Etiologi Luka Bakar Patofisiologi Luka Bakar

nyala api yang membakar baju. Dari umur 15 sampai 60 tahun, luka bakar paling sering disebabkan oleh kecelakaan industri, setelah umur ini luka bakar biasanya terjadi karena kebakaran di rumah akibat rokok karena membakar tempat tidur atau berhubungan juga dengan gangguan mental Sabiston, 1995.

2.8 Etiologi Luka Bakar

Pusat-pusat perawatan yang berdekatan dengan perumahan penduduk atau berdekatan dengan daerah industri cenderung lebih sering menerima korban luka akibat terbakar. Sementara pusat-pusat di tengah kota lebih banyak merawat cedera melepuh. Cedera akibat listrik dapat timbul akibat kerja atau tidak disengaja berkontak dengan arus tegangan tinggi. Kasus luka bakar akibat rokok tampaknya dilaporkan lebih sedikit. Lebih dari 80 luka bakar pada anak balita merupakan cedera lepuh. Luka ini dapat terjadi bila balita yang tidak terurus dengan baik yang dengan mudah dapat tersiram air panas, selain itu kulit balita lebih tipis dan kulit anak yang lebih besar dan orang dewasa, sehingga lebih rentan terhadap cedera Shires, et al., 2002.

2.9 Patofisiologi Luka Bakar

Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dan suatu sumber panas tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel, kulit dan saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Universitas Sumatera Utara Kedalaman luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agen tersebut. Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan kedalaman luka bakar, perawatannya dilakukan melalui tiga fase. a. Fase resusitasidarurat Fase pada keadaan ini mulai dari cedera pertama sampai selesainya resusitasi cairan. Maksud fase ini diprioritaskan sebagai: i. Pertolongan pertama ii. Pencegahan syok iii. Pencegahan gangguan pemafasan iv. Deteksi dan penanganan cedera yang menyertai v. Penilaian luka dan perawatan pendahuluan. b. Fase akut Pada fase ini durasi dimulai sejak diuresis hingga hampir selesai penutupan luka. Prioritas fase ini adalah: i. Perawatan dan penutupan luka ii. Pencegahan atau penanganan komplikasi, termasuk infeksi. iii. Pemberian dukungan nutrisi. c. Fase rehabilitasi Durasi fase ini dimulai sejak terjadi penutupan luka besar hingga kembali kepada tingkat penyesuaian fisik dan psikososial yang optimal Bare dan Smeltzer, 2001. Prioritas fase ini adalah: Universitas Sumatera Utara i. Pencegahan parut dan kontraktur ii. Rehabilitasi fisik iii. Rekontruksi fungsional dan kosmetik iv. Konseling psikologi Bare dan Smeltzer, 2001. 2.10 Pembagian Luka Bakar 2.10.1 Luka bakar listrik