Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia

(1)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENYERAPAN DANA MASYARAKAT OLEH BANK UMUM

DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

Resi Hanna Ester Silaban 050501122

Ekonomi Pembangunan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2009


(2)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRACT

The main objective of this research is to analyze the factors which influence on the effect of the increased of foreign demand deposit growth in Indonesia. The variables employed in this research are Economic Growth, Inflation, and Interest rate of SBI. The data used in this research are time series data from 1989 until 2007. The method that used is Ordinary Least Square (OLS).

The estimated showed the R-Squared is 94%, it means that the independent variable as much as 94percent. While the rest 6% are explained by variables are not include in estimation model. F-statistic is bigger than F-table (72,36582 > 5,42); it means that economic growth, inflation, and interest rate of SBI together affected on the increased of demand deposit growth in Indonesia, significantly at = 1%.

The variables of economic growth, inflation, and interest rate of SBI significantly influence the increasing of demand deposit growth in Indonesia. The result shows that t-test of economic growth equal to 2,856, inflation equal to o,395 at

confidence interval 99% ( = 1%), and interest rate of SBI equal to o,323 at confidence interval 95% ( = 5%).

Keywords: Demand deposit growth, economic growth, inflation, and interest rate of SBI


(3)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Objek utama dalam penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pertumbuhan dana masyarakat di Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan Suku Bunga SBI.. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data untuk waktu dari tahun 1989-2007. Metode yang digunakan adalah regresi kuadrat terkecil (OLS).

Hasil estimasi memperlihatkan bahwa koefisien determinasi sama dengan 94%, hal ini berarti variabel bebas secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel terikat dalam persentase 94%, sementara itu sisanya 6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model estimasi. F-hitung > F-tabel (72,36582 > 5,42), ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga SBI secara bersama-sama mempengaruhi peningkatan jumlah cadangan devisa di Indonesia yang signifikan pada = 1%.

Variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga SBI signifikan mempengaruhi pertumbuhan dana masyarakat di Indonesia. Hasil estimasi menunjukkan bahwa t-hitung dari ekspor sama dengan 2,856, inflasi sama dengan o,395 pada tingkat kepercayaan 99% (1%), dan suku bunga SBI sama dengan 0,323 pada tingkat kepercayaan 95% (5%).

Kata kunci: Pertumbuhan dana masyarakat, pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan ekspor.


(4)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Bapa di Surga yang telah melimpahkan anugerah-Nya yang luar biasa kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulisan skripsi yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat di Indonesia” ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam mencapai gelar sarjana di program strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis menyadari banyaknya dukungan doa dan bantuan secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Kasyfull Mahalli, SE, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan mulai dari awal pengerjaan skripsi sampai dengan selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. A. Samad Zaino, M.Si sebagai Dosen Pembanding I.

5. Bapak Rahmad Sumanjaya, SE, CAE, M.Si sebagai Dosen Pembanding II. 6. Ayahanda R. P. Silaban dan ibu M. Silitonga teristimewa penulis

persembahkan sebagai rasa hormat dan penghargaan atas doa, perhatian, didikan, nasihat, dukungan, cinta kasih, motivasi terbesar, juga kepada kedua saudaraku tersayang Jireh Christian Silaban, SP dan Nico Andreas Silaban. 7. Teman-teman seperjuangan yang ku kasihi terkhusus untuk Lisnaita, Isabella,

Juniartha, Sinta, Enni Lidya, Dora, B’ Jhon Polman Mecaya, Luhut, Richard, Sonder dan semua teman-teman di Ekonomi Pembangunan Stambuk 2005


(5)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih untuk semangat, kerjasama dan motivasinya.

8. Saudara-saudaraku di rumah (Kak Elsa, Sofi, Adi). Terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya selama ini.

9. Sahabatku Novaliana Purba dan Maria Simare-mare, terima kasih untuk persahabatan yang indah ini, tetap berjuang dalam skripsi dan perkuliahan. 10.Sahabatku E. H. Pangaribuan, SH. Terima kasih untuk semua dukunganmu

selama ini. Tuhan memberkatimu.

11.Saudara-saudara yang tergabung di Departemen Pemuda GBI Rayon IV. Terima kasih untuk doa, motivasi, semangat, teguran, dan kasih sayang yang kalian berikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi masih belum sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan.

Medan, Maret 2009 Penulis


(6)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

ABASTRACT... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Hipotesis ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II URAIAN TEORITIS ... 8

2.1 Bank ... 8

2.1.1 Pengertian Bank ... 8

2.1.2 Bank Umum dan Kegiatannya... 9

2.1.3 Sumber Dana Bank Umum ... 11


(7)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

2.2.1 Pengertian Produk Domestik Bruto ... 20

2.2.2 Cara Perhitungan PDB ... 21

2.2.3 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ... 22

2.2.4 Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi ... 22

2.2.5 Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 23

2.3 Inflasi ... 27

2.3.1 Pengertian Inflasi ... 27

2.3.2 Jenis-jenis Inflasi ... 28

2.3.3 Teori Inflasi ... 31

2.3.4 Indikator Inflasi ... 33

2.4 Suku Bunga ... 34

2.4.1 Pengertian Suku Bunga ... 34

2.4.2 Teori Suku Bunga ... 35

2.4.3 Sertifikat Bank Indonesia ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 43

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 43

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.4 Pengolahan Data ... 44

3.5 Model Analisis ... 44

3.6 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ... 46


(8)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

3.8 Defenisi Operasional ... 51

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Gambaran Perekonomian Indonesia ... 52

4.2 Perkembangan Bank Umum ... 57

4.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi ... 59

4.4 Perkembangan Inflasi ... 63

4.5 Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia ... 66

4.6 Analisa dan Pembahasan ... 69

4.6.1 Analisis dan Pengumpulan Data ... 69

4.6.2 Interpretasi Model ... 70

4.6.3 Test of Goodness of Fit ... 72

4.6.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 83


(9)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

No. TABEL JUDUL HALAMAN

4.1 Indikator Kinerja Bank Umum di Indonesia 58

4.2 Perkembangan Jumlah Bank Umum 59

4.3 Produk Domestik Bruto 61

4.4 Perkembangan Inflasi Indonesia 65

4.5 Perkembangan Suku Bunga SBI 68


(10)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

No. GAMBAR JUDUL HALAMAN

2.1 Jumlah Penduduk Optimal 24

2.2 Demand Full Inflation 30

2.3 Cost Push Inflation 30

2.4 Teori Klasik tentang tingkat suku bunga 36

2.5 Teori Keynes tentang suku bunga 39

3.1 Kurva Uji F-Statistik 47

3.2 Kurva Uji t-Statistik 48

3.3 Kurva Durbin-Watson 50

4.1 Uji F-Statistik 73

4.2 Uji t-Statistik terhadap Pertumbuhan Ekonomi 75

4.3 Uji t-statistik terhadap Inflasi 76

4.4 Uji t-statistik terhadap Suku Bunga SBI 77


(11)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN JUDUL

1. Data Variabel Skripsi tahun 1989-2007

2. Hasil Uji Regresi Linear

3. Hasil Uji Multikolinearitas Pertumbuhan

Ekonomi (X1), Inflasi (X2), dan Suku Bunga SBI

(X3)

4. Hasil Uji Multikolinearitas Inflasi (X2),

Pertumbuhan Ekonomi (X1), dan Suku Bunga SBI

(X3)

5. Uji Multikolinearitas Suku Bunga SBI (X3),

Pertumbuhan Inflasi (X1), dan Inflasi (X2)


(12)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang membangun, memiliki banyak permasalahan yang dihadapi dalam melakukan pembangunan. Salah satu masalah tersebut adalah kecilnya modal yang dimiliki. Modal sebagai sumber pembiayaan pembangunan bisa berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

Modal pembangunan yang berasal dari luar negeri mempunyai fungsi sebagai pelengkap dana domestik yang belum memadai untuk membiayai seluruh proses pembangunan di Indonesia. Namun demikian, modal pembangunan yang berasal dari luar negeri sangatlah besar resikonya. Tidak hanya membebani anggaran penerimaan dan belanja negara tiap tahunnya, tetapi biasanya juga disertai campur tangan urusan dalam negeri oleh negara donor. Menciptakan ketergantungan terhadap negara-negara/lembaga donor, menimbulkan beban hutang yang semakin berat, dan juga turut andil dalam terjadinya krisis nilai tukar dan krisis ekonomi di Indonesia sejak


(13)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

pertengahan 1997. Hal ini membuat banyak pihak kurang menyukai sumber modal dari luar negeri. Dengan kata lain sumber modal luar negeri merupakan alternatif terakhir.

