Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara

(1)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEBIHAN DANA PERBANKAN PADA BANK UMUM

DI SUMATERA UTARA

SKRIPSI Diajukan Oleh :

IRSON LEONARD SILITONGA 050501053

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

MEDAN 2009


(2)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum di Sumatera Utara. Faktor-Faktor yang dimaksud yaitu Tingkat Suku Bunga Kredit, Giro Wajib Minimum dan Tingkat Tabungan Masyarakat Sumatera Utara.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dari tahun 2002 triwulan IV sampai dengan tahun 2007 triwulan III yang menggunakan model ekonometrik. Dan cara menganalisanya dengan menggunakan analisa statistik yang dinamakan regresi variabel denga persamaan kuadrat terkecil. Berdasarkan interpretasi model menunjukkan bahwa Tingkat Suku bunga Kredit dan Tingkat Tabungan Masyarakat Sumatera Utara berpengaruh positif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara

Hasil regresi menunjukkan bahwa bahwa ketiga variabel independen itu secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.

Kata Kunci : Kelebihan Dana, Tingkat Suku Bunga Kredit, Giro Wajib Minimum, Tingkat Tabungan Masyarakat Sumatera Utara.


(3)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

ABSTRACT

This research be entitled Analysis Factors influencing of Banking Excess Liquidity at the Public’s Banks in North Sumatera. The factors are the Interest Rate of Credit, Reserve Requirement and Society Saving Rate of North Sumatera.

The data used in this research is time series data during quarterly IV in 2002 until quarterly III in 2007 which employ econometric model. And using statistical analysis tools, the method used is Ordinary Least Square (OLS). Was based on the interpretation of the model showed that the Interest Rate of Credit and Society Saving Rate of North Sumatera were influential the positive toward Banking Exess liquidity at the Public’ Banks in North Sumatera, and Reserve Requirement was influential the negative toward Banking Exess Liquidity at the Public’s Banks in North Sumatera.

Result of regression showed that all independent variables together equally influential significant toward Banking Exess Liquidity at the Public’s Bank in North Sumatera.

Keyword : Exes Liquidity, Reserve Requirement, Society Saving rate of North Sumatera


(4)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Bapa Surgawi dan anaknya Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum di Sumatera Utara”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu, memberikan bimbingan, saran motivasi dan dukungan moril kepada penulis baik selama masa perkuliahan maupun dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec. selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. A. Samad Zaino, MS selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

4. Bapak Drs. Sahat Silaen, MSi selaku dosen penguji I.

5. Bapak Syarief Fauzi, SE, MAcc, Ak selaku dosen penguji II.

6. Kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda Ir. L. Silitonga dan ibunda N. Br Sinaga, yang telah mengasuh, mendidik dan memberikan nasehat serta


(5)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

motivasi baik moril maupun materi. Dan juga adik-adik ku tersayang Tumbur Silitonga, Daniel Silitonga, Lanny Silitonga dan Merry Silitonga.

7. Teman-teman band penulis yang tergabung dalam “Ongol-Ongol Band” yang selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan di Departemen Ekonomi Pembangunan stambuk 2005 yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, atas semangat, motivasi serta inspirasi yang telah diberikan selama ini.

Medan, Juli 2007 Penulis,


(6)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Hipotesis ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II URAIAN TEORITIS ... 9

2.1 Bank ... 9

2.1.1 Pengertian Bank ... 9

2.1.2 Klasifikasi Bank ... 12

2.2 Bank Umum ... 20

2.2.1 Pengertian Bank Umum ... 20


(7)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

2.2.3 Kegiatan atau Usaha Bank Umum ... 23

2.2.4 Prinsip-prinsip Dasar Operasional Bank Umum ... 24

2.2.5 Sumber-sumber Dana Bank Umum ... 25

2.2.6 Penggunaan Dana Bank Umum ... 29

2.3 Likuiditas Bank Umum ... 31

2.3.1 Pengertian Likuiditas ... 31

2.3.2 Manajemen Likuiditas ... 33

2.3.3 Kelebihan Dana (ekses Likuiditas) ... 36

2.4 Tingkat Suku Bunga ... 37

2.4.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga ... 37

2.4.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga ... 38

2.5 Kredit ... 40

2.5.1 Pengertian Kredit ... 40

2.5.2 Jenis Kredit ... 42

2.5.3 Komponen Dalam Menentukan Bunga Kredit ... 43

2.6 Giro Wajib Minimum (GWM) ... 44

2.6.1 Pengertian Giro Wajib Minimum ... 44

2.6.2 Fungsi Giro Wajib Minimum ... 45

2.7 Tabungan ... 45

2.7.1 Pengertian Tabungan ... 45

2.7.2 Jenis-jenis Tabungan ... 47


(8)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 48

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 48

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.4 Pengolahan Data ... 50

3.5 Model Analisis Data ... 50

3.6 Test Goodness of Fit (uji Kesesuaian) ... 51

3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 51

3.6.2 Uji t-statistik ... 52

3.6.3 Uji F-statistik ... 53

3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 54

3.7.1 Multikolinearity ... 54

3.7.2 Autokorelasi ... 55

3.8 Defenisi Variabel Operasional ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1 Deskriptif Daerah Penelitian ... 58

4.1.1 Kondisi Geografis ... 58

4.1.2 Kondisi Alam dan Topografi ... 60

4.1.3 Kondisi Demogafis ... 60

4.1.4 Potensi Wilayah ... 62

4.1.5 Perkembangan Perbankan di Sumatera Utara ... 62

4.1.6 Perkembangan Kelebihan Dana (Ekses Likuiditas) ... 64


(9)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

4.1.8 Perkembangan Giro Wajib Minimum (GWM) ... 68

4.1.9 Perkembangan Tingkat Tabungan Masyarakat ... 70

4.2 Analisa dan Pembahasan ... 71

4.2.1 Hasil Model Estimasi ... 72

4.2.2 Goodness of Fit Test (Uji Kesesuaian) ... 74

4.2.3 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84

5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Perkembangan pendapatan perkapita 5

4.1 Luas Kabupaten/kota Sumatera Utara 59

4.2 Jumlah Kantor Yang Beropersi di Sumatera Utara 64

4.3 Perkembangan Kelebihan Dana 66

4.4 Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit 68

4.5 Perkembangan Giro Wajib Minimum 69

4.6 Perkembangan Tingkat Tabungan Masyarakat 71

4.7 Hasil Model Regresi 72


(11)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

3.1 Kurva Uji t-statistik 53

3.2 Kurva Uji F-statistik 54

3.3 Kurva Uji DW statistic 56

4.1 Uji t-statistik terhadap tingkat suku bunga kredit 75

4.2 Uji t-statistik terhadap Giro Wajib Minimum 76

4.3 Uji t-statistik terhadap tingkat tabungan masyarakat 77

4.4 Uji F-statistik 79


(12)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

DAFTAR LAMPIRAN

No. LAMPIRAN

1 : Data Variabel

2 : Hasil Regresi Linear Berganda


(13)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem keuangan dapat diartikan sebagai kumpulan institusi, pasar, ketentuan perundangan, peraturan-peraturan dan teknik-teknik dimana surat-surat berharga di perdagangkan, tingkat suku bunga ditetapkan, dan jasa-jasa keuangan (financial

services) dihasilkan serta ditawarkan ke seluruh bagian dunia. (Siamat, 2005:1)

Sistem keuangan perbankan merupakan salah satu kreasi dalam masyarakat modren dawasa ini. Dengan adanya sistem keuangan perbankan maka sistem pembayaran dan intermediasi dapat terlaksana. Tugas utama sistem keuangan perbankan dalam perekonomian modren adalah memindahkan dana dari penabung kepada peminjam yang membutuhkan dana untuk membeli barang-barang dan jasa serta melakukan investasi sehingga perekonomian dapat tumbuh dan pada akhirnya akan meningkatkan standar hidup. Pengalihan ini dilakukan oleh lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi. Intermediasi keuangan merupakan proses pembelian dana dari unit surplus (penabung) untuk selanjutnya disalurkan kembali kepada unit deficit (peminjam), yang terdiri dari sektor usaha, pemerintah dan individu atau rumah tangga. Jenis lembaga intermediasi yang paling dominan dalam sistem keuangan perbankan adalah lembaga depositori, terutama Bank Umum.

