Desain Penelitian METODE PENELITIAN

n = besar sampel Z 1-a2 = nilai Z pada derajat kemaknaan biasanya 95= 1,96 P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan: 10 0,10, 5 0,05, atau 1 0,01. Sehingga didapat; n= [1,96x0,700,30]0,05 n= 8,232 dibulatkan 8 Maka besar sampel untuk penelitian ini adalah 8 responden untuk masing- masing kelompok. Sampel yang diambil adalah pasien yang mengalami halusinasi pendengaran serta memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut Wahyuni, 2010: a. Klien berumur 18 tahun sampai 55 tahun b. Dapat membaca dan menulis c. Bersedia menjadi responden d. Pasien dengan diagnosa medis skizofrenia paranoid e. Pasien dengan diagnosa keperawatan halusinasi pendengaran f. Tidak mengalami penurunan kesadaran, komunikatif dan kooperatif

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Pemprovsu Medan. Rumah Sakit Jiwa Pemprovsu Medan merupakan rumah sakit jiwa terbesar dan merupakan rumah sakit jiwa rujukan di Sumatera Utara. Waktu penelitian dilaksanakan mulai januari yang dimulai dari kegiatan penyusunan proposal, pengumpulan data, pelaksanaan terapi, dan dilanjutkan dengan pengolahan hasil serta penulisan laporan penelitian.

4.4 Pertimbangan Etik

Untuk melindungi hak-hak responden maka peneliti akan melakukan prosedur penelitian yang dimulai dengan Ethical Clearence yang dilakukan oleh komite etik penelitian keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Peneliti menyampaikan surat permohonan penelitian pada Direktur Rumah Sakit Jiwa Pemprovsu Medan. Setelah mendapat persetujuan, peneliti mengkoordinasikan pelaksaan intervensi dengan ruang rawat inap. Responden yang menjadi subyek penelitian juga diberi informasi tentang rencana, tujuan, prosedur, ketidaknyamanan dan resiko yang mungkin terjadi, manfaat serta total durasi partisipasi responden dalam penelitian melalui pertemuan resmi Wahyuni, 2010. Prinsip-prinsip etik yang harus dijunjung tinggi dalam penelitian ini adalah prinsip pertama mempertimbangkan hak-hak responden untuk menerima maupun menolakikut sertadalam penelitian Daymon Holloway, 2008. Dan sebagai wujud dari prinsip tersebut, peneliti akan menghormati keputusan responden. Salah satu masalah terpenting yang berhubungan dengan prinsip autonomy ini adalah persetujuan tertulis secara sukarela Daymon Holloway, 2008. Oleh karena itu tiap responden diberi hak ikut atau menolak menjadi responden dengan cara menandatanganiinformed concentyang telah disiapkan oleh peneliti Wahyuni, 2010. Prinsip kedua tidak menampilkan informasi nama dan alamat asal responden dalam kuisioner dan alat ukur untuk menjamin anonimitas dan kerahasiaan confidentiality. Hal ini sesuai dengan Daymond dan Halloway 2008 yang menyatakan bahwa tanggung jawab peneliti adalah menjaga anonimitas yang berarti peneliti tidak membocorkan identitas responden kepada orang laindan tidak menyingkap isu atau gagasan yang ingin dirahasiakan oleh responden Wahyuni, 2010. Prinsip ketiga keterbukaan veracity dan keadilan justice, yaitu dengan cara menjelaskan prosedur penelitian dan memperhatikan kejujuran. Hal ini menunjukkan bahwa responden berhak mendapatkan informasi terbuka berkaitan dengan penelitian serta bebas menetukan pilihan untuk berpartisipasi dalam penelitian. Dalam penelitian ini, pelaksanaan terapi hanya dilakukan dalam 5 kali kunjungan dan untuk tiap kunjungan dilakukan selama 30 menit sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada pasien. Pada kelompok terapi akan diberikan terapi musik sedangkan di kelompok kontrol diberikan asuhan keperawatan generalis halusinasi Wahyuni, 2010. Prinsip keempat adalah beneficeance dan maleficeance. Hal ini menunjukkan bahwa peneliti wajib melindungi responden dari gangguan, cedera, ataupun kerusakan Daymon Holloway, 2008. Peneliti akan memaksimalkan hasil yang bermanfaat dan meminimalkan hal yang merugikan atau yang beresiko

Dokumen yang terkait

Gambaran Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Pasien Halusinasi Pendengaran di Rumah Sakit Jiwa Daerah PEMPROVSU

17 174 86

Efektivitas Terapi Gerak terhadap Perubahan tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa daerah Surakarta

0 10 8

GAMBARAN STATUS MENTAL PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Gambaran Status Mental Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Soedjarwadi Klaten.

0 3 19

RESPON FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS SAAT TERJADI HALUSINASI DENGAR PADA PASIEN SKIZOFRENIA Respon Fisiologis Dan Psikologis Saat Terjadi Halusinasi Dengar Pada Pasien Skizofrenia Paranoid Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Soedjarwadi Klaten.

0 4 19

PENDAHULUAN Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Terhadap Kemampuan Mengontrol Marah Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 0 5

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 2 10

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 1 8

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 66

Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tanda Dan Gejala Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemprovsu

0 2 39

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Skizofrenia 2.1.1 Pengertian - Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tanda Dan Gejala Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemprovsu

0 1 31