2.3.1. Faktor Penyebab Ketunadaksaan
Menurut Herman Sukarman, penyebab timbulnya ketunaan atau kecacatan tubuh dikarenakan hal-hal sebagai berikut :
1. Penyakit. Misalnya polio, rematik, catitis, dan lepra. Sebab dengan
Kemajuan ilmu kedokteran orang yang menderita penyakit tertentu dapat diselamatkan jiwanya, tetapi meninggalkan bekas dalam bentuk kecacatan,
misalnya polio, TBC tulang, TBC sendi. Kecelakaan yang dapat menyebabkan cacat antara lain, kecelakaan lalu-lintas, jatuh dari pohon,
tertimpa bencana rumah roboh. Kecelakaan l alu-lintas berupa jatuh dari kendaraan, tertabrak, tergilas kereta api. Sedangkan kecelakaan jatuh dari
pohon dapat berupa terlepas dari panjatan karena cabang yang dipanjat patah dan pohon yang dipanjat roboh.
2. Kecelakaan dalam pekerjaan atau perusahaan. Apabila bekerja di suatu
pabrik atau perusahaan baik milik pemerintah maupun swasta tentu berhadapan dengan mesin-mesin, dalam menjalankan mesin-mesin ada hal
si pekerja tersebut mengalami suatu kelengahan yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja akibat dari mesin-mesin
tersebut dapat seperti anggota tubuhnya tergilas oleh mesin yang menyebabkan anggota tubuhnya putus dan harus diamputasi.
3. Peperangan. Ini juga merupakan bencana yang tidak menimbulkan
keuntungan bagi semua pihak, bagi mereka yang menang juga mengalami pengorbanan yang besar dan yang kalah pun mengalami pengorbanan yang
lebih banyak. Pengorbanan itu meliputi : harta benda, nyawa dan ada pula pejuang yang masih hidup namun mengalami kecacatan akibat
Universitas Sumatera Utara
dari peperangan, banyak para pejuang bahkan rakyat kecil pun yang mengalami kecacatan. Cacat karena perang ini seperti kaki dan
lengannya dipotong amputasi, lumpuh, dan ketidakberfungsian sebagian tubuh.
4. Cacat sejak lahir. Majunya ilmu pengetahuan dan majunya teknologi
modern atau kebudayaan yang menganut faham kebebasan yang sedikit banyak akan mempengaruhi bahkan mengubah kebudayaan dan
tingkahlaku pergaulan masyarakat kita. Akses dari masuknya pengetahuan dan teknologi modern tersebut secara tidak langsung dapat menimbulkan
kecacatan tubuh, misalnya mengkonsumsi obat-obatan yang mengakibatkan anak keturunannya lahir cacat. Cacat sejak lahir dapat
dibedakan menjadi dua : a.
Cacat bawaan lahir, artinya begitu lahir cacat anggota badannya tidak lengkap.
b. Anak lahir dalam keadaan normalsempurna tetapi
pertumbuhannya mengalami kelainan cacat. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, berikut ini ada beberapa
penggolongan berdasarkan tujuan tertentu, yaitu sebagai berikut : 1. Penggolongan penyandang tuna daksa yang dikemukakan oleh Soerojo
dan Hadi Sutomo sebagai berikut : a. Amputasi putus kaki dan putus lengan
b. Cacat tulang, persendian tungkai, persendian lengan. c. Cacat tulang punggung
d. TBC tulang dan sendi
Universitas Sumatera Utara
2. Penggolongan penyandang tuna daksa berdasarkan atas tujuan untuk memberikan pertolongan rehabilitasi, terutama untuk penempatan
tenaga penyandang tuna daksa dalam menunjang kehidupannya : a.
Penyandang tuna daksa yang hanya memerlukan pertolongan dalam penempatan kerja pada pekerjaan yang sesuai.
b. Penyandang tuna daksa yang karena kecacatannya memerlukan
latihan kerja vocational training untuk ditempatkan dijabatan yang bisa dilakukan.
c. Penyandang tuna daksa yang setelah diberikan pertolongan
rehabilitasi dan latihan-latihan dapat dipekerjakan dengan perlindungan.
Penyandang tuna daksa yang sedemikian cacatnya akan terus-menerus memerlukan perawatan dan tidak produktif Sudjadi dan Wardoyo, 2005 : 72-74.
2.3.2. Hak dan Kewajiban Penyandang Tuna Daksa