Masyarakat adalah unit surplus (lenders) yang merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan bank yang disebut sebagai Dana Pihak Ketiga


(14)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

(DPK), terdiri dari giro (demand deposit), deposito (time deposit), tabungan (saving). Besar kecilnya jumlah dana pihak ketiga yang bersal dari masyarakat biasanya tergantung pada kebijakan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank. Pada umumnya, jika tingkat suku bunga tinggi maka masyarakat akan lebih tertarik untuk menyimpan dananya di bank, dan sebaliknya. Selain dari tingkat suku bunga, pelayanan yang baik dan memuaskan yang diterima dari nasabah (masyarakat) ataupun yang disediakan oleh bank, serta kemajuan teknologi perbankan yang tersedia pada bank dapat menjadi suatu acuan bagi masyarakat untuk menempatkan dananya pada bank.

Kegiatan bank menyalurkan dana kepada unit deficit (borrowers) yang biasa terdiri dari sektor usaha, pemerintah dan individu / rumah tangga adalah memberikan pinjaman (loan) kepada unit defisit yang mengajukan permohonan, sehingga dalam hal ini bank berperan sebagai perantara dalam menyalurkan dana dari unit yang kelebihan daya beli kepada unit yang kekurangan daya beli dalam bentuk kredit. Ini sesuai dengan UU No.10 tahun 1998 yang merupakan perubahan UU No.7 tahun 1992 sebagai berikut :

1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau badan-badan lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. 2. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.


(15)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Pada beberapa tahun belakangan ini, situasi yang sedang terjadi adalah derasnya aliran modal yang masuk ke pasar uang Indonesia, sehingga bank-bank umum di Indonesia mengalami kelebihan dana (ekses likuiditas), termasuk bank-bank umum di Sumatera Utara. Keadaan ini mirip seperti tahun 1996-1997, dimana pemerintah hingga bank mengatakan bahwa situasi Indonesia dan ekonomi Asia dalam kondisi yang baik dan stabil.

Kelebihan dana (ekses likuiditas) perbankan pada bank-bank umum dapat memicu ketidakstabilan moneter. Ekses likuiditas ini bisa menjadi masalah global dan harus diwaspadai.

Dalam mengatasi ekses likuiditas perbankan pada bank umum, maka pemerintah mengeluarkan beberapa regulasi yang bertujuan untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang terkendali yaitu dengan cara menaikkan besarnya cadangan minimum yang harus disetorkan oleh masing-masing bank pada Bank Indonesia, yang dikenal sebagai Giro Wajib Minimum (GWM).

Kenaikan ini dimaksudkan untuk memelihara kestabilan moneter dan menjadikan perbankan lebih solid dalam arti mempunyai daya saing, sehat dan tangguh. GWM merupakan instrumen BI untuk mempengaruhi jumlah uang beredar sesuai dengan kebijakan pada suatu waktu. Kenaikan GWM ini akan berdampak langsung terhadap perbankan, yaitu dapat memicu kenaikan suku bunga bank. Maksudnya adalah kenaikan GWM berarti bank diminta untuk menyediakan pencadangan lebih tinggi di BI. Artinya, bisa mengurangi spread secara keseluruhan, antara suku bunga dana dan suku bunga kredit yang jadi berkurang, karena bank


(16)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

harus menyediakan likuiditas yang lebih banyak lagi di BI. Hal ini mengakibatkan semakin berkurangnya likuiditas bank umum, sehingga daya ekspansi kredit bank akan semakin kecil.

Industri perbankan tidak mampu menampung banjir likuiditas dalam bentuk penyaluran kredit karena masih rendahnya permintaan maupun penawaran kredit secara simultan. Kurangnya usaha perbankan, dalam melakukan ekspansi kredit salah satu penyebabnya yaitu masih besarnya Non Performing Loan (NPL) yang terjadi pada bank-bank umum tersebut. Selain itu, sektor riil juga masih bergerak lambat dan tidak mampu menyedot dana perbankan. Hal ini merupakan akibat dari anjloknya daya beli masyarakat, dimana pendapatan perkapita masyarakat relatif kecil. Ini mengakibatkan tugas utama sistem keuangan perbankan sebagai lembaga intermediasi tidak dapat dilaksanakan secara seutuhnya.

Begitu juga yang terjadi pada kurun waktu tahun 2002 sampai tahun 2007, dimana Pendapatan Perkapita Sumatera Utara relatif mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada table berikut :


(17)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Tabel 1.1 Perkembangan Pendapatan per Kapita Sumatera Utara (ADH Berlaku) Tahun 2002-2007

Tahun Pendapatan per kapita (Rp.) % Perubahan

2002 7.508.867 -

2003 8.672.097 15.49

2004 9.741.566 12.33

2005 11.326.516 16.26

2006 12.684.532 11.98

2007 14.166.626 11.68

Sumber: BPS Sumatera Utara

Walaupun Pendapatan Perkapita Sumatera Utara cendrung mengalami kenaikan namun masyarakat Sumatera Utara kurang tertarik untuk melakukan investasi melainkan mereka cendrung melakukan saving, dikarenakan Tingkat Suku Bunga Kredit juga turut naik sehingga tingkat tabungan masyarakat Sumatera Utara mengalami peningkatan. Hal ini mengakibatkan pihak bank umum di Sumatera Utara mengalami kesulitan dalam menampung dana dari masyarakat dan juga penyaluran kredit ke sektor riil pun menjadi terhambat. Dampaknya, kelebihan dana (ekses likuiditas) perbankan dapat meningkat semakin tajam. Ekses likuiditas tersebut perlu dihindari karena apabila jumlah terlalu melimpah maka dapat memicu ketidakstabilan moneter.


(18)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka penulis tertarik membuat judul “Analis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada

Bank Umum di Sumatera Utara”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukan pada latar belakang pemilihan judul diatas, maka penulis terlebih dahulu merumuskan permasalahan sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan.

Adapun perumusan masalah yang dibuat adalah sebagai berikut :

1. Berapa besarkah pengaruh tingkat suku bunga kredit terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.

2. Berapa besarkah pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.

3. Berapa besarkah pengaruh tingkat tabungan masyarakat terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.

1.3. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :

1. Tingkat suku bunga kredit mempunyai pengaruh positif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.


(19)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

2. Giro Wajib Minimum (GWM) mempunyai pengaruh negatif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.

3. Tingkat tabungan masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat suku bunga kredit terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM)

terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat tabungan masyarakat

terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama Departement Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

2. Sebagai masukan bagi kalangan akademis dan peneliti yang tertarik untuk membahas mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum di Sumatera Utara.


(20)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

3. Sebagai penambah wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.

4. Sebagai penambah, pelengkap sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada menangkut topik yang sama.

5. Sebagai masukan dan pertimbangan bagi perbankan khususnya bank umum untuk menetapkan kebijakan-kebijakan dalam rangka menanggulangi kondisi kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.


(21)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1. BANK

2.1.1. Pengertian Bank

Bank merupakan kata yang berasal dari bahasa Italia yaitu dari kata Banco, yang dapat diartikan sebagai meja atau bangku. Menyinggung tentang sejarah perbankan, ada salah satu dari sejarah yang menyebutkan bahwa pada awalnya beberapa orang telah bertindak sebagai pegawai penukar uang di kawasan pantai laut Madeterania (selatan Italia) untuk memberi jasa penukaran uang terhadap para saudagar dan lain sebagainya, yang ketika itu banyak menggunakan laut Madeterania sebagai sarana transportasi. Namun sesuai dengan perkembangan zaman, aktifitas yang ada pun pada saat itu juga berkembang seperti penyimpanan dan pemberian pinjaman. Perkembangan ini merupakan titik tolak timbulnya institusi perbankan.

Secara sederhana masyarakat awam mendefenisikan bank adalah tempat menabung, menyimpan uang ataupun meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan. Prof. G.M. Verryn Stuart, mendefenisikan Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.

Pada umumnya bank dikenal sebagai lembaga keuangan. Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatan utamanya mengumpulkan dan menyalurkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (unit surplus) kepada pihak yang membutuhkan


(22)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

dana (unit defisit). Adapun kegiatan utama lembaga keuangan tersebut berupa menerima simpanan giro, tabungan dan deposito serta berupa tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya.