Modal pembangunan yang berasal dari dalam negeri biasanya dihimpun dari dana masyarakat. Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga yang mempunyai potensi untuk menghimpun dana masyarakat. Masyarakat akan menyisihkan sebagian dari pendapatannya yang tidak dikonsumsi untuk menabung. Tabungan inilah yang akan dihimpun oleh pihak bank sebagai dana pihak ketiga (DPK). Dimana tabungan ini hanya akan terjadi jika perkembangan ekonomi Indonesia bisa berjalan dengan lancar dan memungkinkan rakyat Indonesia untuk menabung. Dana yang dihimpun bank biasanya dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito.

Faktor lain yang mendorong minat menabung masyarakat yaitu adanya jaminan keamanan terhadap dana masyarakat yang disimpan di bank. Indonesia barangkali termasuk salah satu negara yang sampai saat ini belum mempunyai sistem pengamanan atas dana masyarakat yang disimpan di bank. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan apabila pada saat pemerintah melikuidasi 16 bank swasta, terjadi rush dalam bentuk penarikan uang oleh masyarakat dalam jumlah yang besar di berbagai bank. Hal tersebut dilakukan karena masyarakat merasa tidak aman kalau terus menyimpan uangnya di bank. Masalah keamanan dana yang disimpan di bank baru disadari oleh masyarakat pada saat pemerintah melikuidasi sejumlah bank yang bermasalah. Para nasabah bank yang dilikuidasi ternyata mengalami kesulitan untuk


(14)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

menarik dananya. Atas saran IMF pemerintah diwajibkan untuk memberikan apa yang disebut blanket guarantee, yaitu berupa program penjaminan atas dana masyarakat yang disimpan di bank. Lembaga yang bertugas untuk menjamin dana masyarakat yang di simpan di bank adalah insurance deposit scheme (IDS). IDS adalah suatu skema penjaminan yang disediakan oleh perusahaan asuransi untuk menjamin dana masyarakat yang disimpan di suatu bank. Jadi bentuk penjaminan atas resiko dana masyarakat yang disimpan di bank dilaksanakan dengan menggunakan prinsip asuransi.

Perkembangan dana simpanan masyarakat di perbankan menunjukkan peningkatan yang tinggi. Posisi dana simpanan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan secara bertahap. Dana simpanan mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada tahun1997-1998, dari posisi Rp 2.598.171 milyar pada tahun 1997 menjadi Rp 4.529.470 milyar pada tahun 1998. Sedangkan dana masyarakat dalam bentuk Rupiah yang berhasil dihimpun oleh bank umum pada tahun 1997 berjumlah Rp 246.836 miliar dan sampai dengan posisi Desember 2007 jumlah tersebut telah mencapai Rp 1.309.758,03 miliar. Pesatnya pertumbuhan dana tersebut membuktikan bahwa masih cukup banyak dana masyarakat yang belum terserap oleh perbankan di Indonesia. Oleh karena itu, upaya-upaya yang dilakukan selama ini perlu terus dilaksanakan dan bahkan ditingkatkan lagi agar jumlah dana yang dihimpun perbankan di masa yang akan datang lebih meningkat lagi.

Guna mendukung peningkatan kinerja perbankan, pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan di bidang keuangan. Paket 1 Juni 1983 (PAKJUN ’83) dapat


(15)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

dikatakan sebagai kebijakan liberalisasi perbankan. Bank dapat menentukan tingkat bunga yang dianggap memadai dengan mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain perbedaan tingkat inflasi antarnegara, disparitas mata uang domestik dengan mata uang negara lain, perbedaan suku bunga domestik dengan suku bunga internasional, dan perbedaan pendapatan nasional antarnegara. Dengan berhasilnya liberalisasi perbankan, maka arus pengalihan Rupiah ke mata uang asing dapat dibendung. Dalam lingkup yang lebih luas, keberhasilan liberalisasi perbankan dipengaruhi oleh sistem dana masyarakat untuk tujuan investasi jangka panjang dan peningkatan ekspor.

Pada tahun 1988, disusul dengan dikeluarkannya paket Oktober 1988 (PAKTO ’88). Dalam paket ini pada intinya pemerintah menjamin dana masyarakat yang ada di bank secara preventif dan memberi kesempatan yang sama antar bank swasta dan bank pemerintah untuk dapat bersaing dalam menghimpun dana masyarakat. Hasil kebijakan tersebut cukup memuaskan dengan meningkatnya dana simpanan masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, penghimpunan dana yang berupa simpanan masyarakat yang salah satunya adalah dilakukan oleh Bank Umum. Bentuk simpanan masyarakat tersebut dapat berupa: rekening giro (demand deposit), rekening tabungan (saving deposit), dan rekening deposito (time deposit).

Pertengahan tahun 1997 sampai dengan tahun 1998 merupakan tahun yang terberat dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Diawali krisis nilai tukar yang terjadi pada pertengahan tahun 1997. Sejak itu, kinerja perekonomian


(16)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Indonesia menurun tajam dan berubah menjadi krisis yang berkepanjangan diberbagai bidang. Pada tahun 1998 produk domestik bruto (PDB) Indonesia mengalami penciutan dan pertumbuhan ekonomi menunjukkan angka minus 13,13% sementara laju inflasi terus mengalami peningkatan sampai kepada level 77,63%.

Ditengah situasi yang multi krisis, pemerintah terus melakukan upaya-upaya dengan mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memperbaiki kondisi perbankan di Indonesia. Namun upaya-upaya tersebut tidak begitu menunjukkan hasilnya karena adanya krisis kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan industri perbankan dalam mengelola dana pihak ketiga. Melalui Keppres No. 27/1998, pemerintah memutuskan membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) untuk menangani permasalahan sistematik di Bank Indonesia. Tentunya bank-bank yang mampu bertahan hanyalah bank yang mempunyai strategi tertentu dalam menjaga rasio kecukupan modal (CAR), hal ini merupakan upaya memobilisasi dana dari masyarakat. Strategi tersebut dapat berupa peningkatan efisiensi perusahaan, pemberian pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, pemberian suku bunga yang menarik, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian diatas, pennyerapan dana masyarakat dalam bentuk rupiah oleh bank umum, pada awalnya sangat bergantung pada kemampuan masyarakat dalam menyimpan dananya, dimana kemampuan ini tercermin dari pendapatan nasional. Sebelum masyarakat memutuskan untuk menyimpan dananya pada lembaga perbankan, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu tingkat bunga nasional dan inflasi. Menurut teori klasik, tingkat bunga merupakan


(17)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

fungsi dari tabungan. Dimana pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan lebih terdorong untuk menyimpan dananya pada lembaga perbankan..Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul

“Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penyusunan penelitian ini penulis terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan, yakni :

1.2.1 Apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap penyerapan dana masyarakat oleh Bank Umum di Indonesia?

1.2.2. Apakah inflasi berpengaruh terhadap penyerapan dana masyarakat pada oleh Bank Umum di Indonesia?

1.2.3. Apakah suku bunga SBI berpengaruh terhadap penyerapan dana masyarakat oleh Bank Umum di Indonesia?

1.3. Hipotesa

Hipotesa adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah dan uraian teoritis di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :


(18)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

1. Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif terhadap penyerapan dana masyarakat oleh Bank Umum di Indonesia

2. Inflasi berpengaruh positif terhadap penyerapan dana masyarakat oleh Bank Umum di Indonesia

3. Suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap penyerapan dana masyarakat oleh Bank Umum di Indonesia.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan dana masyarakat oleh Bank Imum di Indonesia.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh inflasi terhadap penyerapan dana masyarakat oleh Bank Imum di Indonesia.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh suku bunga SBI terhadap penyerapan dana masyarakat oleh Bank Imum di Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi industri perbankan dalam upaya menghimpun dana masyarakat.


(19)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

2. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi yang ingin melakukan penelitian selanjutnya khususnya bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

3. Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.

4. Sebagai penambah, pelengkap sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada menyangkut topik yang sama.

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Bank

2.1.1. Pengertian Bank

Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana (Sinungan, 1993:3).

Menurut Pierson, seorang ahli ekonomi dari Belanda, bank merupakan badan yang menerima kredit, maksudnya adalah badan yang menerima simpanan masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito. Ada juga yang mengatakan bank adalah department store of finance, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan berbagai jasa keuangan.


(20)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan jenis perbankan menurut undang-undang ini terdiri dari dua jenis bank, yaitu:

a. Bank Umum

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Pengertian Bank Umum sesuai dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan pengertian Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.1.2. Bank Umum Dan Kegiatannya

Bank umum sebenarnya tidak berusaha pada suatu bidang tertentu saja, tetapi juga dalam berbagai bidang usaha bank lainnya sehingga disebut bank umum. Jenis bank ini diperbolehkan memberikan kredit, baik jangka pendek menengah maupun jangka panjang. Namun di dalam usaha umumnya lebih menekankan perkreditan


(21)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

berjangka pendek. Ditinjau dari jenis usaha bank umum bergerak bukan hanya di sektor perdagangan dalam arti yang luas, tetapi juga di sektor perindustrian, perkebunan, pelayaran, bahkan turut juga memberikan kredit kepada instansi pemerintah.

Mengingat bidang usaha yang luas, maka kedudukan bank umum dewasa ini memperoleh tempat yang sangat penting. Bank umum merupakan mata rantai lalu lintas pembayaran dalam tata ekonomi modern. Enam kegiatan bank umum, antara lain:

1. Perkreditan (Credit)

Merupakan kegiatan terbesar yang memberikan kontribusi pendapatan yang paling banyak bagi perbankan. Pendapatan dari pemberian kredit dapat berupa bunga, provisi, komisi, dan lain-lain.

2. Pemasaran (Marketing)

Merupakan kegiatan yang diarahkan pada penghimpunan dana dari masyarakat dan lembaga-lembaga keuangan. Kegiatan pemasaran meliputi produk yang dipasarkan, tingkat bunga yang ditawarkan, tempat dimana produk dijual, teknik dan media yang dipakai bank dalam memperkenalkan produknya pada nasabah.


(22)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Merupakan kegiatan pengelolaan dana oleh para eksekutif bank. Tujuannya untuk memperoleh kombinasi dana yang efisien serta mengalokasikan dana pada aktiva produktif secara efektif.

4. Operasi (Operation)

Merupakan kegiatan unit-unit bank yang membantu kegiatan utama bank. Kegiatannya dapat berupa administrasi pembukuan, penyusunan laporan keuangan, proses data elektronik, dan tenaga programming.

5. Sumber Daya Manusia (Human Resources)

Merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi perencanaan, penarikan, seleksi, penempatan, pendidikan dan pelatihan, dan penilaian prestasi kerja.

6. Pengawasan (Audit)

Merupakan kegiatan pengawasan internal dan eksternal bank serta pengawasan Bank Indonesia. Pengawasan internal dilakukan oleh satuan kerja unit audit dan pengawasan eksternal dilakukan oleh akuntan publik. Serta pengawasan Bank Indonesia dilakukan secara berkala maupun mendadak oleh Bank Indonesia.

2.1.3. Sumber Dana Bank Umum

Menurut Sinungan (1993:84), dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. Dana bank yang dipakai sebagai alat operasional dapat diperoleh dari berbagai sumber.


(23)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

a. Dana Pihak Kesatu (Sumber dana sendiri)

Dananya diperoleh dari modal sendiri yang berasal dari pemegang saham. Dalam neraca bank, dana modal sendiri terdiri atas:

 Modal Disetor adalah uang yang disetor secara efektif oleh pemegang saham pada saat bank berdiri.

 Agio Saham adalah nilai selisih jumlah uang yang dibayarkan pemegang saham baru dibandingkan nominal saham.

 Cadangan-cadangan adalah sebagian laba yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk menutupi kemungkinan timbulnya resiko di kemudian hari.

Laba Ditahan adalah laba milik para pemegang saham (dividen) yang diputuskan untuk tidak dibagi-bagikan, namun dimasukkan kembali sebagai modal kerja.

b. Dana Pihak Kedua (Sumber dana pihak luar)

Merupakan sumber dana yang berasal dari pihak luar selain masyarakat, yang dapat berupa call money, pinjamam biasa antar bank, pinjaman dari lembaga keuangan yang bukan bank, pinjaman Bank Sentral yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia.


(24)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Call Money adalah pinjaman dari bank lain, yang akan dilakukan oleh bank

ketika kebutuhannya mendesak. Jangka waktunya dapat satu hari, beberapa hari, satu minggu ataupun satu bulan.

 Pinjaman Biasa Antar Bank adalah pinjaman dari bank lain yang waktunya relatif lama. Biasanya terjadi kalau ada bantuan pinjaman kerja sama yang disepakati oleh kedua belah pihak.

 Pijaman Bank Indonesia adalah pinjaman yang diberikan oleh Bank Indonesia untuk membiayai usaha masyarakat yang berprioritas tinggi seperti kredit program usaha kecil dan menengah (UKM). Pinjaman dari Bank Indonesia dikenal dengan nama Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). KLBI ini merupakan instrumen moneter dengan tingkat bunga relatif sangat rendah untuk memotivasi gerakan ekonomi masyarakat.

c. Dana Pihak Ketiga (Sumber dana masyarakat)

Sumber dana dari masyarakat (dana pihak ketiga) merupakan sumber yang terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Penghimpunan dana dari masyarakat dapat dikatakan lebih mudah jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya. Penghimpunan dana dari masyarakat dapat dilakukan secara efektif dengan memberikan bunga yang relatif lebih tinggi dan memberikan berbagai fasilitas yang menarik lainnya seperti hadiah dan pelayanan yang memuaskan. Keuntungan lain dari dana yang bersumber dari masyarakat adalah jumlahnya yang tidak terbatas baik


(25)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

berasal dari perorangan (rumah tangga), perusahaan, maupun lembaga masyarakat lainnya. Sedangkan kerugiannya adalah biayanya yang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan dana dari modal sendiri, misalnya untuk biaya bunga atau biaya promosi. Ada tiga jenis simpanan sebagai sarana untuk memperoleh dana dari masyarakat, yaitu: simpanan giro, tabungan, dan deposito.

Simpanan Giro

Simpanan giro adalah simpanan masyarakat (pihak ketiga) yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-watu dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Simpanan giro merupakan dana murah bagi bank, karena bunga atas balas jasa yang dibayarlan paling murah jika dibandingkan dengan simpanan tabungan atau simpanan deposito. Sedangkan simpanan tabungan dan simpanan deposito disebut dana mahal, hal ini disebabkan bunga yang dibayar kepada pemegangnya relatif lebih tingi jika dibandingkan dengan jasa giro.

Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan giro adalah simpanan masyarakat (pihak ketiga) yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-watu dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.


(26)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut. Artinya bank harus membayar kepada siapa saja yang membawa cek ke bank yang memelihara rekening nasabah untuk diuangkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan baik secara tunai atau secara pemindahbukuan.

2. Bilyet Giro

Adalah surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yan disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank yang lainnya.

Tabungan

Pengertian tabungan dapat dibaca dalam versi yang berbeda-beda seperti yang diutarakan oleh ahli-ahli. Namun demikian arti yang tersirat adalah sama. Defenisi tabungan yang diutarakan oleh Sumitro Djojohadikusumo (Djojohadikusumo, 1966:67) yaitu tabungan adalah sebagian dari pendapatan yang tidak dipergunakan untuk keperluan sehari-hari. Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah “Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapatt ditarik dengan cek, bilyet giro dan alat lainnya yang yang dipersamakan dengan itu”.

Pada dasarnya tabungan dapat dibedakan atas dua jenis yaitu tabungan pemerintah dan tabungan masyarakat. Tabungan pemerintah adalah tabungan yang


(27)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

diperoleh dari selisih antara penerimaan rutin dengan pengeluaran pembangunan. Di mana penerimaan rutin bersumber dari penerimaan pemeritah dari migas dan non migas. Sedangkan tabungan masyarakat diibedakan lagi menjadi dua jenis yaitu tabungan perorangan (personal saving) dan tabungan perusahaan (corporate saving atau business saving). Adapun tabungan perorangan adalah simpanan yang disisihkan setelah dikurangi dengan pengeluaran konsumsi yang disimpan pada lembaga keuangan atau dapat dikatakan merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran, sedangkan tabungan perusahaan yang berasal dari keuntungan perusahaan. Tabungan ini biasanya berasal dari aktiva-aktiva dalam menjalankan usahanya.

Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung dari persyaratan bank masing-masing, mau menggunakan sarana yang mereka inginkan. Alat ini dapat digunakan sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Alat-alat yang dimaksud adalah:

1. Buku tabungan

Buku tabungan adalah buku yang dipegang oleh nasabah, di mana tabungan, penarikan, penyetoran, dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi. Buku ini digunakan pada saat penyetoran dan penarikan sehingga langsung dapat menambahi ataupun mengurangi saldo yang ada di buku tabungan tersebut.


(28)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Slip penarikan merupakan formulir penarikan di mana nasabah cukup menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta tandatangan nasabah untuk menarik sejumlah uang. Slip ini biasanya digunakan secara bersamaan dengan buku tabungan. 3. Kartu ATM (Automatic Teller Machine)

Sejenis kartu yang terbuat dari plastic yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya melalui mesin AutomaticTeller Machine (ATM). Mesin ATM ini biasanya tersebar di tempat-tempat yang strategis.

Deposito

Simpanan deposito dalam undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 dinyatakan sebagai simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Berbeda dengan giro dan tabungan, simpanan deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) yang lebih panjang dan dapat ditarik atau dicairkan hanya setelah jatuh tempo. Begitu pula dengan suku bunga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan giro dan tabungan (Martono, 2003:40)

Sarana atau alat untuk menarik uang yang disimpan di deposito sangat bergantung dari jenis depositonya. Artinya setiap jenis deposi mengadung beberapa perbedaan sehingga diperlukan sarana yang berbeda pula. Sebagai contoh untuk deposito berjangka menggunakan Bilyet deposito, sedangkan untuk sertifikat deposito menggunakan sertifikat deposito. Dalam prakteknya ada jenis deposito, yaitu deposito berjangka, sertifikat deposito, deposit on call. Deposito berjangka merupakan


(29)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

deposito yang diterbitkan menurut jngka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1,3,6,12, hingga 24 bulan. Deposito berjangka ini hanya dapat ditarik atau diuangkan pada saat jatuh temponya, oleh pihak yang namanya tercantum dalam bilyet deposito tersebut. Oleh karena itu, deposito berjangka merupakan simpanan atas nama. Apabila jangka waktu yang telah ditentukan habis maka deposan dapat menarik deposito berjangka atau memperpanjang dengan suatu periode yang diinginkan. Deposito berjangka dapat diterbitkan atas nama perorangan maupun lembaga.

Penetapan suku bunga untuk setiap jangka waktu ditetapkan masing-masing bank sesuai dengan perhitungan kondisi bunga di pasar. Bunga deposito berjangka dibayarkan setiap tanggal jatuh tempo (tanggal yang sama dengan tanggal pembukuan) atau tanggal jatuh tempo pokok (tanggal berakhirnya jangka waktu penyimpanan).

Jenis deposito kedua yaitu sertifikat deposito. Sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa atau atas unjuk, yang dengan ijin Bank Indonesia dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjualbelikan kepada pihak ketiga. Pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka, perbedaannya hanyalah bawa sertifikat deposito diterbitkan atas tunjuk dalam bentuk sertifikat, sedangkan deposito berjangka dikeluarkan atas nama. Jadi, sertifikat deposito yang ditunjukan harus dibayar oleh bank yang menerbitkannya. Pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka dalam arti dipotong dari harga nominalnya pada


(30)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

waktu sertifikat deposito itu dibeli, baik tunai maupun nontunai. Selain itu bunga juga dapat dicairkan setiap bulan atau jatuh tempo.

Sebagi catatan tambahan, perlu diperhatikan bahwa Bank Umum, Bank Pembangunan, ataupun Bank Perkreditan Rakyat, dapat melaksanakan deposito berjangka, artinya dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berjangka. Tetapi untuk menerbitkan sertifikat deposito, hanya Bank Umum dan Bank Pembangunan yang diperbolehkan. Itupun harus memperoleh ijin Bank Indonesia setelah memenuhi syarat tertentu, antara lain dari segi kesehatan dan kemampuan bank dari segi kebutuhan permodalannya.

Deposit on call yang merupakan jenis deposto ketiga hanya digunakan untuk

deposan yang memiliki jumlah uang dalam jumlah besar, misalnya Rp 25 juta dan sementara waktu belum digunakan. Penerbitan Deposit on call memiliki jangka waktu minimal 7 (tujuh) hari dan paling lama kurang dari satu bulan. Deposit on call diterbitkan atas nama. Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan Deposit on

call. Apabila deposan ingin mencairkan depositonya sebelum deposit on call tersebut

dicairkan sesuai jangka waktunya, tiga hari sebelumnya deposan terlebih dahulu harus sudah memberitahukan kepada pihak bank penerbit bahwa yang bersangkutan akan mencairkan Deposit on call-nya. Pada dasarnya deposito tidak dapat ditarik atau dicairkan deposan sebelum deposito yang bersangkutan tersebut jatuh tampo. Bila hal ini terpaksa dilakukan, maka penabung dikenakan denda atau biasa disebut dengan

penalty. Denda atau penalty yang dikenakan yaitu sebesar selisih antara bunga yang


(31)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

dengan lamanya deposito mengendap. Disamping dikenakan penalty, nasabah juga dikenai biaya administrasi, tergantung dari besarnya nilai nominal deposito yang bersangkutan.

Dalam upaya menarik minat nasabah untuk menanamkan dananya dalam bentuk deposito berjangka ada kebijakan yang dilakukan oleh perbankan.

Kebijakan ini diantaranya:

1. Menawarkan bunga yang menarik bagi tabungan deposito berjangka.

2. Memberikan kemudahan-kemudahan perpajakan bagi pemegang deposito berjangka.

3. Mempromosikan deposito berjangka di daerah pedesaan, sehingga menarik orang-orang yang biasanya menyimpan kekayaan dalam bentuk rumah, tanah, emas, dan lain sebaginya.

2.2 Produk Domestik Bruto (PDB)

2.2.1 Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksi tersebut. Semua faktor produksi yang beralokasi dalam perekonomian tersebut outputnya diperhitungkan dalam PDB. Akibatnya, PDB kurang memberikan gambaran tentang berapa sebenarnya output yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi perekonomian domestik.


(32)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Didalam suatu perekonomian di negara-negara maju maupun negara-negara berkembang, barang dan jasa diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik negara tersebut tetapi oleh penduduk negara lain. Selalu didapati produksi nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri.

Perusahaan multinasional beroperasi diberbagai negara dan membantu meningkatkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan negara tersebut. Perusahaan multinasional tersebut menyadiakan modal, teknologi dan tenaga ahli kepada negara dimana perusahaan tersebut beroperasi. Operasinya membantu menambah barang dan jasa yang diproduksikan di dalam negara, menambah penggunaan tenaga kerja dan pendapatan yang sering juga menambah ekspor. Operasi mereka merupakan bagian yang cukup penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara dan nilai produksi yang disumbangkan perlu dihitung dalam pendapatan nasional. Dengan demikian PDB atau GDP adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut ditambah warga negara asing.

2.2.2. Cara Perhitungan PDB

Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah: PDB = C + I + G + (X - M)

dimana:

C = Konsumsi (pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga) I = Investasi oleh sektor usaha


(33)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

G = Goverment (pengeluaran oleh pemerintah) (X - M) melibatkan luar negeri

Sementara rumus umum dengan pendekatan pendapatan dari faktor produksi: PDB = Sewa + Upah + Bunga + Laba

Dimana:

Sewa adalah pendapatan pemilik modal dan laba untuk pengusaha. Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan hasil angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah pendekatan pengeluaran.

2.2.3. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan jika jumlah produksi barang dan jasanya meningkat. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan ekspor dari tahun ke tahun yang merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Petumbuhan ekonomi berarti perkembnagan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno,2003;10). Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami penambahan dalam jumlah dan kualitasnya.


(34)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran utama keberhasilan pembangunan, pertumbuhan ekonomi tersebut harus dapat dinikmati masyarakat sampai ke bagian yang paling bawah. Pertumbuhan harus berjalan secara beriringan dan menyebar untuk mengupayakan terciptanya pemerataan pembangunan. Bila pembangunan dan hasil-hasilnya telah terdistribusi secara merata maka daerah-daerah yang miskin akan menjadi lebih produktif sehingga memepercepat laju pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

2.2.4. Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

Fluktuasi pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto (PDB). PDB yaitu seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor atau lapangan usaha yang melakukan kegiatan usahanya di suatu domestik atau agregat. Perubahan nilai PDB akan menunjukkan perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan selama periode tertentu. Selain PDB, dalam suatu negara juga dikenal ukuran PNB (Produk Nasional Bruto) serta Penadapatan Nasional (National Income).

Adapun konsep perhitungan pertumbuhan ekonomi dalam suatu periode, yaitu:

Gt = (PDRBt – PDRBt-1) x 100% PDRBt-1


(35)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Gt = Pertumbuhan ekonomi periode t PDBt = Produk domestik bruto periode t

PDBt-1= Produk domestil bruto tahun sebelumnya.

2.2.5. Teori Pertumbuhan Ekonomi

PDB adalah salah satu konsep pendapatan ekonomi makro. Teori-teori yang mendukung PDB dapat dilihat dalam teori-teori pertumbuhan ekonomi. Teori-teori pertumbuhan ekonomi melihat pengaruh pertumbuhan ekonomi dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perbedaan antara teori yang satu dengan teori yang lainnya terletak pada perbedaan fokus pembahasan dan asumsi yang digunakan.

a. Teori Jumlah Penduduk Optimal (Optimal Population Theory)

Teori ini telah lama dikembangkan oleh kaum klasik. Menurut teori ini, berlakunya hukum hasil yang semakin berkurang (The Law of Diminishing Return) menyebabkan tidak semua penduduk dapat dilibatkan dalam proses produksi. Jika dipaksakan, justru akan menurunkan tingkat output perekonomian.

Total Produksi(Output)

Q3


(36)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Q1

Q2 TP1

0 L1 L2 Tenaga kerja

Gambar 2.1

Jumlah Penduduk Optimal

Pada gambar kurva TP1 menunjukkan hubungan antara jumlah tenaga kerja

dengan tingkat output (fungsi produksi). Kondisi optimal akan tercapai jika jumlah penduduk (tenaga kerja) yang terlibat dalam proses adalah L1, dengan jumlah output

(PDB) adalah Q1. Jika jumlah tenaga kerja ditambah menjadi L2, PDB justru

berkurang menjadi Q2.

Hal ini karena cepat terjadinya The Law of Diminishing Return (TLDR). Bagaimana agar penambahan tenaga kerja ke L2 dapat meningkatkan output,

misalnya menjadi Q3. Yang harus dilakukan adalah investasi fisik (barang modal) dan

sumber daya manusia (SDM) yang menunda terjadinya gejala TLDR. Bahkan kedua investasi tersebut menimbulkan sinergi. Jika hal tersebut yang terjadi, maka fungsi produksi membaik. Hal ini digambarkan dengan bergesernya kurva produksi ke TP2.

Penambahan tenaga kerja akan meningkatkan output (PDB).

b. Teori Pertumbuhan Neoklasik (Neo Classic Growth Theory)

Teori ini dikembangkan oleh Solow (1956) dan merupakan penyempurnaan teori-teori klasik sebelumnya. Fokus pembahasan teori pertumbuhan Neoklasik


(37)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

adalah akumulasi stok barang modal dan keterkaitannya dengan keputusan masyarakat untuk menabung atau melakukan investasi.

Asumsi-asumsi penting dari model Solow antara lain adalah:

1. Tingkat teknologi dianggap konstan (tidak ada kemajuan teknologi) 2. Tingkat depresiasi dianggap konstan

3. Tidak ada perdagangan luar negeri atau aliran keluar masuk barang modal 4. Tidak ada sektor pemerintah

5. Tingkat pertambahan penduduk (tenaga kerja) juga dianggap konstan

6. Untuk mempermudah analisis, dapat ditambahkan asumsi bahwa seluruh penduduk bekerja, sehingga jumlah penduduk sama dengan jumlah tenaga kerja

Dengan asumsi-asumsi tersebut, kita dapat mempersempit faktor-faktor penentu. Pertumbuhan menjadi hanya stok barang modal dan tenaga kerja. Untuk lebih lanjut lagi, dapat diasumsikan bahwa PDB perkapita semata-mata ditentukan oleh stok barang modal per tenaga kerja.

Jika Q = output atau PDB, K = barang modal, dan L = tenaga kerja, maka: y = f (k)

dimana: y = PDB perkapita atau Q/L

k = barang modal perkapita atau K/L c. Teori Pertumbuhan Rostow

Menurut Rostow, pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari berbagai perubahan, yaitu sebagai berikut:


(38)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

1. Perubahan reorientasi organisasi ekonomi 2. Perubahan pandangan masyarakat

3. Perubahan cara menabung atau menanamkan modal dari yang tidak produktif ke yang lebih produktif

4. Perubahan pandangan terhadap faktor alam. Manusia harus mengubah keyakinan bahwa alam itu tidak akan menentukan kehidupan manusia, tapi kehidupan manusia harus mampu menaklukkan/mengendalikan sumber kehidupan dalam mencapai kemakmuran

Selanjutnya Rostow juga mengemukakan tahap-tahap dalam pertumbuhan ekonomi, antara lain sebagai berikut:

1. The traditional society (masyarakat tradisional), artinya suatu kehidupan

ekonomi masyarakat yang berkembang secara tradisional dan belum didasarkan pada perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, kadang-kadang cara berpikirnya primitif dan irasional.

2. The pre condition for the take off (persyaratan tinggal landas), merupakan

masa transisi masyarakat untuk mempersiapkan dirinya mulai menerima teknik-teknik baru dan pemikiran-pemikiran baru dari luar kehidupan mereka. 3. The take off (tinggal landas), artinya pada tahap ini terjadi

perubahan-perubahan yang sangat drastis dalam terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi (penemuan-penemuan baru) dalam berproduksi.


(39)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

4. The drive to maturity (menuju kematangan), artinya pada tahap ini masyarakat

secara efektif telah menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alam.

5. The age high mass consumption (konsumsi tinggi), artinya pada tahap ini

perhatian masyarakat lebih menekankan pada masalah kesejahteraan dan upaya masyarakat tertuju untuk menciptakan welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih merata kepada penduduknya dengan cara mengusahakan distribusi.

2.3. Inflasi

2.3.1. Pengertian Inflasi

Merupakan salah satu resiko yang pasti dihadapi oleh manusia yang hidup dalam ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu mengalami erosi.

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain (Boediono, 1985:161). Kenaikan harga barang-barang itu tidaklah harus dengan persentase yang sama. Bahkan mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidak bersamaan. Yang penting kenaikan harga umum barang secara terus menerus selama satu periode tertentu. Kenaikan harga barang yang terjadi hanya sekali saja, meskipun dalam persentase yang cukup besar bukanlah merupakan inflasi (Nopirin, 1987:25). Atau dapat


(40)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

dikatakan, kenaikan harga barang yang hanya sementara dan sporadis tidak dapat dikatakan akan menyebabkan inflasi.

2.3.2. Jenis-jenis Inflasi

Inflasi dapat digolongkan berdasarkan: sifat, sebab dan asal terjadinya (Nopirin, 1987).

a. Inflasi menurut sifatnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu: 1. Inflasi Merayap

Kenaikan harga terjadi secara lambat, dengan persentase yang kecil dan dalam jangka waktu yang relatif lama (di bawah 10% per tahun).

2. Inflasi Menengah

Kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi.

3. Inflasi Tinggi

Kenaikan harga yang besar bisa sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukar dengan barang. Perputaran uang makin cepat, sehingga harga naik secara akselerasi.

4. Inflasi Sangat Tinggi

Yaitu inflasi yang ditandai dengan naiknya harga secara drastis hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin


(41)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

menyimpan uang karena nilainya merosot sangat tajam sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.

b. Berdasarkan sebab terjadinya inflasi dibedakan menjadi: 1. Demand – pull Inflation

Demand pull inflation ditandai dengan adanya inflationary gap.

Inflationary gap itu sendiri terjadi apabila keseimbangan GNP berada di atas

atau melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh (full employment). Inflasi bermula dengan adanya kenaikan permintaan total (agregat demand), sedangkan produksi telah berada pada kondisi full employment. Sehingga kenaikan permintaan ini hanya akan menaikkan harga saja.

2. Cost – Push Inflation

Proses kenaikan harga yang sering diikuti turunnya produksi disebut dengan Cost Push Inflation. Serikat buruh yang menuntut kenaikan upah, manajer dalam pasar monopolistis yang dapat menentukan harga (yang lebihtinggi), atau kenaikan harga bahan baku, misalnya krisis minyak adalah faktor yang dapat menaikkan biaya produksi. Kenaikan biaya ini pada akhirnya akan menaikkan harga dan turunnya produksi, atau terjadi penurunan penawaran total (agregat supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Jika proses ini berlangsung terus maka timbul cost push inflation.

Harga Harga


(42)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

S S1

H2 H2

H1 D2 H1 D

D1

0 Q1 Q2 Output 0 Q1 Q2 Output

Gambar 2.2 Demand Full Inflation Gambar 2.3 Cost Push Inflation

c. Menurut asalnya inflasi terdiri dari: 1. Domestic Inflation

Inflasi yang berasal dari dalam negeri sendiri seperti kenaikan konsumsi masyarakat, ekspansi moneter dan lain sebagainya.

2. Imported Inflation

Inflasi yang berasal dari luar negeri, seperti kenaikan harga-harga barang di negara-negara langganan dagang kita, mekanismenya baik melalui impor ataupun ekspor.

2.3.3. Teori Inflasi

Secara garis besar ada 3 kelompok teori mengenai inflasi yang masing masing menyoroti aspek-aspek tertentu.


(43)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Teori kuantitas ini menyatakan bahwa proses inflasi itu terjadi karena 2 hal, yaitu jumlah uang beredar dan psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectations). Ada 2 hal penting dari teori Kuantitas ini, adalah bahwa, pertama, laju inflasi terjadi jika ada penambahan volume uang beredar. Kedua, laju inflasi oleh harapan masyarakat mengenai kenaikan harga di masa yang akan datang (Boediono, 1985).

b. Teori Keynes

Teori ini menerangkan bahwa proses inflasi terjadi karena permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi tersedia. Hal ini yang disebut dengan

Inflationary gap. Inflationary gap terjadi apabila jumlah dari permintaan-permintaan

efektif dari semua golongan tersebut, pada tingkat harga yang berlaku melebihi jumlah maksimum dari barang-barang yang dihasilkan oleh masyarakat. Harga-harga akan naik, karena permintaan total melebihi jumlah barang yang tersedia. Adanya kenaikan harga-harga tersebut berarti bahwa kegiatan rencana pembelian barang dari golongan-golongan tersebut tidak terpenuhi, selanjutnya mereka akan berusaha untuk memperoleh dana yang lebih besar lagi baik golongan pemerintah melalui pencetakan uang baru, atau para pengusaha swasta melalui kredit dari bank, atau pekerja kenaikan tingkat upah yang lebih besar. Proses inflasi akan terus berlangsung selama jumlah permintaan efektif dari semua golongan masyarakat melebihi jumlah output yang bisa dihasilkan pada tingkat harga yang berlaku.


(44)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

c. Teori Strukturalis

Teori Strukturalis lebih menekankan pada faktor-faktor struktural dari perekonomian yang menyebabkan terjadinya inflasi, teori ini disebut juga teori inflasi jangka panjang karena yang dimaksud dengan faktor-faktor struktural di sini adalah faktor-faktor yang hanya bisa berubah secara gradual dan dalam jangka panjang.

Teori struktural memberi tekanan pada ketegaran dari struktur perekonomian negara-negara sedang berkembang. Ada dua ketegaran yang menyebabkan inflasi, yaitu ketegaran berupa ketidakelastisan dari penerimaan ekspor dan ketegaran berupa ketidakelastisan bahan makanan dalam negeri. Kedua proses di atas pada umum berkaitan dan memperkuat satu sama lain dalam menyebabkan inflasi.

Ketegaran yang merupakan “ketidakelastisan” dari penerimaan ekspor ini adalah ketegaran di mana nilai ekspor tumbuh secara lamban dibanding pertumbuhan sektor-sektor lain. Dasar penukaran yang makin memburuk dan supply barang-barang ekspor yang tidak elastis ini akan menyebabkan terjadinya kelambanan tersebut. Kelambanan pertumbuhan penerimaan ekspor ini berarti kelambanan pertumbuhan kemampuan untuk mengimpor barang-barang yang dibutuhkan. Sedang bagi suatu negara untuk mencapai target pertumbuhannya mengambil kebijaksanaan pembangunan “import substitution strategy”. Inflasi terjadi jika proses substitusi impor ini makin meluas, sehingga menaikkan biaya produksi ke berbagai barang, sehingga makin banyak harga-harga yang naik.


(45)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Ada beberapa indikator yang digunakan oleh para ekonom untuk menggambarkan inflasi yaitu Indeks Biaya Hidup (IBH), Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Implisit Produk Domestik Bruto (GDP Deflator) atau Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Dari berbagai indikator tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan, serta sangat tergantung pada tujuan pemakaiannya. IBH dan IHK dimaksudkan untuk penetapan upah buruh riil, karena dengan indeks ini bisa melihat sejauh mana penurunan daya beli yang terjadi pada kaum buruh akibat inflasi. Untuk pembuatan kontrak kerja dan penyesuaian harga yang dilakukan kontraktor besar, biasanya menggunakan IHPB. GDP Deflator yang mempunyai cakupan lebih luas dibandingkan kedua indeks terdahulu, sebenarnya mencerminkan perkembangan tingkat harga umum.

Pengendalian laju inflasi tentu saja tidak lepas dari pengendalian yang dilakukan oleh otoritas moneter dari sisi intern dalam rangka mencari stabilitas ekonomi sebagai salah satu tujuan pembangunan. Laju inflasi sebelum tahun 1984 mendekati bahkan melebihi 10%, hal ini tentu saja tidak lepas dari berbagai pengaruh faktor ekstern terhadap perekonomian Indonesia.

Deregulasi dan debirokratisasi 1 Juni 1983, merupakan langkah yang diambil pemerintah untuk mengadakan perubahan kebijaksanaan ekonomi. Perkembangan moneter tahun 1984 yang relatif stabil tercermin dari pertambahan uang beredar yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dan tingkat laju inflasi yang dapat dikendalikan. Piranti-piranti kebijakan moneter untuk pengendalian jumlah uang beredar yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai berikut:


(46)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

(1) Perubahan tingkat bunga fasilitas diskonto (2) Perubahan rasio cadangan minimum (3) Perkreditan selektif

(4) Operasi Pasar Terbuka (5) Pendekatan persuasive

2.4. Suku Bunga

2.4.1. Pengertian Suku Bunga

Menurut Kasmir, suku bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bisa juga dipandang sebagai sewa atau penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Harga atas penggunaan uang biasanya dinyatakan dalam persentase (%) dalam jangka waktu tertentu misalnya 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 24 bulan. Harga penggunaan uang per unit waktu disebut tingkat bunga.

Naik turunnya tingkat bunga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran uang. Tingkat suku bunga cenderung naik bila permintaan pinjaman atau debitur lebih besar daripada jumlah uang atau dana yang ditawarkan kreditur (biasanya bank dan lembaga keuangan bukan bank). Sebaiknya suku bunga cenderung menurun bila permintaan debitur lebih kecil daripada jumlah uang atau dana yang ditawarkan kreditur.


(47)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

2.4.2. Teori Suku Bunga

a. Teori Klasik

Menurut teori klasik tabungan merupakan fungsi daripada tingkat bunga. Dimana semakin tinggi tingkat bunga semakin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung (Nopirin, 2000:70). Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat bunga dimana semakin tinggi tingkat bunga maka keinginan berinvestasi semakin kecil. Semakin rendah tingkat bunga maka akan mendorong para investor untuk berinvestasi karena biaya yang ditanggung semakin kecil dengan harapan profit yang maksimal.

Tingkat bunga dalam keadaan seimbang akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi dalam pasar yang seimbang pada keadaan Yfull employment (kondisi pendapatan yang

dicapai dengan menggunakan resources yang ada secara maksimal) dimana pasar secara bebas tanpa campur tangan pemerintah (teori Laissez Faire: Adam Smith).

Tingkat Bunga

Tabungan

Tabungan

Tabungan I1


(48)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Investasi1

I0

Investasi0

0 S0 Jumlah Rupiah yang

ditabung dan diinvestasikan Gambar 2.4.

Teori Klasik tentang tingkat suku bunga

Berdasarkan gambar di atas bahwa tingkat suku bunga akan mengalami keseimbangan (S0,I0) jika jumlah tabungan sama dengan jumlah investasi. Dan jika

tingkat suku bunga lebih besar dari I0 akan berdampak terhadap jumlah tabungan

lebih besar dari jumlah investasi.

b. Teori Keynes

Menurut Keynes tingkat bunga merupakan fenomena moneter yang artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang. Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi sepanjang uang itu mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi.

Keynes mengatakan bahwa tingkat bunga adalah balas jasa yang diterima seseorang karena tidak menimbun uang atau balas jasa karena orang tersebut mengorbankan liquidity preference-nya. Makin besar keinginan seseorang untuk


(49)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

menahan uang tunai, maka makin besar tingkat bunga yang diterima orang tersebut bilamana ia meminjamkan uang tersebut kepada orang lain.

