Pengertian perjanjian Analisa Yuridis Terhadap Perjanjian Rehabilitasi Anak Cacat Tubuh Oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat (Studi di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera

92 3. Pengirimanpemberangkatan secara kolektif oleh Pemerintah Propinsi, KabupatenKota Dinas Sosial setempat dengan terlebih dahulu ada pemberitahuan kepada PSBD Bahagia Sumatera Utara. 4. Rujukan dari LBK, URSK, atau lembaga-lembaga pelayanan sejenis, diupayakan melalui koordinasi dengan pemerintah daerah setempat. 123 Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara sebelum melaksanakan program rehabilitasi terlebih dahulu mengeluarkan beberapa formulir yang diantaranya merupakan formulir 4 Form 4 yang berisikan pernyataan tentang kesanggupan dan ketentuan dipanti yang harus di patuhi dan dilaksanakan baik oleh orang tuawali maupun anak penyandang cacat tubuh peserta program rehabilitasi. Pernyataan itu berbentuk formulir perjanjian dengan format baku yang di keluarkan oleh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara.

B. Ketentuan Umum Perjanjian

1. Pengertian perjanjian

Perjanjian saat ini merupakan suatu perbuatan yang sering dilakukan untuk membuat kesepakatan antara dua pihak dalam kehidupan sehari hari. Begitu juga perjanjian yang dilakukan oleh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara dengan orang tuawali anak penyandang cacat tubuh yang berupa perjanjian pernyataan kesanggupan dari orang tua peserta rehabilitasi anak penyandang cacat tubuh kepada panti. Dimana perjanjian itu mengatur tentang kesanggupan dari orang tua untuk mengikuti mekanisme dan prosedur yang harus ditepati para pihak dan jika terjadi pelanggaran maka akan dikenai sanksi-sanksi. 123 Ibid, hal. 6. Universitas Sumatera Utara 93 Secara umum perjanjian merupakan salah satu sumber perikatan. Perjanjian dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Menurut Pasal 1313 Kitab Undang Undang Hukum Perdata : Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 2. Menurut Soedikno Mertokusumo : Perjanjian merupakan hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. 124 3. Menurut R. Setiawan, S.H. : Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. 125 4. Menurut Subekti : Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. 126 Hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan atau dengan kata lain perjanjian adalah sumber perikatan. Perkataan kontrak lebih sempit karena ditujukan kepada perjanjian atau persetujuan 124 Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Cet.1, Liberty,Yogyakarta, 1991, hal. 97. 125 Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung, 1979, hal. 1. 126 Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2002, hal. 1. Universitas Sumatera Utara 94 yang tertulis. 127 Melalui kontrak terciptalah perikatan hubungan hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban pada masing-masing pihak yang membuat kontrak. Seperti halnya dalam formulir yag di keluarkan panti, para pihaknya disini adalah Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara sebagai penyelenggara rehabilitasi dan orang tuawali sebagai pihak yang menyerahkan anaknya untuk di rehabilitasi, maka disini para pihak terikat untuk mematuhi kontrak yang telah mereka buat tersebut. Fungsi kontrak dalam hal ini adalah sama dengan undang- undang, tetapi hanya berlaku khusus terhadap para pembuatnya saja. Secara hukum kontrak dapat dipaksakan berlaku melalui pengadilan. Hukum memberikan sanksi terhadap pelaku pelanggaran kontrak atau ingkar janji wanprestasi. 128

2. Bentuk-bentuk perjanjian

Dokumen yang terkait

Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Keterampilan Bagi Penyandang Disabilitas Tubuh Di Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) “Bahagia” Sumatera Utara Unit Pelaksana Teknis(UPT).Kementerian Sosial RI

9 97 108

Upaya Panti Sosial Bina Daksa (Psbd) Bahagia Sumatera Utara Dalam Peningkatan Fungsi Sosial Orang Dengan Kecacatan (Odk)

2 66 124

Analisa Yuridis Terhadap Perjanjian Rehabilitasi Anak Cacat Tubuh Oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat (Studi di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara yang Terletak d

0 25 163

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelayanan Sosial Terhadap Penyandang Tuna Daksa Oleh Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan.

17 80 89

Respon Penyandang Tuna Daksa Terhadap Pelayanan Rehabilitasi Sosial Di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Departemen Sosial Republik Indonesia

4 57 99

Pengaruh Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara

5 72 112

Strategi Komunikasi Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Jawa Barat Melalui Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat (BRSPC) Terhadap Motivasi Peserta Didik Tuna Daksa Di Cibabat - Cimahi

0 4 1

Implementasi Rencana Program Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang Disabilitas Netra (Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang)

0 0 8

Upaya Panti Sosial Bina Daksa (Psbd) Bahagia Sumatera Utara Dalam Peningkatan Fungsi Sosial Orang Dengan Kecacatan (Odk)

0 0 12

UU No 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat

0 0 17