Menurut Peter Rose (1993), bank dapat disebut “financial department

stores” yang berperan sebagai “a full service financial institution”.

Pengertian Bank menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan :

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau badan-badan lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

Pengertian dalm Undang-Undang tersebut mengandung kandungan filosofis yang tinggi. Pengertian secara teknis dapat ditemukan pada Peraturan Standard Akutansi Keuangan (PSAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990. Pengertian Bank menurut PSAK Nomor 31 adalah :

Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.


(23)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Sedangkan berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990 pengertian bank adalah :

Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan

melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.

Berdasrkan defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Umumnya aktivitas lembaga keuangan meliputi 3 kegiatan utama yaitu :

1. Menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah kegiatan

funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau

mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Dana masyarakat yang dihimpun oleh bank dapan disimpan baik dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Funding ini dilakukan dengan sasaran meminimumkan biaya perolahan dana.

2. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka perbankan mengalokasikan atau menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit serta investasi. Alokasi atau penyaluran dana dikenal dengan istilah lending dengan sasaran memaksimumkan pendapatan bank.

3. Memberikan jasa-jasa keuangan lainnya (seperti money changer, transfer, dll) dan jasa non keuangan (seperti pembayaran listrik, air, uang kuliah, pajak, dll) dengan


(24)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

sasaran memaksimumkan kepuasan nasabah. Dan biasanya kegiatan ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana.

Dari ketiga kegiatan utama diatas yang menjadi kegiatan pokok perbankan yaitu menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat dimana kegiatan pokok ini sering disebut sebagai intermediasi keuangan dalam perbankan. Sedangkan memberikan jasa-jasa lainnya hanya merupakan kegiatan pendukung dari kedua kegiatan pokok yang ada. Dan keuntungan utama perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan ini dikenal dengan istilah spread based.

2.1.2. Klasifikasi Bank

Bank-bank yang beroperasi di Indonesia saat ini pada dasarnya dikelompokkan dalam bentuk Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sedangkan Bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral. Namun demikian, sejalan dengan terjadinya perubahan dalam kelembagaan perbankan sebagai dampak dikeluarkannya undang-undang di bidang keuangan dan perbankan, bank yang beroperasi di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan :

a.

1. Bank Sentral

Dilihat dari segi fungsinya

Merupakan bank yang memegang otoritas moneter yang mengambil keputusan perihal kebijakan moneter, baik dalam hal mempengaruhi jumlah uang beredar atau menjaga stabilitas nilai mata uang dalam negeri serta


(25)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

tingkat bunga, yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja perekonomian. Indonesia memiliki bank sentral yang dikenal dengan Bank Indonesia. Bank Indonesia ini merupakan lembaga Negara independent, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya. Adapun tugas dari Bank Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, c. Mengatur dan mengawasi bank.

2. Bank Umum

Bank Umum didefenisikan oleh Undang-Undang No.10 Tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Dan juga dalam hal wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut sebagai bank komersil (commercial bank).

3. Bank Perkreditan Rakyat

Undang-Undang No.7 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan menurut Pasal 21 ayat 2 menyatakan bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat


(26)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

(BPR) dapat berupa salah satu Perusahaan Daerah, Koperasi, Perseroan Terbatas, dan bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

b.

Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Terdiri dari sebagai berikut :

Dilihat dari segi kepemilikannya

1. Bank milik Pemerintah (Bank Persero)

Bank ini merupakan salah satu lembaga keuangan baik akte pendirian, modal, maupun sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh pemerintah. Bank milik pemerintah ini (Bank Persero) juga sering disebut sebagai Bank BUMN. Bank persero yang sebelumnya berjumlah 7 bank, diperkecil jumlahnya menjadi 4 bank pada awal decade 2000-an. Kebijakan ini dilakukan pemerintah sebagai dampak terjadinya krisis perbankan. Keempat bank persero tersebut adalah Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri (yang merupakan penggabungan dari Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Dagang Negara dan Bank Exim). Beberapa dari bank persero tersebut telah menjadi milik public atau go public, melalui penjualan sebagian sahamnya melalui pasar modal, antara lain : Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).


(27)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

2. Bank Umum Swasta Nasional

Bank umum swasta nasional merupakan bank yang berbadan hukum Indonesia, yang sebagian atau seluruh modalnya, keuntungan, serta akte pendiriannya dimiliki oleh warga negara Indonesia atau disebut swasta nasional. Contoh bank milik swasta nasional antara lain : Bank Danamon, Bank Lippo, Bank Niaga, Bank Central Asia (BCA), Bank Bumi Putra, Bank Muamalat, dan lain sebagainya.

3. Bank Asing

Bank jenis ini merupakan kantor cabang dari suatu bank di luar Indonesia, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing. Bank asing, yang sejak awal tahun 1970-an, tidak diijinkan membuka kantor cabang di Indonesia, namun sejak pertengahan tahun 1999 diberi kesempatan membuka kantor cabangnya di beberapa ibukota provinsi seperti Semarang, Surabaya, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang, Medan dan Batam dengan memenuhi peryaratan yang telah ditetapkan. Contoh bank asing di Indonesia yaitu : Citibank, Hongkong and Shanghai Bank Corporation (HSBC), Standard Chartered Bank, ABN AMRO Bank, dan lain sebagainya.

4. Bank Pemerintah Daerah

Bank ini merupakan bank-bank umum milik pemerintah daerah yaitu Bank-bank Pembangunan Daerah (BPD) yang pendiriannya berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 1962. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang-Undang-Undang No.7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998,


(28)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Bank Pembangunan Daerah (BPD) harus memilih dan menetapkan badan hukum atas bank tersebut baik dalam bentuk Perseroan Terbatas, Koperasi, atau Perusahaan Daerah. Jumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) sampai dengan pertengahan tahun 2004 mencapai 26 bank antara lain yaitu : BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Sumatera Utara (yang disebut Bank Sumatera Utara/Bank Sumut), BPD Sulawesi Selatan, dan BPD lainnya. 5. Bank Campuran

Perkembangan bank campuran (joint venture bank) di Indonesia diawali ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi di sektor keuangan dan perbankan yang disebut Paket 27 Oktober 1998 yang membuka perizinan bagi pedirian bank-bank termasuk bank campuran atau bak patungan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan pertumbuhan eksport dan menarik masuknya investor asing. Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan. Pendiriaan bank campuran oleh pihak asing pada dasarnya dimaksudkan untuk mempermudah akses pelayanan atas nasabah-nasabahnya yang beroperasi di Indonesia. Contoh bank campuran antara lain : PT. Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT. Bank Merincorp, PT. Ing Indonesia Bank, Pt. Interpacific Bank, dan Bank campuran lainnya.


(29)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

c.

Dilihat dari status atau kedudukan maksudnya yaitu menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanan. Dilihat dari kemampuannya bank umum dapat dibagi kedalam 2 macam yaitu :

Dilihat dari status

1. Bank devisa

Bank devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri dalam valuta asing atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. Kegiatan bank devisa antara lain adalah : menerima simpanan dan memberikan kredit dalam valuta asing, termasuk jasa-jasa keuangan yang terkait dengan valuta asing, misalnya : Letter of credit,

travelers check, money changer.

2. Bank non devisa

Bank non devisa (non foreign exchange bank) adalah bank yang tidak diperkenankan melakukan transaksi yang berkaitan dengan valuta asing seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa (non foreign exchange bank) merupakan kebalikan dari pada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara.


(30)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

d.

Bank yang dilihat dari sistem pengenaan bunga sama halnya dengan jenis bank yang dilihat dari segi cara menentukan harga, yang terbagi atas 2 kelompok sebagai berikut :

Dilihat dari segi sistem pengenaan bunga

1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mulanya bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda.

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan kepada prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu :

a. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based.

b. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

2. Bank berdasarkan Prinsip Syariah

Bank yang berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia. Namun di luar negeri terutama di Negara-negara Timur Tengah, jenis bank ini


(31)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

sudah cukup lama berkembang pesat. Bank yang berdasrka prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiyaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut :

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah) c. Prinsip jual beli dengan memperoleh keuntungan (murabahah)

d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah) e. Atau pembiayaan dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas

barang yang disewa dari pihak bank atau pihak lain (ijahwaraiqtina). Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah

dasar hukumnya adalah Alquran dan Sunnah Rasul. Bank berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba.


(32)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

2.2. BANK UMUM

2.2.1. Pengertian Bank Umum

Bank umum dalam pengertian perbankan di Indonesia dapat disamakan dengan bank komersial karena bank umum didirikan dengan motivasi mendapatkan keuntungan. Keuntungan ini diperoleh dari selisih pendapatan dan biaya. Pendapatan bank bersumber dari hasil kegiatan yang berupa pemberian pinjaman dan jasa keuangan lainnya. Sedangkan biaya bersumber dari biaya bunga dana, biaya operasional, biaya pencadangan atas resiko kredit dan lain-lain. Menurut ketentuan pasal 1 ayat (3) UU No.10 tahun 1998, bank umum adalah “bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalm lalu lintas pembayaran”.

Bank umum diizinkan mengumpulkan dana dalam bentuk deposito, sehingga bank umum disebut juga sebagai lembaga keuangan depositori. Berdasarkan kemampuannya menciptakan uang (uang giral), maka bank umum juga dikenal dengan pencipta uang giral (BPUG). Bank umum merupakan bank yang kepemilikan dapat dimiliki oleh Negara, swasta asing ataupun dalam negeri, serta bank campuran. Berdasarkan UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998, bentuk hukum bank umum dapat berupa :

a. Perseroan Terbatas (PT) b. Koperasi


(33)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

2.2.2. Fungsi dan Peranan Bank Umum

Fungsi-fungsi dan peranan bank umum menunjukkan pentingnya keberadaan

bank umum dalam perekonomian modern yaitu antara lain : a. Penciptaan Uang

Uang yang diciptakan bank umum yaitu uang giral yaitu alat pembayaran mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank untuk menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.

b. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran

Fungsi lain yang sangat penting adalah kelancaran mekanisme pembayaran.

Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran mudah dan nyaman seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.

c. Penghimpunan Dana Simpanan

Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan yang terdiri atas giro, depsito berjangka dan tabungan. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibanding dengan lembaga keuangan lainnya. Dana yanga berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan dalam bentuk kredit.


(34)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

d. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional

Bank umum sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang dan jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan antara dua pihak yang berbeda negara biasanya muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan melakukan transaksi internasional dapat terlaksana dengan lebih mudah, cepat dan murah.

e. Penyimpanan Barang-barang dan Surat-surat Berharga

Penyimpanan barang-barang berharga adalah salah satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang dan ijazah dalam kotak yang disengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau

safety deposit box).

f. Pemberian Jasa-jasa Lainnya

Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Masyarakat sudah dapat membayar rekening listrik, telepon, uang kuliah, membeli pulsa telepon selular, membayar gaji pegawai dan jasa lainnya. Jasa-jasa ini sangat memudahkan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pihak yang menggunakannya.


(35)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

2.2.3. Kegiatan atau Usaha Bank Umum

Ruang lingkup kegiatan bank umum dapat dikelompokkan menjadi tiga

kegiatan utama, yaitu :

1. Menghimpun dana dari masyarakat (Funding)

Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana dari unit atau masyarakat yang kelebihan atau surplus dana (lenders) dalam berbagai bentuk. Namun dana-dana utama yang dihimpun adalah giro (demand deposit), tabungan (saving deposit), deposito berjangka (time deposit) dan sertifikat deposito (Certificate of deposit). 2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit (lending)

Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit merupakan kegiatan bank umum yang paling penting juga. Defenisi kredit dalam arti ekonomi adalah suatu penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan seseorang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa. Artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang akan datang.

3. Memberikan jasa-jasa lainnya

Kegiatan ini merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kegiatan

funding dan lending. Tapi kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi

bank dan nasabah, bahkan sekarang ini kegiatan ini memberikan kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi bank. Penerimaan atau income yang berasal dari pemberian jasa-jasa ini disebut dangan fee based income. Adapun jasa-jasa lain yang umum ditawarkan bank kepada nasabahnya seperti : kiriman uang (transfer), kliring,


(36)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

mata uang asing, insako, kartu kredit, menerima setoran-setoran dan melayani pembayaran-pembayaran lainnya.

2.2.4. Prinsip-prinsip Dasar Operasional Bank Umum

a.

Untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan, bank umum harus memberikan balas jasa atau kompensasi. Untuk dana deposito, bank umum memberikan balas jasa bunga deposito, sedangkan untuk pinjaman, bank umum harus memberikan balas jasa seperti pendapatan bunga bagi para pemberi pinjaman. Untuk menjalankan kegiatan operasional, bank umum memerlukan dana untuk biaya-biaya operasional. Biaya operasional yang paling utama adalah tenaga kerja dan administrasi. Dengan demikian biaya total yang harus dikeluarkan bank umum adalah biaya dana ditambah biaya operasional.

Biaya Total

b.

Bank umum memperoleh pendapatan atas dana-dana yang disalurkan berupa bunga yang dibayar debitur, dan jasa-jasa yang diberikan bank. Bank umum memperoleh pendapatan berupa fee, dan atas kredit yang disalurkan. Sumber pendapatan lainnya berupa investasi dalam bentuk sekuritas.

Pendapatan Total

c.

Bank akan memperoleh laba bila pendapatan total (Total Revenue/TR) lebih besar dari biaya total (Total Cost/TC). Laba bank akan bertambah besar apabila peningkatan pendapatan dapat dilakukan dengan penambahan biaya total yang lebih kecil. Sekalipun pendapatan menurun, bank dapat saja


(37)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

meningkatkan laba bila penurunan pendapatan tersebut diimbangi dengan penurunan biaya yang lebih besar.

2.2.5. Sumber-sumber Dana Bank umum

Yang dimaksud dengan sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam

menghimpun dana untuk membiayai operasionalnya. Adapun sumber-sumber dana bank tersebut adalah :

1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

Dana ini dikenal dengan sebutan dana pihak pertama. Dana pihak pertama ini merupakan modal sendiri yaitu modal setoran dari pemegang sahamnya. Modal setor dari para pemegang saham berarti modal dari bank umum tersebut.

2. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya

Sumber dana yang bersumber dari lembaga lainnya disebut juga sebagai dana pihak kedua. Sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana. Pencarian sumber dana ini relative lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari :

a. Pinjaman antar bank (Inter Bank Call Money Market), yang biasanya diberikan pada bank-bank yang mengalami kalah kliring. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dan bunga relatif tinggi.


(38)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

b. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat.

c. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI), merupakan kredit Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya dan juga pembiayaan pada sektor-sektor tertentu. Penggunaan dana KLBI sudah mulai dikurangi secara bertahap sejak deregulasi.

3. Dana yang berasal dari masyarakat luas

Dana yang berasal dari masyarakat ini sering disebut Dana Pihak Ketiga (DPK). Sumber dana merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberasilan operasional suatu bank dan juga dana dari masyarakat ini merupakan komposisi dana yang paling besar dan banyak komposisinya dari pada sumber dana lainnya. Adapun sumber dana tersebut dapat dilakukan dalam bentuk :

a.

Defenisi giro (demand deposit) menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, yaitu simpanan dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan sek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Rekening giro atau checking account adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menerbitkan cek untuk penarikan tunai atau bilyet giro untuk pemindahbukuan, sedangkan Giro (demand deposit)


(39)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

cek atau bilyet giro ini oleh pemiliknya dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Rekening giro ini merupakan sumber dana jangka pendek. Jasa giro merupakan suatu imbalan yang diberikan oleh bank kepada giran atas sejumlah saldo gironya yang berada di bank, yang jumlahnya relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan simpanan dalam bentuk tabungan dan deposito berjangka.

b.

Tabungan menurut UU No.10 Tahun 1998 adalah simpanan yang

penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat tertentu yang disepakati, dan tidak dengan cek atau bilyet giro dan atau alat lain yang dipersamakan dengan itu. Cara penarikan dana pada tabungan yang paling banyak digunakan saat ini adalah dengan kartu ATM. Tabungan dapat ditarik dengan cara-cara dan dalam waktu yang relatif lebih fleksibel dibandingkan dengan deposito berjangka. Besar bunga atas simpanan tabungan berada diantara giro dan deposito berjangka. Ditinjau dari sisi bank, penghimpunan dana melalui tabungan termasuk lebih murah dari pada deposito tetapi lebih mahal dibanding giro.