Permintaan uang mempunyai hubungan negatif dengan tingkat bunga. Hubungan negatif antar tingkat bunga diterangkan Keynes, dia berpendapat bahwa masyarakat mempunyai pendapat tentang adanya tingkat bunga nominal (nominal rate). Bilamana tingkat bunga turun dari tingkat bunga normal, dalam masyarakat ada suatu keyakinan akan naik suku bunga pada masa yang akan datang. Bila masyarakat memegang obligasi (surat berharga) pada saat suku bunga naik (harga obligasi mengalami penurunan) pemegang obligasi tersebut akan mengalami kerugian (capital

loss). Guna menghindari kerugian ini tindakan yang dilakukan adalah dengan menjual

obligasi yang dengan sendirinya akan mendapatkan uang kas dan uang kas ini dipegang pada saat suku bunga naik. Kegiatan inilah yang disebut motif spekulasi permintaan uang kas, karena masyarakat akan melakukan spekulasi tentang obligasi pada masa yang akan datang.

Tanggapan Keynes yang kedua adalah berhubungan dengan ongkos (harga) memegang uang kas, karena makin tinggi tingkat bunga makin besar ongkos memegang uang kas. Hal ini akan menyebabkan keinginan memegang uang kas juga akan semakin menurun. Bila tingkat bunga turun berarti ongkos memegang uang kas akan semakin rendah sehingga permintaan uang kas naik.

Permintaan uang ini akan menentukan tingkat bunga. Tingkat bunga keseimbangan akan terjadi bila jumlah kas yang ditawarkan (uang) beredar sama dengan yang diminta. Bila terjadi peningkatan suku bunga (di atas i1) masyarakat


(50)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

akan menginginkan uang kas yang lebih sedikit dengan membeli obligasi (tingkat bunga) turun sampai kembali pada tingkat keseimbangan.

Bilamana tingkat bunga yang terjadi berada di bawah keseimbangan (i1),

masyarakat akan menginginkan uang kas lebih besar, hal ini membuat perlu menjual obligasi yang dipegang. Tindakan untuk menjual obligasi inilah yang mendesak harganya turun dan tingkat bunga akan bergerak naik.

Tingkat bunga (i)

Jumlah uang

i1 Liquidity preference

0 M1 Permintaan Uang

Gambar 2.5

Teori Keynes tentang suku bunga

2.4.3. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

a. Pengertian dan Sejarah Penerbitan SBI

Sertifikat Bank Indonesia pada prinsipnya adalah surat berharga atas unjuk dalam Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek yang diperjualbelikan dengan sistem diskonto.


(51)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Sertifikat Bank Indonesia pertama kali diterbitkan pada tahun 1970 dengan sasaran utama untuk menciptakan pasar uang yang hanya diperdagangkan antar bank dengan terlebih dahulu memperoleh izin dari Bank Indonesia. Namun dengan diterbitkannya sertifikat deposito pada tahun 1972, maka Sertifikat Bank Indonesia tidak lagi diterbitkan karena sertifikat deposito dianggap akan mengganti SBI. Oleh kaena itu, SBI sebenarnya hanya sempat beredar kurang lebih satu tahun. Namun sejalan dengan berubahnya pendekatan kebijakan moneter, maka Bank Indonesia kembali menerbitkan SBI sebagai instrumen kebijakan operasi pasar terbuka terutama untuk kontraksi moneter.

Selain sebagai piranti operasi pasar terbuka, penggunaan SBI pada dasarnya sama dengan penggunaan Treasury Bills (T_Bills) di pasar uang Amerika Serikat. Melalui penggunaan SBI tersebut, Bank Indonesia dapat secara tidak langsung mempengaruhi tingkat bunga di pasar uang dengan cara mengumumkann Stop Out

Rate (SOR) tersebut akan dapat dipakai sebagai indikator bagi tingkat suku bunga

transaksi di pasar uang pada umumnya.

b. Tujuan Penerbitan SBI

Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia berkewajiban memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang primer (uang kartal ditambah uang giral di Bank Indonesia) yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai Rupiah. SBI diterbitkan dan dijual oleh Bank Indonesia untuk mengurangi kelebihan uang tersebut.


(52)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

c. Dasar Hukum Penerbitan SBI

Adapun dasar hukum penerbitan SBI adalah Surat keputusan Direksi BI No. 31/67/KEP/DIR tanggal 23 Juli 1998 tentang penerbitan dan perdagangan SBI serta intervensi Rupiah

d. Pihak yang Berhak Memiliki SBI

Sejalan dengan ide dasar penerbitan SBI sebagai salah satu piranti operasi pasar terbuka, penjualan SBI diprioritaskan pada lembaga perbankan. Tetapi tidak tertutup kemungkinan masyarakat baik perorangan maupun perusahaan untuk dapat memiliki SBI. Pembalian SBI oleh masyarakat, tidak dapat dilakukan secara langsung oleh Bank Indonesia, melainkan harus melalui bank umum serta pialang pasar uang dan pialang pasar modal yang ditunjukkan oleh Bank Indonesia.

e. Karakteristik SBI

1. Jangka waktu maksimal 12 bulan dan sementarara waktu hanya diterbitkan untuka jangka waktu 1 bulan dan 3 bulan.

2. Denominasi dasar yang terendah Rp. 50.000.000,00 sampai tertinggi Rp. 1.000.000.000,00.

3. SBI diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto.

4. Pembalian SBI didasarkan pada nilai tunai yang diperoleh dari rumus: Nilai Tunai = Nilai nominal x 360


(53)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

360 + (Tingkat diskonto x Jangka waktu) 5. Nilai diskonto terhitung sebagai berikut:

Nilai diskonto = Nilai nominal – Nilai tunai 6. Diterbitkan tanpa warkat (script less).

7. Dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

f. Tata cara penjualan SBI

1. Penjualan SBI dilakukan melalui lelang.

2. Bank Indonesia mengumumkan rencana lelang selambat-lambatnya pada satu hari kerja sebelum pelaksanaan lelang tersebut.

3. Jumlah SBI yang akan dilelang diumumkan setiap hari Selasa.

4. Lelang SBI dilakukan setiap hari Rabu atu pada hari kerja berikutnya dan dapat diikuti oleh seluruh bank umum, pialang pasar uang, dan pialang pasar modal dengan penyelesaian transaksi hari Kamis.

5. Dalam pelaksanaan lelang SBI, masing-masing peserta mengajukan

penawaran jumlah SBI yang ingin dibeli serta tingkat diskontonya. Pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan peserta yang mengajukan penawaran tingkat diskonto yang terendah sampai dengan jumlah SBI lelang yang diumukan tercapai.

6. Untuk menjaga keamanan dari kehilangan atau pencurian sera menghindari pemalsuan, maka pihak SBI memperoleh Bilyet Depot Simpanan sebagai


(54)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

bukti atas penghimpunan fisik warkat SBI pada Bank Indonesia tanpa dipungut biaya apapun (Siamat, 2001:220).

BAB III


(55)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Bank Umum Indonesia dengan mengamati dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Penyararapan Dana Masyarakat. Fakor-faktor itu adalah pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan suku bunga SBI.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari sumber informasi yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Bank Indonesia kantor Cabang Medan dan Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Sumatera Utara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dengan kurun waktu 19 tahun selama periode 1989 sampai dengan 2007.

3.3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang dilakukan melalui bahan-bahan


(56)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah, jurnal, artikel, majalah dan laporan-laporan penelitian ilmiah yang ada hubungannya dengan topik yang diteliti.

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah dengan melakukan pencatatan langsung berupa data time series mulai dari tahun 1989 sampai 2007.

3.4. Pengolahan Data

Penulis menggunakan program komputer E-Views 5.1 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.

3.5. Model Analisis

Model Analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah model ekonometrika. Metode analisis yang digunakan adalah metode Kuadrat Terkecil Biasa (Ordinary Least Square/OLS). Hubungan antara variabel-variabel independent dengan variabel dependen dirumuskan dengan fungsi sebagai berikut:

Y = f (X1, X2, X3) ……….(1)

Dari fungsi tersebut diatas dispesifikasikan kedalam model dengan menggunakan model regresi linear sebagai berikut:

Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + µ ………..….(2)

Dimana :

Y = Pertumbuhan Dana Masyarakat (Persen)

= Konstanta/Intercept


(57)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

X1 = Pertumbuhan Ekonomi (Persen)

X2 = Inflasi (Persen)

X3 = Suku Bunga SBI (Persen)

µ = Term of error

Bentuk hipotesis diatas secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

Artinya jika terjadi kenaikan pada X1 (Pertumbuhan Ekonomi),

maka Y (Pertumbuhan Dana Masyarakat) mengalami kenaikan,

ceteris paribus.

Artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (Inflasi), maka Y

(Pertumbuhan Dana Masyarakat) mengalami kenaikan, ceteris

paribus.

Artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (Suku Bunga SBI), maka

Y (Pertumbuhan Dana Masyarakat ) mengalami kenaikan, ceteris

paribus.

