Syarat Mutu Genteng Menurut Standar Nasional Indonesia SNI Bahan - Bahan Alat - Alat Bagan Penelitian

IR akan menentukan gugus fungsi dari molekul yang memberikan regangan pada daerah serapan infra merah. Tahap awal identifikasi bahan polimer, maka harus diketahui pita serapan yang karakteristik untuk masing-masing polimer dengan membandingkan spektra yang telah dikenal. Pita serapan yang khas ditunjukan oleh monomer penyusun material dan struktur molekulnya. Umumnya pita serapan polimer pada spektra infra merah IR adalah adanya ikatan C-H regangan pada daerah 2880 cm -1 yang sampai 2900 cm -1 dan regangan dari gugus fungsi lain yang mendukung suatu analisis material Hummel, 1985. Dua variasi instrumental dari spektroskopi IR yaitu metode dispersif dan metode Fourier Transform FT. Kelebihan-kelebihan dari FT-IR: - Persyaratan ukuran sampel yang kecil - Perkembangan spektrum yang cepat - Instrument ini memiliki computer yang terdedikasi - Kemampuan untuk menyimpan dan memanipulasi spektrum FT-IR telah membawa tingkat keserbagunaan yang lebih besar kepenelitian- penelitian strukur polimer.Karena spectrum-spektrum bias di-scan, disimpan dan ditransformasikan dalam hitungan detik.Teknik ini memudahkan penelitian-penelitian reaksi-reaksi polimer seperti degradasi atau ikat silang. Persyaratan ukuran sampel yang kecil mempermudah kopling instrument FT-IR dengan suatu mikroskop untuk analisis bagian-bagian sampel polimer yang sangat terlokalisasi Stevens, 2001.

2.7 Syarat Mutu Genteng Menurut Standar Nasional Indonesia SNI

Menurut Standar Nasional Indonesia SNI 0096:2007, mengenai persyaratan mutu genteng meliputi : 1. Sifat Tampak. Genteng harus memiliki permukaan atas yang mulus, tidak terdapat retak atau cacat lain yang mempengaruhi sifat pemakaian. Universitas Sumatera Utara 2. Kerataan maksimal 3 mm. 3. Penyerapan air maksimal 10. 4. Ketahanan Terhadap Perembesan Air Impermeabilitas. Tidak boleh ada tetesan air dari permukaan bawah genteng kurang dari 20 jam ± 5 menit. 5. Beban Lentur. Genteng harus mampu menahan beban lentur minimal, seperti pada tabel 2.2. BSN, 2007. Tabel 2.2 Karakteristik Beban Lentur Genteng Minimal Tinggi Profil mm Genteng Interlok Genteng Profil Rata-rata Non t 20 20 t 5 t 5 Interlok Lebar Penutup mm 300 200 300 200 300 200 - Beban Lentur N 2400 1400 1400 1000 1200 800 550 Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahan - Bahan

- Aspal Tipe penetrasi 6070 - Karet SIR-20 - Resin Poliester - Katalis MEKP - Xylene p.a Merck - Pasir Halus

3.2 Alat - Alat

- Gelas Beaker 500 mL Pyrex - Gelas Ukur 50 mL Pyrex - Neraca Analitis Mettler Toledo - Hot Plate dan Agitator Corning PC 400 dFisher Dyne Mix - Cetakan spesimen ASTM D 638 - Plat Tipis Stainless Stell - Mesin uji tarik Tokyo Testing Machine Type-20E MGF - Spektroskopi FTIR Perkin Elmer - Statif dan Klem - Alumunium Foil Universitas Sumatera Utara

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Pembuatan Genteng Polimer dalam 100 g sampel

- Ditimbang karet SIR-20 dengan variasi berat yaitu 5 g, 10 g, 15 g, 20 g dan 25 g dan dimasukkan ke dalam gelas beaker, kemudian dilarutkan dengan xylene, lalu dipanaskan pada suhu 140 o C sambil diaduk sampai larut. - Dimasukkan poliester sebanyak 10 g pada gelas beaker yang berbeda, kemudian ditambahkan katalis MEKP sebanyak 5 dari 10 g poliester, lalu diaduk dengan kecepatan 180 rpm sampai homogen. - Ke dalam larutan poliester tersebut ditambahkan campuran karet SIR-20 sambil diaduk dengan agitator selama 4 jam dengan kecepatan pengadukan tetap lalu dibiarkan dingin sampai dengan suhu 60 o C. - Kemudian ditimbang aspal dengan variasi berat yaitu 75g, 70 g, 65 g, 60 g, dan 55 g - Setelah campuran tersebut mencapai suhu 60 o C dan homogen, lalu ditambahkan dengan aspal dan diaduk kembali sampai campuran merata. - Proses pengadukan dihentikan setelah campuran tersebut merata, kemudian dituangkan campuran tersebut ke dalam cetakan yang sudah dilapisi dengan alumunium foil, dan diratakan dengan mistar baja. - Setelah campuran tersebut rata, lalu ditaburi pasir halus sebanyak 10 g secara merata pada permukaan campuran tersebut dan dibiarkan sampai mengeras. - Sampel dilepaskan dari cetakan setelah mengeras dan siap dipotong sesuai dengan kebutuhan uji. Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Karakterisasi Genteng Polimer