Tabungan (saving deposit)

c.

Pengertian deposito berdasarkan UU No.10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikkannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Adapun jenis-jenis deposito antara lain :


(40)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

 Sertifikat Deposito

Merupakan deposito yang diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat dan dapat diperjualbelikan kepada pihak lain. Pembayaran bunga dari sertifikat deposito dapat dilakukan dimuka yaitu pada saat nasabah menempatkan dananya dalam bentuk deposito.

 Deposito Berjangka

Deposito ini merupakan simpanan atas nama dan bukan atas unjuk karena jenis simpanan ini hanya bisa dicairkan oleh pihak yang namanya tercantum dalam bilyet deposito. Bunga deposito berjangka ini diterima setelah jatuh tempo (jangka waktunya), baik ditarik tunai maupun non tunai (pemindahbukuan) dan dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterimanya. Deposito berjangka tidak dapat diperdagangkan. Pada dasarnya sebelum jatuh tempo simpanan ini tidak dapat ditarik, namun apabila pihak deposan ingin menariknya sebelum jatuh tempo, maka biasanya bank mengenakan denda atau biaya administrasi yang disebut juga penalty rate atas penarikan tersebut. Deposito yang bisa diperpanjang secara otomatis melalui fasilitas Automatic Roll-Over (ARO) yang disediakan oleh pihak bank. Tingkat bunga deposito ini relatif lebih besar dibandingkan dengan giro maupun tabungan.


(41)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

 Deposito On Call

Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar. Pembayaran bunga dilakukan pada saat pencairan deposito on call dan merupakan suatu ketentuan bahwa sebelum dilakukan penarikan terhadap deposito ini terlebih dahulu nasabah sudah memberitahukan kepada pihak bank dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara pihak bank dan nasabah. Besarnya bunga deposito on call ditetapkan lebih rendah dari pada deposito berjangka.

2.2.6. Penggunaan Dana Bank Umum

Penggunaan dana bank pada prinsipnya dapat diklasifikasikan atas dasar : a.

Menurut Dahlan Siamat (Siamat, 2005:317), alokasi dana bank berdasarkan prioritas penggunaan terdiri atas :

Prioritas penggunaan dana

1. Cadangan primer (primary reserve), merupakan prioritas pertama dan yang paling utama dalam alokasi dana bank. Cadangan ini dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum dan untuk keperluan operasi bank sehari-hari. Cadangan primer terdiri dari : uang kas yang ada pada bank, saldo rekening giro pada Bank Indonesia (bank sentral), warkat-warkat yang dalam proses penagihan. Komponen-komponen ini sering disebut cash asset atau alat-alat likuid.


(42)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

2. Cadangan sekunder (secondary reserve), merupakan prioritas kedua dan sebagai pelengkap atau cadangan pengganti bagi cadangan primer. Karena cadangan ini hanya sebagai pelengkap atau pengganti sehingga waktunya tidak dapat diperkirakan maka cadangan sekunder ditanamkan dalam bentuk surat-surat berharga jangka pendek yang mudah diperjualbelikan. Instrumen cadangan sekunder dapat berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan sertifikat deposito.

3. Penyaluran kredit merupakan prioritas ketiga dalam alokasi dana bank setelah mencukupi cadangan primer serta kebutuhan cadangan sekunder. Penyaluran kredit ini adalah kegiatan utama bank dan sumber pendapatan utama bank. 4. Investasi portofolio, merupakan prioritas terakhir dalam alokasi dana bank

dimana dana yang dialokasikan dalam kategori ini adalah dana sisa setelah penanaman dana dalam bentuk kredit telah memenuhi criteria atau target tertentu.

b.

Alokasi dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank kedalam bentuk-bentuk aktiva yaitu :

Sifat aktiva

1. Penanaman dana dalam aktiva produktif

Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Komponen aktiva produktif terdiri atas kredit yang diberikan, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga dan penyertaan modal.


(43)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

2. Penanaman dana dalam aktiva tidak produktif

Aktiva tidak produktif adalah penanaman dana bank ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk aktiva tidak produktif terdiri atas alat-alat likuid atau cash asset serta aktiva tetap dan inventaris.

2.3. LIKUIDITAS BANK UMUM 2.3.1. Pengertian Likuiditas

Dalam terminologi keuangan dan perbankan terdapat banyak pengertian mengenai likuiditas, beberapa diantaranya dapat disebutkan sebagai berikut :

“Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya deposito/ simpanan oleh deposan/ penitip”. Dengan kata lain, menurut definisi ini, suatu bank dikatakan likuid apabila dapat memenuhi kewajiban penarikan uang dari para penitip dana maupun dari para peminjam/debitur. (Chairuddin, 2002:1)

“Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan para debitur tanpa terjadi penangguhan”. (Chairuddin, 2002:1)

Ada beberapa pengertian likuiditas dalam perspektif perbankan menurut beberapa penulis antara lain :

Joseph E. Burns, Likuiditas bank berkaitan dengan kemampuan suatu bank

untuk menghimpun sejumlah dana tertentu dengan biaya tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.


(44)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Oliver G. Wood, Jr, Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi

semua penarikan dana oleh nasabah deposan, kewajiban yang telah jatuh tempo, dan memenuhi permintaan kredit tanpa ada penundaan.

William M. Glavin, Likuiditas berarti memiliki sumber dana yang cukup

tersedia untuk memenuhi semua kewajiban. (Siamat, 2005:336)

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa likuiditas bank mengacu kepada kemampuan bank menyediakan dana dalam jumlah yang cukup, tepat pada waktunya untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, utamanya :

a. Memenuhi ketentuan pemerintah dan atau bank sentral tentang ketentuan likuiditas wajib (reserve requirement) atau cash ratio.

b. Memelihara hubungan baik dengan bank koresponden, dengan mengusahakan agar saldo rekening pada bank koresponden selalu sesuai dengan ketentuan yang ditentukan.

c. Memenuhi kebutuhan penarikan dana oleh nasabah penabung, pemilik rekening giro maupun debitur.

d. Membayar kewajiban jangka panjang yang telah jatuh tempo. e. Menutup biaya operasional perusahaan dan atau bank.

Bank dalam melakukan kegiatan usahanya, terutama dalam penghimpunan dana, kewajiban memelihara sejumlah likuiditas tertentu dari total dana pihak ketiga yang dihimpun. Jumlah likuiditas yang wajib dipelihara bank harus ditempatkan dalam rekening giro bank pada Bank Indonesia. Oleh kerena itu, likuiditas wajib ini


(45)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

disebut juga Giro Wajib Minimum (GWM). Menurut ketentuannya, besar giro wajib minimum rupiah adalah 5% dari total dana pihak ketiga rupiah yang dihitung rata-rata harian dalam satu minggu.

2.3.2. Manajemen Likuiditas

Pengertian manajemen likuiditas menurut beberapa sumber :

Duane B. Graddy, manajemen likuiditas melibatkan perkiraan permintaan

dana oleh masyarakat dan penyediaan cadangan untuk memenuhi semua kebutuhan.

Oliver G. Wood, manajemen likuiditas melibatkan perkiraan kebutuhan dan

penyediaan kas secara terus menerus, baik kebutuhan jangka pendek atau misiman maupun kebutuhan jangka panjang. (Siamat, 2005:336)

Teori manajemen likuiditas pada dasarnya adalah teori yang berkaitan dengan bagaimana mengelola dana dan sumber-sumber dana bank agar dapat memelihara posisi likuiditas dan memenuhi segala kebutuhan likuiditas dalm kegiatan operasional bank sehari-hari. Beberapa teori manajemen likuiditas yang dikenal dalam perbankan antara lain :

1. Commercial-Loan Theory

Teori ini dikenal dengan istilah productive theory of credit, atau sering pula disebut real bills doctrine, yang diperkenalkan sejak abad 18 dan cukup dominan sampai tahun 1920-an. Pada prinsipnya teori ini menitikberatkan sisi aktiva dari neraca bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas. Teori ini menyatakan bahwa bank harus hanya memberikan kredit jangka pendek (self-liquidating loans) seperti kredit


(46)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

yang digunakan untuk modal kerja usaha yang bersifat sementara atau secara musiman. Kelemahan dari teori Commercial-Loan adalah :

a. Banyak kredit bukan jangka pendek

b. Dalam situasi ekonomi yang sedang lesu, kredit modal kerja, yang pelunasannya berasal dari arus kas nasabah debitur, akan menjadi tidak lancar.

c. Kredit jangka pendek dapat menjadi jangka panjang melalui perpanjangan waktu secara terus menerus.

d. Dalam perekonomian yang semakin maju, kredit jangka menengah atau panjang akan menjadi semakin penting dan dibutuhkan.

e. Teori ini mengabaikan pernyataan bahwa dalam keadaan normal atau stabil, sumber-sumber dana bank seperti dana pihak ketiga, kemungkinan untuk disalurkan sebagai kredit jangka panjang.

f. Secara implicit teori ini menganggap bahwa likuiditas dapat terpenuhi dengan hanya mengandalkan sumber dari pelunasan dan atau pembayaran kredit oleh nasabah. Padahal penarikan dan pencairan kredit dapat melebihi likuiditas yang hanya bersumber dari pelunasan kredit.

