adalah:
a. Dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan anak dalam
tatalaksana pribadi seperti mengurus diri. b.
Dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan anak dalam komunikasi sehingga dapat mengkomunikasikan keberadaannya.
c. Dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan anak dalam
bersosialisasi.
Menurut depdikbud1997 dalam Endaryati 2009:10 adalah: a. Siswa dapat melaksanakan cara merawat diri dengan bantuan.
b. Siswa dapat melaksanakan cara merawat diri tanpa bantuan.
23
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran pengembangan diri adalah supaya anak autis mampu
merawat dirinya sendiri tanpa bergantung kepada oranglain, sehingga anak akan lebih merasa percaya diri dalam hal bersosialisasi.
4. Prinsip pembelajaran Pengembangan Diri
Seorang guru dalam sebuah pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran pengembangan diri adalah sebagai seorang fasilitator jadi sebagai
fasilitator anak autis tentunya guru harus memahami prinsip pendidikan dan pengajaran untuk anak autis. Prinsip-prinsip pendidikan dan pengajaran untuk
anak autis menurut Yosfan Afandi 2005:153 : a.
Terstruktur Pengajaran bagi anak autis diterapkan prinsip terstruktur
artinya materi pengajaran dimulai dari bahan ajar atau materi yang paling mudah dan dapat dilakukan oleh anak.
b. Terpola Pengajaran yang terpola memiliki artian bahwa pengejaran
bagi anak autis harus dibiasakan dengan pola yang teratur atau sudah terjawad dengan baik disekolah maupun dirumah.
c. Terprogram Prinsip terprogram artinya pembelajaran berguna memberi
arahan jelas dari tujuan yang ingin dicapai sehingga memudahkan dalam evaluasi. Program materu harus dilakukan secara bertahap
dan sesuai dengan kemampuan anak.
24
d. Konsisten Prinsip konsisten dalam pelaksanaan pendidikan bagi anak
autis guru harus tetap dalam bersikap, merespon, dan memperlakukan anak sesuai dengan karakter dan kemampuan yang
dimiliki anak autis. Sedangkan konsisten bagi anak adalah tetap mempertahankan dan menguasai kemampuan yang dimiliki. Tidak
hanya guru dan anak tetapi orangtua juga dituntut untuk konsisten dalm pendidikan anaknya yaitu dengan memberikan perlakuan
terhadap anak sesuai dengan program pendidikan yang telah tersususn antara pembimbing dan orangtua sebagai wujud
generalisasi pembelajaran di sekolah dan di rumah. e. Kontinyu
Prinsip kontinyu artinya harus ada kesinaiiiiiimbungan antara prinsip dasar pengajaran, program pendidikan dan
pelaksanaannya. Kontinyuitas juga harus terjadi dalam pelaksanaan di sekolah dan ditindaklanjuti untuk kegiatan di rumah.
Berdasarkan pendapat diatas dapat simpulkan bahwa untuk ketercapaian sebuah tujuan pendidikan perlu diperhatikannya kelima prinsip
diatas. Kelima prinsip yang dimaksud yaitu melibatkan guru, orangtua, dan siswa itu sendiri.
25
5. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran