Pengertian Sertifikat Bank Indonesia SBI Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia SBI

8. Hubungan baik Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada seseorang atau lembaga. Dalam praktiknya Bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama primer dan nasabah biasa sekunder. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak Bank, sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa. 9. Persaingan Dalam kondisi tidak stabil dan Bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka Bank harus bersaing keras dengan Bank lainnya. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata pesaing 15 maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan di atas bunga pesaing misalnya 16. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing agar dana yang menumpuk dapat tersalurkan.

2.6 Sertifikat Bank Indonesia SBI

2.6.1 Pengertian Sertifikat Bank Indonesia SBI

Sertifikat bank Indonesia SBI berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.64DPM tanggal 16 Februari 2004 adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Sertifikat Bank Indonesia merupakan instrumen yang digunakan dalam rangka pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka open market operation sebagai pelaksanaan kebijakan moneter oleh bank Indonesia. Biasanya tingkat bunga Sertifikat Bnak Indonesia SBI paling rendah diantara instrumen pasar uang lainnya, karena itu bila Bank indonesia menaikkan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia maka tingkat bunga tabungan juga akan naik, agar nasabah ataupun bank tidak memindahkan depositonya ke Sertifikat Bank Indonesia.

2.6.2 Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia SBI

Sertifikat Bank Indonesia SBI diterbitkan pertama kali tahun 1970 untuk menciptakan instrumen keuangan jangka pendek yang diperdagangkan antarbank. Pada tahun 1971 pemerintah mengijinkan bank-bank menerbitkan sertifikat deposito, sehingga Sertifikat Bank Indonesia SBI tidak diterbitkan lagi, karena dianggap fungsinya telah digantikan oleh sertifikat deposito. Setelah deregulasi perbankan 1 Juni 1983, Bank Indonesia kembali menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia SBI sebagai instrumen keuangan. Dasar hukum penerbitan Sertifikat Bank Indonesia SBI yaitu Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.3167. KEPDIR tanggal 23 Juli 1998 tentang penerbitan dan perdagangan Sertifikat Bank Indonesia SBI seta intervensi Rupiah. Sejalan dengan ide dasar penerbitan Sertifikat Bank Indonesia salah satu piranti operasi pasar terbuka open market operation, penjualan Sertifikat Bank Indonesia SBI diprioritaskan kepada lembaga perbankan. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan masyarakat baik perorangan maupun perusahaan untuk dapat memiliki Sertifikat Bank Indonesia SBI. Pembelian oleh masyarakat tidak dapat dilakukan secara langsung melainkan harus melalui bank umum serta pialang pasar uang dan pialang pasar modal yang ditunjuk oleh Bank Indonesia. Proses pembelian Sertifikat Bank Indonesia ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut : Pialang Pasar UangModal Perusahaan Bank Perorangan Indonesia B a n k U m u m Gambar 2.1 Bagan Pembelian Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat Bank Indonesia SBI sebagai instrumen pasar uang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Satuan unit sebesar Rp 1.000.000,000 2. Jangka waktu Sertifikat Bank Indonesia SBI sekurang-kurangnya 1 bulan dan paling lama 12 bulan yang dinyatakan dalam jumlah hari dan dihitung dari tanggal penyelesaian transaksi sampai dengan tanggal jatuh tempo. 3. Diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto discounted basis 4. Diterbitkan tanpa warkat Scriptless 5. Dapat diperdagangkan di pasar sekunder 6. Nilai diskonto dihitung sebagai berikut: Nilai Diskonto = Nilai Nominal – Nilai Tunai 7. Nilai tunai transaksi dihitung berdasarkan diskonto murni true disconunt menggunakan formula sebagai berikut : Nilai Diskonto = Nilai Nominal x 360 360 + {Tingkat Diskonto x Jangka Waktu} 2.7 Kredit 2.7.1