2. Doctrine of Assets Shiftability

Pada tahun 1990-an, bank mengembangkan teori likuiditas sebagai kreasi dari banyaknya kelemahan pada teori Commercial-Loan, yaitu Doctrine of Assets

shiftability yang mengatakan bahwa bank dapat segera memenuhi kebutuhan

likuiditasnya dengan memberikan call loan, yaitu pinjaman yang harus dibayar dengan pemberitahuan satu atau beberapa hari sebelumnya dengan jaminan surat


(47)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

berharga. Kelemahan teori ini adalah apabila dalam waktu yang bersamaan bank-bank membutuhkan likuiditas dan menjual jaminan surat-surat berharga tersebut untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Dalam situasi seperti ini, bukan hanya menyebabkan kredit tersebut tidak dapat dialihkan, tapi juga menyebabkan turunnya harga surat berharga karena bank-bank menjual jaminannya (surat berharga) dalam waktu yang bersamaan.

3. Theory of Shiftability to the Market

Teori ini diperkenalkan akibat pesatnya penerbitan surat-surat berharga, terutama oleh pemerintah federal Amerika Serikat dan beberapa perusahaan besar lainnya yang selanjutnya menciptakan suatu pasar sekuirtas. Teori ini berasumsi bahwa likuiditas bank akan dapat terjamin apabila bank-bank memiliki portofolio ke surat-surat berharga yang dapat segera dialihkan untuk memperoleh uang kas. Kelemahan teori ini sama dengan teori Doctrine of Assets Shiftability, yang terlihat pada saat yang sama sistem perbankan sedang membutuhkan likuiditas dan secara serentak menggunakan cara yang sama, yaitu menjual sekuritasnya untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya sehingga bank-bank dalam waktu bersamaan menjadi penjual.

4. The Anticipated Income Theory

Pada decade 1930-an dan 1940-an The Anticipated Income Theory dikembangkan, yang menyatakan bahwa bank-bank seharusnya dapat memberikan kredit jangka panjang dimana pelunasannya yaitu cicilan pokok pinjaman ditambah bunga, dapat diharapkan dan dijadwalkan pembayarannya pada waktu yang akan


(48)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

dating sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Timbulnya teori ini diawali oleh rendahnya permohonan kredit pada bank yang mengakibatkan kelebihan dana (ekses likuiditas) dan rendahnya keuntungan yang diperoleh oleh bank, khususnya pada saat terjadi depresi ekonomi. Dengan diperkenalkannya teori ini, bank-bank terdorong untuk menjadi lebih agresif dengan berani memberikan kredit jangka panjang, misalnya kredit investasi.

Adapun kelemahan teori ini yaitu bahwa teori ini menganggap semua kredit dapat ditagih sesuai dengan waktu yang dijadwalkan tanpa memperhatikan kemungkinan terjadinya kegagalan pengembalian kredit oleh debitur akibat factor ekstern dan intern. Factor ekstern terjadi diluar kendali nasabah, misalnya terjadi resesi ekonomi yang berkepanjangan dan kebijakan pemerintah yang kurang mendukung. Factor intern antara lain terjadinya mismanagement atau kurangnya tenaga yang berpengalaman dan terampil dalam perusahaan.

2.3.3. Kelebihan Dana (Ekses Likuiditas)

Kelebihan dan ataupun kekurangan dana (likuiditas) bagi suatu bank sama bahayanya. Oleh karena itu bank harus mengelola likuiditasnya secermat mungkin.

Ada beberapa bahaya dari kelebihan dana pada suatu bank, yaitu :

1. Kehilangan kesempatan memperoleh laba, karena tertahannya kas atau uang tunai.

2. Mengurangi kepercayaan pemilik dana atau nasabah karena turunnya penghasilan bank tersebut.


(49)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

3. Rendahnya rentabilitas (kemampuan untuk memperoleh laba) pemilik dana menghambat perkembangan suatu bank.

Agar pengelolaan likuiditas tidak mengorbankan kepentingan rentabilitas, maka suatu bank harus memiliki proyeksi atau rencana kebutuhan likuiditas. Proyeksi tersebut berdasarkan informasi yang seksama dari unit-unit kerja terkait dan tidak dibuat sekali jadi dan berlaku untuk semua keadaan, Karena kelebihan dana/likuiditas selalu berubah dan tidak pernah konstan.

2.4. TINGKAT SUKU BUNGA

2.4.1. Pengerian Tingkat Suku Bunga

Tingkat bunga adalah harga dari penggunaan uang atau dapat juga dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Tingkat bunga memegang peranan penting dalam setiap perekonomian yang menggunakan uang untuk menyimpan nilai (store of value). Suku bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Harga atas penggunaan uang biasanya dinyatakan dalam persentase (%) dalam jangka waktu tertentu.

Secara umum naiknya turunnya tingkat bunga dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan uang. Tingkat bunga naik bila permintaan pinjaman atau debitur lebih besar dari pada jumlah uang atau dana yang ditawarkan kreditur (biasanya bank dan lembaga keuangan bukan bank). Sebaliknya tingkat suku bunga cendrung menurun


(50)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

bila permintaan debitur lebih kecil dari pada jumlah uang yang ditawarkan oleh kreditur.

2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kebutuhan dana

Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka bank akan meningkatkan suku bunga simpanan agar dana tersebut cepat terpenuhi. Namun peningkatan suku bunga simpanan akan pula meningkatkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya apabila dana yang ada dalam simpanan di Bank banyak, sementara permohonan pinjaman sedikit, maka bunga simpanan akan turun karena hal ini dapat menimbulkan kelebihan dana pada bank tersebut.

2. Target laba yang diinginkan

Biasanya dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku bunga pinjaman. Jika laba laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya. Namun untuk menghadapi pesaing target laba dapat diturunkan seminimal mungkin.


(51)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Diperuntukkan untuk bunga pinjaman. Semakin likuid jaminan (mudah dicairkan) yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.

4. Kebijakan pemerintah

Pemerintah telah menetapkan batasan maksimal dan batasan minimal untuk suku bunga yang diizinkan baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman, supaya bank dapat bersaing secara sehat. Sehingga bank tidak boleh melebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

5. Jangka waktu

Tingkat suku bunga akan semakin tinggi apabila pinjaman berjangka waktu panjang, hal ini desebabkan besarnya kemungkinan resiko macet dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya tingkat suku bunga relatif lebih rendah apabila pinjaman berjangka waktu singkat. Untuk bunga simpanan berlaku sebaliknya semakin panjang jangka waktu maka bunga simpanan semakin rendah dan sebaliknya.

6. Produk yang kompetitif

Besar kecilnya bunga pinjaman sangat ditentukan oleh produk yang kompetitif. Kompetitif maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan produk yang kompetitif tingkat perputaran produknya tinggi sehingga pembayarannya diharapkan lancer.


(52)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada seseorang atau lembaga. Pada praktiknya Bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak Bank, sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.

8. Persaingan

Dalam kondisi tidak stabil dan Bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka Bank harus bersaing keras dengan Bank lainnya. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata pesaing 10% maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan di atas bunga pesaing agar dana yang menumpuk dapat tersalurkan.

2.5. KREDIT

2.5.1. Pengertian Kredit

Defenisi kredit dalam arti ekonomi adalah suatu penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan seseorang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa. Artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang akan dating.