3.3.2.1 Uji Kekuatan Tarik

Pengujian kuat tarik tensile strength mengacu pada SNI 03-2105-2006, pengujian ini dilakukan dengan menggunakan mesin uji Tokyo Testing Machine yang berkapasitas 2000 Kgf. Dengan prosedur pengujian sebagai berikut : - Spesimen dipersiapkan sesuai dengan Gambar 2.6 - Spesimen ditempatkan pada mesin uji tarik, kemudian spesimen dicengkram dengan pemegang yang tersedia di mesin dengan kuat untuk menghindari spesimen bergeser. - Spesimen dicengkram dengan jarak pencengkram 50 mm. - Diberikan beban maksimum sebesar 100 Kgf sambil melakukan penarikan, dengan kecepatan pembebanan 10 mmmenit. - Dicatat gaya tarik maksimum dalam satuan Kgf. - Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan persamaan 2.1, maka besarnya nilai kuat tarik dapat dihitung.

3.3.2.2 Uji Penyerapan Air

Pengujian penyerapan air dilakukan mengacu pada SNI 01-4449-2006. Dengan prosedur pengukurannya sebagai berikut : - Sampel dipotong sembarangan, dilap dan dibersihkan, kemudian ditimbang beberapa kali sehingga diperoleh massa kering yang konstan, M k . - Sampel direndam di dalam air selama 24 jam, kemudian sampel diangkat dan dilap, lalu ditimbang dan selanjutnya disebut dengan massa basah, M b . - Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan persamaan 2.4, maka besarnya nilai penyerapan air dapat dihitung. Universitas Sumatera Utara

3.3.2.3 Analisis Gugus Fungsi Dengan FT-IR

- Sampel yang dianalisis terlebih dahulu dipotong dalam ukuran kecil kemudian dipanaskan hingga meleleh. - Hasilnya dioleskan dengan tipis pada kepingan KBr, kemudian di uji dengan FT-IR. - Hasil yang diperoleh berupa kurva yang menampilkan puncak peak yang kemudian dapat ditentukan gugus fungsinya. Universitas Sumatera Utara

3.4 Bagan Penelitian

Karet SIR-20 5 g, 10, g, 15, g, 20 g, dan 25 g Larutan Emulsi Dilarutkan dengan xylene Dipanaskan T 140 o C Diaduk hingga homogen Poliester 10 g Ditambahkan 5 katalis Metil Etil Keton Peroksida MEKP dari 10 g poliester Diaduk hingga homogen dengan kecepatan 180 rpm Campuran Homogen Karet SIR-20 dan Poliester Dicampurkan dan diaduk dengan agitator hingga homogen selama 4 jam 180 rpm Dibiarkan suhu menurun hingga mencapai suhu 60 o C Ditambahkan Aspal 75 g, 70 g, 65 g, 60 g, dan 55 g Diaduk hingga homogen Campuran Homogen Aspal, Karet SIR-20, dan Poliester Dituang ke dalam cetakan Diratakan dengan mistar baja Ditaburkan pasir pada permukaan secara merata Dibiarkan mengering Genteng Polimer Dikarakterisasi Uji Kuat Tarik Uji Penyerapan Air Uji FTIR Gambar 3.1 Bagan Penelitian Proses Pembuatan Genteng Polimer Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Genteng polimer telah dibuat dengan mencampurkan antara aspal dengan karet SIR-20 dan poliester yang menggunakan katalis MEKP dan ditaburi dengan pasir halus pada permukaannya. Dengan memvariasikan antara aspal dan karet SIR-20. Hasil kemudian dikarakterisasikan dengan pengujian kuat tarik, penyerapan air, dan analisis gugus fungsi dengan FTIR.

4.1.1 Hasil Pengujian Kekuatan Tarik

Proses pengujian kuat tarik mengacu pada SNI 03-2105-2006 mengenai standart prosedur pengujian kuat tarik. Pengujian ini diperlukan untuk mengetahui besarnya kekuatan tarik suatu sampel terhadap beban yang diberikan sampai pada batas maksimumnya, dimana sampel ditarik dikedua ujungnya sampai putus. Pengujian kuat tarik ini dilakukan terhadap semua jenis variasi sampel dengan menggunakan alat Tokyo Testing Machine yang mempunyai kapasitas maksimum sebesar 2000 kgf. Pembebanan yang diberikan sebesar 1000 kgf terhadap benda uji dengan kecepatan 10 mmmenit. Hasil pengujian kuat tarik tersebut didapatkan pengukuran harga gaya maksimum load yang selanjutnya disebut dengan F max satuan kgf dan regangan stroke dalam satuan mmmenit. Harga F yang diperoleh tersebut kemudian disubstitusikan ke persamaan 2.1 untuk mendapatkan nilai kuat tariknya. Berikut contoh perhitungan untuk campuran karet SIR-20, Poliester, dan Aspal dengan variasi 10:10:70. Universitas Sumatera Utara