92
3. Pengirimanpemberangkatan secara kolektif oleh Pemerintah Propinsi,
KabupatenKota Dinas Sosial setempat dengan terlebih dahulu ada pemberitahuan kepada PSBD Bahagia Sumatera Utara.
4. Rujukan dari LBK, URSK, atau lembaga-lembaga pelayanan sejenis, diupayakan
melalui koordinasi dengan pemerintah daerah setempat.
123
Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara sebelum melaksanakan
program rehabilitasi terlebih dahulu mengeluarkan beberapa formulir yang diantaranya merupakan formulir 4 Form 4 yang berisikan pernyataan tentang
kesanggupan dan ketentuan dipanti yang harus di patuhi dan dilaksanakan baik oleh orang tuawali maupun anak penyandang cacat tubuh peserta program rehabilitasi.
Pernyataan itu berbentuk formulir perjanjian dengan format baku yang di keluarkan oleh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara.
B. Ketentuan Umum Perjanjian
1. Pengertian perjanjian
Perjanjian saat ini merupakan suatu perbuatan yang sering dilakukan untuk membuat kesepakatan antara dua pihak dalam kehidupan sehari hari. Begitu juga
perjanjian yang dilakukan oleh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara dengan orang tuawali anak penyandang cacat tubuh yang berupa perjanjian
pernyataan kesanggupan dari orang tua peserta rehabilitasi anak penyandang cacat tubuh kepada panti. Dimana perjanjian itu mengatur tentang kesanggupan dari orang
tua untuk mengikuti mekanisme dan prosedur yang harus ditepati para pihak dan jika terjadi pelanggaran maka akan dikenai sanksi-sanksi.
123
Ibid, hal. 6.
Universitas Sumatera Utara
93
Secara umum perjanjian merupakan salah satu sumber perikatan. Perjanjian dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Menurut Pasal 1313 Kitab Undang Undang Hukum Perdata :
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
2. Menurut Soedikno Mertokusumo :
Perjanjian merupakan hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.
124
3. Menurut R. Setiawan, S.H. :
Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
125
4. Menurut Subekti :
Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Dari
peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua
orang yang membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang
diucapkan atau ditulis.
126
Hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan atau dengan kata lain perjanjian adalah sumber perikatan.
Perkataan kontrak lebih sempit karena ditujukan kepada perjanjian atau persetujuan
124
Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Cet.1, Liberty,Yogyakarta, 1991, hal. 97.
125
Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung, 1979, hal. 1.
126
Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2002, hal. 1.
Universitas Sumatera Utara
94
yang tertulis.
127
Melalui kontrak terciptalah perikatan hubungan hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban pada masing-masing pihak yang membuat kontrak.
Seperti halnya dalam formulir yag di keluarkan panti, para pihaknya disini adalah Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara sebagai penyelenggara
rehabilitasi dan orang tuawali sebagai pihak yang menyerahkan anaknya untuk di rehabilitasi, maka disini para pihak terikat untuk mematuhi kontrak yang telah
mereka buat tersebut. Fungsi kontrak dalam hal ini adalah sama dengan undang- undang, tetapi hanya berlaku khusus terhadap para pembuatnya saja. Secara hukum
kontrak dapat dipaksakan berlaku melalui pengadilan. Hukum memberikan sanksi terhadap pelaku pelanggaran kontrak atau ingkar janji wanprestasi.
128
2. Bentuk-bentuk perjanjian