Klasifikasi Bank BANK .1 Pengertian Bank

3. Memberikan jasa-jasa keuangan lainnya seperti money changer, transfer, dll dan jasa non keuangan seperti pembayaran listrik, air, uang kuliah, pajak, dll dengan sasaran memaksimumkan kepuasan nasabah. Dan biasanya kegiatan ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Dari ketiga kegiatan utama diatas yang menjadi kegiatan pokok perbankan yaitu menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat dimana kegiatan pokok ini sering disebut sebagai intermediasi keuangan dalam perbankan. Sedangkan memberikan jasa-jasa lainnya hanya merupakan kegiatan pendukung dari kedua kegiatan pokok yang ada. Dan keuntungan utama perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan ini dikenal dengan istilah spread based.

2.1.2 Klasifikasi Bank

Bank-bank yang beroperasi di Indonesia saat ini pada dasarnya dikelompokkan dalam bentuk Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat BPR. Sedangkan Bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral. Namun demikian, sejalan dengan terjadinya perubahan dalam kelembagaan perbankan sebagai dampak dikeluarkannya undang-undang di bidang keuangan dan perbankan, bank yang beroperasi di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan : a. Dilihat dari segi fungsinya 1. Bank Sentral Merupakan bank yang memegang otoritas moneter yang mengambil keputusan perihal kebijakan moneter, baik dalam hal mempengaruhi jumlah uang beredar atau menjaga stabilitas nilai mata uang dalam negeri serta tingkat bunga, yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja perekonomian. Indonesia memiliki bank sentral yang dikenal dengan Bank Indonesia. Bank Indonesia ini merupakan lembaga negara independen, bebas dari campur tangan pemerintah danatau pihak-pihak lainnya. Adapun tugas dari bank Indonesia adalah sebagai berikut : a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran c. Mengatur dan mengawasi Bank. 2. Bank Umum Bank Umum didefenisikan oleh Undang-Undang No.10 Tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Dan juga dalam hal wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut sebagai bank komersil commercial bank. 3. Bank Perkreditan Rakyat Undang-Undang No.7 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa Bank Perkreditan RakyatBPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan menurut Pasal 21 ayat 2 menyatakan bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat BPR dapat berupa salah satu Perusahaan Daerah, Koperasi, Perseroan Terbatas, dan bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. b. Dilihat dari segi kepemilikannya Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Terdiri dari sebagai berikut : 1. Bank milik Pemerintah Bank Persero Bank ini merupakan salah satu lembaga keuangan baik akte pendirian, modal, maupun sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh pemerintah. Bank milik pemerintah ini Bank Persero juga sering disebut sebagai Bank BUMN. Bank persero yang sebelumnya berjumlah 7 bank, diperkecil jumlahnya menjadi 4 bank pada awal dekade 2000-an. Kebijakan ini dilakukan pemerintah sebagai dampak terjadinya krisis perbankan. Keempat bank persero tersebut adalah Bank Tabungan Negara BTN, Bank Rakyat Indonesia BRI, Bank Negara Indonesia BNI, dan Bank Mandiri yang merupakan penggabungan dari Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Dagang Negara, dan Bank Exim. Beberapa dari bank persero tersebut telah menjadi milik publik atau go public, melalui penjualan sebagian sahamnya melalui pasar modal, antara lain : Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia BNI, dan Bank Rakyat Indonesia BRI. 2. Bank Umum Swasta Nasional Bank umum swasta nasional merupakan bank yang berbadan hukum Indonesia, yang sebagian atau seluruh modalnya, keuntungan, serta akte pendiriannya dimiliki oleh warga negara Indonesia atau disebut swasta nasional. Contoh bank milik swasta nasional antara lain : Bank Danamon, Bank Lippo, Bank Niaga, Bank Central Asia BCA, Bank Bumi Putra, Bank Muamalat, dan lain sebagainya. 