3.6. Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) 3.6.1. Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama-sama memberi penjelasan terhadap variabel dependen . Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0<R2<1).

∂Y

∂X1

> 0

∂Y

∂X2

> 0

∂Y

∂X3


(58)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009 3.6.2. Uji F-statistik

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :

Ho : b1≠ b2 ... bk = 0 (tidak berpengaruh)

Ha : b1 = 0... i = 0 (ada pengaruh)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai hitung dengan F-tabel. Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak, yang berarti variabel independen

secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus :

F-hitung =

( )

(

R

)

(

n k

)

k R

− 2 −

2 1

1

Dimana :

R2 = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel independen n = Jumlah sampel

Ho diterima

Ha diterima


(59)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Kurva Uji F-Statistik

3.6.2. Uji t-statistik

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 : bi = b

Ha : bi ≠b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-i nilai hipotesis, biasanya

b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Y. Bila nilai t-hitung lebih besar daripada t-tabel (t-hitung > t-tabel) maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh

secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :

t-hitung =

(

)

Sbi b bi

Dimana :

bi = Koefisien variabel independen ke-i

b = Nilai hipotesis nol

Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i


(60)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Ho diterima = 5%

Gambar 3.2 KurvaUji t-statistik

3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.7.1. Multikolinearity

Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi apakah terdapat korelasi variabel independen di antara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R2, F-hitung, t-hitung, dan standart error.

Adanya multikolinearity ditandai dengan :

• Standart error tidak terhingga

• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada = 1%, = 5%, = 10%

• Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori

• R2 sangat tinggi.

 Membandingkan R2 regresi pertama dengan R2 regresi variabel-variabel independen.

3.7.2. Autokorelasi (Serial Correlation)

Serial Correlation didefenisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Model regresi linear klasik


(61)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

mengasumsikan autokorelasi tidak terdapat didalamnya distribusi atau gangguan i

dilambangkan dengan :

(

i : j

)

=0

E µ µ ij

Ada beberapa cara untuk menguji keberadaan autokorelasi, yaitu : 1. Dengan menggunakan atau memplot grafik

2. Dengan D-W Test (Uji Durbin-Watson) Uji D-W ini dirumuskan sebagai berikut :

DW =

− − 2 2 1) ( t t t e e e

Dengan hipotesis sebagai berikut : ,

0 : 0 ρ =

H artinya tidak ada autokorelasi ,

0 :ρ ≠ a

H artinya ada autokorelasi

Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai


(62)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 3.3 Kurva Durbin-Watson Keterangan :

H0 : Tidak ada autokorelasi

DW<dl : Tolak H0 (ada korelasi positif)

DW>4-dl : Tolak H0 (ada korelasi negatif)

du<DW<4-du : Terima H0 (tidak ada korelasi)

dl≤Dw<4-du : Tidak bisa disimpulkan (inconclusive) (4-du)≤Dw≤(4-dl) : Tidak bisa disimpulkan (inconclusive)


(1)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Nopirin, 2000, Ekonomi Moneter, BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta.

Rahardja, Prathama Mandala Manurung, 2001, Teori Ekonomi Makro Suatu

Pengantar, Lembaga Penerbit FEUI: Jakarta.

Siamat, Dahlan, 2001, Manajemen Lembaga Keuangan, Lembaga Penerbit FEUI,

Jakarta.

Sinungan, Muchdarsyah, 1993, Manajemen Dana Bank, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta.

Sinungan, Muchdarsyah, 1994, Strategi Manajemen Bank, Penrbit Bumi Aksara:

Jakarta.

Sugiyanto, Catur, 1994, Ekonometrika Terapan, Lembaga Penerbit

BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Bank Indonesia Cabang Medan. Statistika Ekonomi-Keuangan

Indonesia. Beberapa Tahun Penerbitan.

Bank Indonesia Cabang Medan. Statistik Perbankan Indonesia.

Beberapa Tahun Penerbitan.

Lampiran 1

Data Variabel Skripsi

Tahun

Pertumbuhan

Dana

Masyarakat

(%)

Pertumbuhan

Ekonomi (%)

Inflasi (%)

Suku Bunga

SBI (%)

1989

16,30

7,46

6,00

11,64

1990

16,10

7,60

5,97

11,93

1991

17,60

6,95

7,50

22,03

1992

19,50

7,00

8,00

21,00

1993

18,20

6,50

8,30

13,99

1994

18,00

7,54

8,30

13,00

1995

19,00

8,22

8,70

14,50

1996

18,70

7,82

9,00

14,00

1997

14,00

6,00

9,47

13,50


(2)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

1999

3,50

1,20

13,00

11,93

2000

7,00

4,92

9,00

14,53

2001

10,00

5,00

8,30

17,62

2002

11,00

5,20

12,55

12,93

2003

11,30

5,00

10,00

11,00

2004

9,00

5,10

6,00

11,30

2005

8,70

5,60

5,70

12,75

2006

8,50

5,60

5,90

9,75

2007

9,00

6,32

6,00

8,00

Lampiran 2

Hasil Regresi

Dependent Variable: Pertumbuhan Dana Masyarakat Method: Least Squares

Date: 03/17/09 Time: 06:52 Sample: 1989 2007

Included observations: 19

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -11.88033 2.794767 -4.250921 0.0007 Pertumbuhan Ekonomi 2.855804 0.337588 8.459444 0.0000 Inflasi 0.395338 0.118107 3.347294 0.0044 Suku Bunga SBI 0.322786 0.136241 2.369234 0.0317


(3)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

R-squared 0.935372 Mean dependent var 11.99474 Adjusted R-squared 0.922446 S.D. dependent var 6.746890 S.E. of regression 1.878904 Akaike info criterion 4.283919 Sum squared resid 52.95423 Schwarz criterion 4.482748 Log likelihood -36.69723 F-statistic 72.36582 Durbin-Watson stat 1.714523 Prob(F-statistic) 0.000000

Keterangan:

**) Signifikan pada

= 5%

***) Signifikan pada

= 1%

Lapiran 3

Uji Multikolinearitas Pertumbuhan Ekonomi (X1), Inflasi (X2), dan Suku

Bunga SBI (X3)

Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi Method: Least Squares

Date: 03/17/09 Time: 07:06 Sample: 1989 2007

Included observations: 19

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 6.929119 1.132563 6.118085 0.0000 Inflasi -0.318393 0.036250 -8.783315 0.0000 Suku Bunga SBI 0.128104 0.095675 1.338949 0.1993 R-squared 0.921429 Mean dependent var 5.047368 Adjusted R-squared 0.911607 S.D. dependent var 4.680038


(4)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

S.E. of regression 1.391420 Akaike info criterion 3.642465 Sum squared resid 30.97678 Schwarz criterion 3.791587 Log likelihood -31.60342 F-statistic 93.81810 Durbin-Watson stat 0.968051 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 4

Uji Multikolinearitas Inflasi (X2), Pertumbuhan Ekonomi (X1), dan Suku

Bunga SBI (X3)

Dependent Variable: Inflasi Method: Least Squares Date: 03/17/09 Time: 07:10 Sample: 1989 2007

Included observations: 19

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 14.52237 4.670660 3.109276 0.0067 Perrtumbuhan Ekonomi -2.601278 0.296161 -8.783315 0.0000 Suku Bunga SBI 0.707879 0.227701 3.108818 0.0068 R-squared 0.925528 Mean dependent var 11.85895 Adjusted R-squared 0.918719 S.D. dependent var 16.06600 S.E. of regression 3.977131 Akaike info criterion 5.742938


(5)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Sum squared resid 253.0812 Schwarz criterion 5.892060 Log likelihood -51.55791 F-statistic 138.8649 Durbin-Watson stat 1.352434 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 5

Uji Multikolinearitas Suku Bunga SBI (X3), Pertumbuhan Ekonomi (X1), dan

Inflasi (X1)

Dependent Variable: Suku Bunga SBI Method: Least Squares

Date: 03/17/09 Time: 07:15 Sample: 1989 2007

Included observations: 19

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.506594 5.003071 0.900766 0.3811 Pertumbuhan Ekonomi 0.786541 0.587432 1.338949 0.1993 Inflasi 0.531979 0.171119 3.108818 0.0068 R-squared 0.714836 Mean dependent var 14.78526 Adjusted R-squared 0.679190 S.D. dependent var 6.087144 S.E. of regression 3.447763 Akaike info criterion 5.457268 Sum squared resid 190.1931 Schwarz criterion 5.606389 Log likelihood -48.84404 F-statistic 20.05401


(6)

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009