Konsepsi Analisa Yuridis Terhadap Perjanjian Rehabilitasi Anak Cacat Tubuh Oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat (Studi di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara yang T

34

2. Konsepsi

Konsep adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsep dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi, antara abstraksi dan realitas. 42 Konsep ini diartikan sebagai kata yang menyatakan abstrak dan digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus, yang disebut dengan definisi operasional. 43 Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan, pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai. Konsepsi merupakan unsur pokok dalam usaha penelitian atau untuk membuat karya ilmiah. Konsepsi adalah suatu pengertian mengenai suatu fakta atau dapat berbentuk batasan atau definisi tentang sesuatu yang akan dikerjakan. Teori berhadapan dengan sesuatu hasil kerja yang telah selesai, sedangkan konsepsi masih merupakan permulaan dari sesuatu karya yang setelah diadakan pengolahan akan dapat menjadikan suatu teori. 44 Penelitian ini dirumuskan dengan serangkaian kerangka konsepsi atau definisi sebagai berikut: 1. Perjanjian menurut Pasal 1313 KUHPerdata adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Menurut Soedikno Mertokusumo perjanjian merupakan hubungan hukum antara 42 Masri Singarimbun dkk, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1989, hal. 34. 43 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo, Jakarta, 1998, hal. 3. 44 Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal. 5. Universitas Sumatera Utara 35 dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. 45 2. Rehabilitasi sosial anak cacat diartikan sebagai proses pemberian pelayanan dan bantuan, perlindungan, pemeliharaan taraf kesejahteraan dan pemenuhan kebutuhan khusus anak cacat yang dilakukan dalam bentuk penanganan secara cepat, tepat dan benar untuk mencapai tingkatan perkembangan yang optimal, sebagai wujud perlindungan anak untuk memperoleh kehidupan yang layak baik fisik, mental dan sosial. 46 3. Anak penyandang cacat tubuh yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah anak dengan kecacatan tubuh tuna daksa berusia di bawah 18 tahun yang mengalami hambatan fisik yang mengganggu tumbuh kembangnya secara wajar sehingga memerlukan pemenuhan kebutuhan, pengembangan dan penanganan khusus sesuai dengan kondisi dan derajat kecacatannya yang berada di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara. 4. Cacat tubuh atau tuna daksa berarti suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir. 47 45 Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 1991, hal. 97. 46 Kementerian Sosial RI, Pedoman Deteksi Dini Kecacatan Anak, Departemen Sosial RI Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak, Jakarta, 2006, hal. 3. 47 T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, Refika Aditama, Bandung, 2006, hal.121. Universitas Sumatera Utara 36 5. Anak yang dimaksud dalam penelitian ini menurut Pasal 1 butir 1 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yakni: ”Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.” 6. Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara adalah salah satu unit pelaksana teknis Kementerian Sosial Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yang merehabilitasi anak tuna daksa dengan wilayah pelayanan regional terbatas, meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat.

G. Metodelogi Penelitian

1. Sifat Penelitian

Dokumen yang terkait

Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Keterampilan Bagi Penyandang Disabilitas Tubuh Di Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) “Bahagia” Sumatera Utara Unit Pelaksana Teknis(UPT).Kementerian Sosial RI

9 97 108

Upaya Panti Sosial Bina Daksa (Psbd) Bahagia Sumatera Utara Dalam Peningkatan Fungsi Sosial Orang Dengan Kecacatan (Odk)

2 66 124

Analisa Yuridis Terhadap Perjanjian Rehabilitasi Anak Cacat Tubuh Oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat (Studi di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara yang Terletak d

0 25 163

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelayanan Sosial Terhadap Penyandang Tuna Daksa Oleh Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan.

17 80 89

Respon Penyandang Tuna Daksa Terhadap Pelayanan Rehabilitasi Sosial Di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Departemen Sosial Republik Indonesia

4 57 99

Pengaruh Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara

5 72 112

Strategi Komunikasi Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Jawa Barat Melalui Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat (BRSPC) Terhadap Motivasi Peserta Didik Tuna Daksa Di Cibabat - Cimahi

0 4 1

Implementasi Rencana Program Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang Disabilitas Netra (Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang)

0 0 8

Upaya Panti Sosial Bina Daksa (Psbd) Bahagia Sumatera Utara Dalam Peningkatan Fungsi Sosial Orang Dengan Kecacatan (Odk)

0 0 12

UU No 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat

0 0 17