3. Bank Asing Bank jenis ini merupakan kantor cabang dari suatu bank di luar Indonesia, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing. Bank asing, yang sejak awal tahun 1970-an, tidak diijinkan membuka kantor cabang di Indonesia, namun sejak pertengahan tahun 1999 diberi kesempatan membuka kantor cabangnya di beberapa ibukota provonsi seperti Semarang, Surabaya, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang, Medan, dan Batam dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Contoh bank asing di Indonesia yaitu : Citibank, Hongkong and Shanghai Bank Corporation HSBC, Standard Chartered Bank, ABN AMRO Bank, dan lain sebagainya. 4. Bank Pemerintah Daerah Bank ini merupakan bank-bank umum milik pemerintah daerah yaitu Bank- bank Pembangunan Daerah BPD yang pendiriannya berdasarkan Undang- undang N0.13 Tahun 1962. Dengan dikeluarkannya Undang-undang No.7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998, Bank Pembangunan Daerah BPD harus memilih dan menetapkan badan hukum atas bank tersebut baik dalam bentuk Perseroan Terbatas, Koperasi, atau Perusahaan Daerah. Jumlah Bank Pembangunan Daerah BPD sampai dengan pertengahan tahun 2004 mencapai 26 bank antara lain yaitu : BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Sumatera Utara yang disebut Bank Sumatera UtaraBank Sumut, BPD Sulawesi Selatan, dan BPD lainnya. 5. Bank Campuran Perkembangan bank campuran joint venture bank di Indonesia diawali ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi di sektor keuangan dan perbankan yang disebut Paket 27 Oktober 1988 yang membuka perizinan bagi pendirian bank-bank termasuk bank campuran atau bank patungan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor dan menarik masuknya investor asing. Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing dab atau badan hukum asing secara kemitraan. Pendirian bank campuran oleh pihak asing pada dasarnya dimaksudkan untuk mempermudah akses pelayanan atas nasbah-nasabahnya yang beroperasi di Indonesia. Contoh bank campuran antara lain : PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT Bank Merincorp, PT ING Indonesia Bank, PT Interpacific Bank, dan bank campuran lainnya. c. Dilihat dari segi status Dilihat dari segi status atau kedudukan maksudnya yaitu menunjukan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanan. Dilihat dari kemampuannya bank umum dapat dibagi ke dalam 2 macam yaitu : 1. Bank devisa Bank devisa foreign exchange bank adalah bank yang dapat melaksanakan transakasi ke luar negeri dalam valuta asing atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. Kegiatan bank devisa antara lain adalah: menerima simpanan dan memberikan kredit dalam valuta asing, termasuk jasa-jasa keuangan yang terkait dengan valuta asing, misalnya: letter of credit, travelers check, money changer. 2. Bank non devisa Bank non devisa non foreign exchange bank adalah bank yang tidak diperkenankan melakukan transaksi yang berkaitan dengan valuta asing seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa non foreign exchange bank merupakan kebalikan daripada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara. d. Dilihat dari segi sistem pengenaan bunga Bank yang dilihat dari sistem pengenaan bunga sama halnya dengan jenis bank yang dilihat dari segi cara menentukan harga, yang terbagi atas 2 kelompok yaitu sebagai berikut : 1. Bank yang bedasarkan prinsip konvensional Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mulanya bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan kepada prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu : a. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan, maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya kredit juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based.. b. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based. 2. Bank berdasarkan Prinsip Syariah Bank yang berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia. Namun di luar negeri terutama di Negara-negara Timur Tengah, jenis bank ini sudah cukup lama berkembang pesat. Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut: a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal musharakah c. Prinsip jual beli dengan memperoleh keuntungan murabahah d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ijarah e. Atau pembiayaan dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank atau pihak lain ijahwaraiqtina Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah dasar hukumnya adalah Alquran dan Sunnah Rasul. Bank berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba. 2.2 BANK UMUM 2.2.1 Pengertian Bank Umum