38
BAB III METODE PENELITIAN
A.  Model Pengembangan
Penelitian pengembangan modul pembelajaran mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel yang baik dan berkualitas ini merupakan jenis penelitian dan
pengembangan Research  and  DevelopmentR   D. Tujuan  dari  penelitian ini  adalah  untuk  mengembangkan  dan  menghasilkan  modul  pembelajaran
mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel yang baik dan berkualitas untuk kelas X jurusan Teknik Audio Video di SMK 2 Yogyakarta, serta untuk mengetahui
langkah-langkah menyusun
modul pembelajaran
dan mengetahui
kelayakannya. Model  pengembangan  ini  mengacu  pada  R    D  versi  Borg  dan  Gall
yang  telah  disederhanakan  oleh  Anik  Ghufron  2011:  13  menjadi  empat langkah,  yaitu  studi  pendahuluan,  pengembangan,  uji  lapangan  dan
diseminasi.  Alasan  menggunakan  model  pengembangan  ini  karena  proses pengembangan yang lebih sederhana dan runtut.
B.  Prosedur Pengembangan 1.  Studi Pendahuluan
Studi  pendahuluan  dilakukan  dengan  cara  observasi  terhadap  proses pembelajaran mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel di kelas X jurusan Teknik
Audio  Video  SMK  N  2  Yogyakrta.  Observasi  dilakukan  dengan  cara wawancara  terhadap  ketua  jurusan  Teknik  Audio  Video  dan  guru  yang
mengampu  mata  pelajaran  Teknik  Kerja  Bengkel.  Observasi  difokuskan
39 pada  kurikulum  yang  digunakan,  sarana  dan  prasarana,  pembelajaran,
bahan ajar dan materi yang digunakan serta kompetensi yang harus dicapai. Hasil  dari  observasi  ini  dijadikan  sebagai  acuan  pengembangan  modul
pembelajaran.
2.  Pengembangan
Proses  pengembangan  mengacu  pada  langkah-langkah  penyusunan modul  pembelajaran  oleh  Daryanto  2013:  16-24,  yaitu:  a.  Analisis
kebutuhan  modul;  b.  Desain  modul;  c.  Implementasi;  d.  Penilaian;  e. Evaluasi  dan  validasi;  dan  f.  Jaminan  kualitas.  Penjabaran  dari  langkah-
langkah penyusunan modul sebagai berikut:
a.  Analisis kebutuhan modul
Tujuan  dari  langkah  ini  adalah  untuk  mengidentifikasi  masalah- masalah  dasar  yang  muncul  dalam  proses  pembelajaran  mata  pelajaran
Teknik Kerja Bengkel. Hal tersebut akan memudahkan dalam penentuan dan pemilihan bahan ajar yang akan dikembangkan.  Hasil  yang didapatkan dari
langkah  ini  adalah  pada  semester  1  peserta  didik  tidak  bisa  melakukan praktikum  karena  sarana  dan  prasarana  yang  kurang  lengkap.  Kemudian
pada  semester  2  digunakan  untuk  kegiatan  praktikum  pembuatan  PCB dikarenakan  peserta  didik  merasa  mudah  bosan  apabila  hanya  diberi  teori
saja. Di  sisi  lain,  peserta  didik  belum  memiliki  modul  pembelajaran  terkait
mata  pelajaran  Teknik  Kerja  Bengkel  untuk  belajar  aktif  dan  mandiri.  Jadi, mereka  masih  tergantung  dengan  apa  yang  diberikan  atau  diinstruksikan
oleh  guru,  padahal  di  dalam  Kurikulum  2013  menuntut  pembelajaran  yang