Kredit erat kaitannya dengan pengadaan modal suatu badan usaha, dimana dalam menjalankan usahanya pihak manajemen berusaha untuk memperoleh tambahan modal dari berbagai sumber, termasuk diantaranya melalui kredit.


(53)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Defenisi kredit menurut UU No.10 Tahun 1998 pasal 1 butir 11 tentang perbankan adalah : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang diwajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian keuntungan”.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat dilihat bahwa unsure kredit yang utama adalah kepercayaan dan waktu. Kepercayaan dalam hal ini adalah bahwa pemberi kredit berkeyakinan bahwa prestasi (uang, jasa atau barang) yang diberikan kepada debitur akan benar-benar diterimanya dimasa yang akan dating. Unsur waktu adalah bahwa antara pemberian kredit dan pengembaliannya dibatasi oleh waktu tertentu. Selain itu yang termasuk unsur-unsur dalam kegiatan kredit pada bank umum yaitu unsur penyerahan yang menyatakan bahwa pihak kreditur (bank umum) menyerahkan nilai ekonomi kepada pihak debitur (nasabah/masyarakat) yang harus dikembalikan setelah jatuh tempo, unsur risiko yang menyatakan adanya risiko yang mungkin timbul sepanjang jarak antara saat memberikan dan pelunasannya, dan unsur persetujuan atau perjanjian yang menyatakan bahwa antara kreditur dan debitur terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan dengan suatu perjanjian.

Adapun tujuan bank umum dari pemberian kredit yaitu untuk mencari keuntungan melalui bunga yang ditetapkan atas kredit tersebut, membantu usaha nasabah supaya usaha nasabah atau masyarakat di sektor riil dapat berjalan dan


(54)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

berkembang pesat yang pada akhirnya akan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat umum.

2.5.2. Jenis Kredit

Ada beberapa jenis kredit yang terdapat pada bank, antara lain : a. Kredit Produktif

Merupakan kredit yang dapat berupa investasi, modal kerja atau perdagangan. Dalam arti kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga pengembalian kredit diharapkan dari hasil usaha yang dibiayai. Jenis dari kredit produktif yaitu :

1. Kredit Investasi

Yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu menengah dan atau yang relatif panjang yaitu diatas 1 tahun, dan digunakan untuk membiayai pengadaan barang-barang modal maupun jasa yang diperlukan dalam rangka modernisasi, ekspansi, relokasi dan pendirian proyek baru.

2. Kredit Modal Kerja

Merupakan kredit yang digunakan sebagai tambahan modal usaha debitur yang pada prinsipnya meliputi modal kerja untuk tujuan komersil, industri, kontraktor bangunan dan sebagainya. Biasanya kredit ini berjangka waktu pendek yaitu tidak lebih dari 1 tahun.


(55)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi misalnya kepentingan konsumsi, baik pangan, sandang maupun papan. Contoh : jenis kredit ini adalah kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor, yang semuanya untuk dipakai sendiri dan bukan untuk memperoleh laba.

c. Kredit Komersial (commercial loan)

Merupakan kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah di bidang perdagangan seperti kredit ekspor, kredit usaha pertokoan, dan sebagainya.

2.5.3. Komponen dalam Menentukan Bunga Kredit

Adapun keuntungan utama dari bisnis perbankan adalah bagaimana mengelola dan menentukan bunga pinjaman secara fleksibel sehingga menghasilkan laba yang maksimal. Artinya tingkat suku bunga pinjaman haruslah lebih tinggi dari suku bunga simpanan sehingga bank dapat memperoleh keuntungan. Namun dalam kondisi tertentu misalnya kesulitan dana maka dapat terjadi sebaliknya yaitu suku bunga simpanan lebih tinggi dari bunga pinjaman. Kondisi ini dikenal dengan istilah

negative spread.

Dalam menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepada debitur terdapat beberapa komponen yang perlu memperoleh perhatian.(Siamad, 2005:312)

Adapun komponen dalam menentukan suku bunga kredit antara lain : 1. Total biaya pinjaman dana (Cost of Loanable Funds)


(56)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Perhitungan yang memperlihatkan beberapa besar biaya dana bank atas dana yang dihimpun, setelah dikeluarkan bagian untuk cadangan likuiditas wajib, yang selanjutnya disalurkan dalam kredit.

2. Biaya overhead

Yang diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkan bank dalam kegiatan penghimpunan dana dari berbagai sumber yang menjadi beban seperti beban administrasi, beban personalia dan beban lainnya.

3. Premi risiko

Premi risiko dapat diketahui dari pengalaman bank dari pengelolaan kredit, yaitu dengan melakukan penilaian atas kualitas kredit. Semakin besar jumlah kredit yang masuk dalam kelompok kredit bermasalah, semakin tinggi risiko yang dihadapi bank.

2.6. Giro Wajib Minimum (GWM) 2.6.1. Pengertian Giro Wajib Minimum

Giro Wajib minimum adalah sejumlah dana yang harus disetorkan bank

kepada bank sentral atas setiap unit deposito yang diterimanya. Besarnya GWM sangat tergantung kepada persentase (GWM Ratio) yang ditetapkan bank sentral. Semakin besar GWM ratio yang ditetapkan bank sentral, maka semakin kecil daya ekspansi kredit bank umum. Dilema yang dihadapi bank umum berkaitan dengan GWM adalah disatu sisi mereka harus menaati ketentuan ini. Jika tidak, bank sentral akan melakukan tindakan dan hal ini akan menurunkan citra bank yang bersangkutan.


(57)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Tetapi setoran GWM akan menurunkan daya ekspansi kredit oleh bank yang berarti menurunkan kemampuan menghasilkan pendapatan bunga. Langkah yang paling baik adalah bank menaati peraturan tersebut, tetapi harus diupayakan supaya GWM tidak terlalu jauh diatas ketentuan bank sentral agar dana yang tidak terpakai efektif menjadi lebih sedikit. (Manurung dan Rahardja, 2004:169)

2.6.2. Fungsi Giro Wajib Minimum (GWM)

Fungsi-fungsi GWM antara lain, yaitu : (Malayu, 2001:95) 1. Untuk memenuhi ketetapan Bank Indonesia.

2. Untuk jaminan pembayaran pencairan tabungan masyarakat. 3. Untuk mempertahankan agar bank tetap dapat mengikuti kliring.

4. Untuk memperkuat daya tahan dalam menghadapi persaingan antarbank. 5. Untuk menentukan tingkat kesehatan bank.

6. Merupakan salah satu alat kebijakan moneter pemerintah untuk mengatur jumlah uang yang beredar.

7. Sebagai salah satu alat otoritas moneter dalam menstabilkan nilai tukar uang. 8. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank.

2.7. TABUNGAN

2.7.1. Pengertian Tabungan

Tabungan menurut UU No.10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat tertentu yang disepakati, dan tidak dengan cek atau bilyet giro dan atau alat lain yang dipersamakan dengan itu.


(58)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung bank masing-masing, mau menggunakan sarana yang diinginkan. Alat ini dapat digunakan sendiri-sendiri atau secara bersamaan.

Alat-alat yang dimaksud adalah : 1. Buku tabungan

Yaitu buku yang dipegang oleh nasabah, dimana tabungan, penarikan, penyetoran dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi. Buku ini digunakan pada saat penyetoran dan penarikan sehingga langsung dapat menambahi ataupun mengurangi saldo yang ada dibuku tabungan tersebut.

2. Slip penyetoran

Yaitu merupakan formulir penyetoran dimana nasabah cukup menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menyetor sejumlah uang. Slip ini biasanya digunakan secara bersamaan dengan buku tabungan.

3. Slip penarikan

Yaitu merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik sejumlah uang. Slip ini biasanya digunakan secara bersamaan dengan buku tabungan. 4. Kartu yang terbuat dari plastik

Yaitu jenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya melalui mesin Automatic Teller Mechine (ATM). Mesin ATM ini biasanya tersebar ditempat-tempat yang strategis.


(59)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

2.7.2. Jenis-jenis Tabungan

Pada dasarnya tabungan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu tabungan pemerintah dan tabungan masyarakat.

Tabungan pemerintah ialah tabungan yang diperoleh dari selisih antara penerimaan rutin dan pengeluaran pembangunan. Dimana penerimaan rutin bersumber dari penerimaan pemerintah dari migas dan non migas.

Tabungan masyarakat dibedakan menjadi 2 jenis :

Tabungan perseorangan (personal saving) dan tabungan perusahaan (corporate

saving atau business saving). Adapun tabungan perseorangan adalah simpanan yang

disisihkan setelah dikurangi dengan pengeluaran konsumsi yang disimpan pada lembaga keuangan atau dapat dikatakan merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran, sedangkan tabungan perusahaan yang berasal dari keuntungan perusahaan. Tabungan ini biasanya berasal dari aktivitas-aktivitas dalam menjalankan usahanya.


(60)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna menyelesaikan atau memecahkan permasalahan dan menguji hipotesi penelitian.

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang linkup penelitian ini adalah memfokuskan pada tiga variable utama yaitu Tingkat Suku Bunga Kredit, Giro Wajib Minimum (GWM), dan Tingkat Tabungan Masyarakat terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series yang bersifat kuantitatif yaitu berupa data yang berbentuk angka. Sumber data adalah data sekunder yang diperoleh dari beberapa sumber informasi yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Bank Indonesia (BI) Medan, dan dari berbagai sumber lainnya yang mendukung, dengan kurun waktu 20 triwulan yaitu pada tahun 2002 triwulan IV sampai dengan tahun 2007 triwulan III.

3.3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung ke badan-badan ataupun instansi yang terkait


(61)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

(riset) serta penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data melalui bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah, jurnal, laporan-laporan penelitian, artikel dan data-data elektronik yang bersifat online (internet), yang berhubungan dengan topik yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan pencatatan langsung berupa data time series dari tahun 2002 triwulan IV sampai dengan tahun 2007 triwulan III, dimana data tersebut telah dirubah dalam bentuk data kuartal yang didapatkan melalui proses interpolasi sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 buah, dengan rumus sebagai berikut :

Yt1 = ¼ {Yt - 12

5 , 4

(Yt – Yt-1)}

Yt2 = ¼ {Yt - 12

5 , 1

(Yt – Yt-1)}

Yt3 = ¼ {Yt + 12

5 , 1

(Yt – Yt-1)}

Yt4 = ¼ {Yt + 12

5 , 4

(Yt – Yt-1)}

Yt = Periode/tahun t

Yt-1 = Periode/tahun t-1

Yt1 = Triwulan pertama tahun t

Yt2 = Triwulan kedua tahun t

Yt3 = Triwulan ketiga tahun t


(62)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

3.4. Pengolahan Data

Penulis menggunakan program E-Views 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.

3.5. Model Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan model analisis ekonometrika dengan meregresikan variabel-variabel yang ada dengan menggunakan Metode Kuadrat Terkecil Biasa (Ordinary Least Square).

Adapun fungsi estimasinya adalah sebagai berikut :

(

X1,X2,X3

)

f

Y = ………(1)

Kemudian fungsi tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma sebagai berikut :

µ β

β β

α + + + +

= 1LogX1 2LogX2 3LogX3

Y

Log ………(2)

Dimana :

Y

Log = Kelebihan Dana (Triliun Rp)

α = Intercept / Konstanta

3 2 1,β ,β

β = Koefisien Regresi

1

X = Tingkat Suku Bunga Kredit (%)

2

X = Giro Wajib Minimum (GWM) (Triliun Rp)

3


(1)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Website,

Website,


(2)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Lampiran 1 : Data Variabel

Tahun Kelebihan Dana (Y) Tingkat Suku Bunga Kredit (X1) GWM (X2) Jumlah Tabungan Masyarakat (X3)

2002 Triwulan IV 18,13 8,86 8,88 18,13

2003 Triwulan I 15,25 9,25 9,49 15,25

Triwulan II 16,15 9,51 9,83 16,15

Triwulan III 16,23 9,78 10,17 16,23

Triwulan IV 26,94 10,04 10,51 26,94

2004 Triwulan I 16,09 13,01 10,85 16,09

Triwulan II 17,45 14,35 11,19 17,45

Triwulan III 18,48 15,70 11,53 18,48

Triwulan IV 23,39 17,04 11,87 23,39

2005 Triwulan I 21,32 19,51 12,81 21,32

Triwulan II 24,75 21,30 13,39 24,75

Triwulan III 21,42 23,09 13,97 21,42

Triwulan IV 28,21 24,88 14,55 28,21

2006 Triwulan I 24,08 24,05 13,78 24,08

Triwulan II 22,84 24,80 13,82 22,84

Triwulan III 25,52 25,54 13,86 25,52

Triwulan IV 33,13 28,23 13,90 33,13

2007 Triwulan I 29,15 29,51 14,29 29,15

Triwulan II 29,52 31,24 14,47 29,52


(3)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Lampiran 2 : Hasil Regresi Linear Berganda

Dependent Variable: LOGY Method: Least Squares Date: 06/17/09 Time: 21:07 Sample: 2002:4 2007:3 Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.365600 2.541027 0.537420 0.0984 LOGX1 0.009523 0.553094 2.017217 0.0365 LOGX2 -0.331249 0.404073 -3.819775 0.0044 LOGX3 0.302244 1.128410 1.823785 0.0722 R-squared 0.860800 Mean dependent var 3.104903 Adjusted R-squared 0.845325 S.D. dependent var 0.244728 S.E. of regression 0.157593 Akaike info criterion 3.680745 Sum squared resid 3.397369 Schwarz criterion 4.481598 Log likelihood 10.80745 F-statistic 9.939689 Durbin-Watson stat 1.945769 Prob(F-statistic) 0.000000


(4)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Lampiran 3 : Hasil Uji Multikolinearity

Dependent Variable: LOGX1 Method: Least Squares Date: 06/23/09 Time: 20:00 Sample: 2002:4 2007:3 Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3.446856 0.736682 4.678891 0.0002 LOGX2 -0.036600 0.176967 -0.206820 0.8386 LOGX3 -0.247165 0.491171 -0.503216 0.6213 R-squared 0.427543 Mean dependent var 2.722102 Adjusted R-squared 0.360195 S.D. dependent var 0.086395 S.E. of regression 0.069106 Akaike info criterion -2.368879 Sum squared resid 0.081185 Schwarz criterion -2.219519 Log likelihood 26.68879 F-statistic 6.348278 Durbin-Watson stat 0.304419 Prob(F-statistic) 0.008726

Dependent Variable: LOGX2 Method: Least Squares Date: 06/23/09 Time: 20:05 Sample: 2002:4 2007:3 Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.680390 1.236702 -2.975972 0.0085 LOGX1 -0.068574 0.331565 -0.206820 0.8386 LOGX3 2.696525 0.176117 15.31099 0.0000 R-squared 0.640717 Mean dependent var 2.887058 Adjusted R-squared 0.586096 S.D. dependent var 0.451439 S.E. of regression 0.094592 Akaike info criterion -1.741015 Sum squared resid 0.152109 Schwarz criterion -1.591656 Log likelihood 20.41015 F-statistic 4.879735 Durbin-Watson stat 0.616146 Prob(F-statistic) 0.000000


(5)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

Dependent Variable: LOGX3 Method: Least Squares Date: 06/23/09 Time: 20:16 Sample: 2002:4 2007:3 Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.668123 0.366884 4.546732 0.0003 LOGX1 -0.059382 0.118004 -0.503216 0.6213 LOGX2 0.345773 0.022583 15.31099 0.0000 R-squared 0.731196 Mean dependent var 2.504747 Adjusted R-squared 0.656631 S.D. dependent var 0.162651 S.E. of regression 0.033872 Akaike info criterion -3.794952 Sum squared resid 0.019505 Schwarz criterion -3.645592 Log likelihood 40.94952 F-statistic 8.795517 Durbin-Watson stat 0.644502 Prob(F-statistic) 0.000000


(6)

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

: Irson Leonard Silitonga

NIM

: 050501053

Departemen : Ekonomi Pembangunan

Fakultas

: Ekonomi

Adalah benar telah membuat skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara, dengan mengambil judul : “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KELEBIHAN DANA PERBANKAN PADA BANK UMUM

DI SUMATERA UTARA”.

Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan

NIM. 050501053

(Irson Leonard Silitonga)