Struktur Kepengurusan Fraksi PKS di DPRD Kota Medan Periode 2009- Komisi

73 tahun. g. Alat Kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat Paripurna, dalam hal diperlukan DPRD bisa membentuk alat kelengkapan lain berupa panitia khusus pansus yang bersifat tetap berdasarkan keputusan DPRD. Tugas Fraksi yaitu mengkoordinasikan kegiatan anggotannya dalam melaksanakan tugas dan wewenang DPRD serta meningkatkan kemampuan, disiplin, keefektifan dan efisiensi kerja anggotannya dalam melaksanakan tugas yang tercermin dalam setiap kegiatan DPRD. Adapun fraksi PKS di DPRD Kota Medan Periode 2009-2014 sebanyak 7 kursi. Berikut penulis tampilkan anggota dewan dari fraksi PKS di DPRD Kota Medan periode 2009-2014 sebagai berikut:

3.2 Struktur Kepengurusan Fraksi PKS di DPRD Kota Medan Periode 2009-

2014 Penasehat : Ikrimah Hamidi, ST, M.Si H. Surianda Lubis, S. Ag Ketua : H. Muslim Maksum, Lc Wakil Ketua : Zulmorado Slawat siregar Sekretaris : Juliandi Siregar, S.PDI, M.Si Bendahara : H.Salman Alfarisi, Lc , MA Anggota : H. Jumadi, S.PDI 74 KETERWAKILAN ANGGOTA FRAKSI PKS DI ALAT KELENGKAPAN DPRD Wakil Ketua DPRD Medan : Ikrimah Hamidi, ST, M.Si KOMISI-A DPRD Medan : H. Surianda Lubis, S. Ag KOMISI-B DPRD Medan : Juliandi Siregar, S.PDI, M. Si H.Salman Alfarisi, Lc , MA KOMISI-C DPRD Medan : Zulmorado Slawat siregar H. Jumadi, S.PDI KOMISI-D DPRD Medan : H. Muslim Maksum, Lc BADAN MUSYAWARAH Juliandi Siregar, S.PDI, M.Si Zulmorado Slawat siregar H. Jumadi, S.PDI BADAN ANGGARAN H.Salman Alfarisi, Lc , MA H. Muslim Maksum, Lc H. Surianda Lubis, S. Ag BADAN KEHORMATAN H.Salman Alfarisi, Lc , MA BADAN LEGISLASI H. Surianda Lubis, S. Ag 75

3.3 Peran PKS di DPRD Kota Medan Periode 2009-2010 Dalam Menjalankan

Fungsi Parlemen Berbicara tentang parlemen khususnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD, maka harus melihat dari fungsi parlemen tersebut yaitu fungsi legislasi pembuatan undang-undang atau perda, fungsi pengawasan kontrol terhadap pihak eksekutif, dan fungsi anggaran menyusun APBD. Hal ini merupakan acuan untuk menilai apakah kinerja anggota dewan berhasil atau tidak. Terkait peran PKS di DPRD Kota Medan periode 2009-2014 sebagai partai dakwah. Artinya setiap kegiatan politik yang dilakukan oleh PKS mengandung muatan dakwah untuk kemashlahatan umat. Tetapi saat ini pandangan sedikit awam mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang di buat oleh PKS yang terkait dengan perda maupun kebijakan PKS yang bernuansa Islami. O leh H. Surianda Lubis, S.Ag salah satu anggota fraksi PKS mengatakan bahwa dakwah merupakan usaha sadar mentransformasikan masyarakat untuk terus-menerus kearah yang lebih baik lagi dengan menekankan tiga komitmen komitmen moral, komitmen spiritual, komitmen kooperasional aktivitas. Sedangkan yang disebut partai dakwah itu sendiri ialah partai yang terus-menerus berkontribusi pasti melayani dan memimpin masyarakat. Jadi terkait dengan hal diatas, perlu ditekankan disini bahwasanya partai dakwah itu tidak serta merta merupakan partai yang ruang gerak politiknya tidak terbatas pada tempat-tempat ibadah dan bernuansa ritual semata serta selalu menonjolkan sisi keislaman, sebab PKS menyadari bahwa Indonesia bukanlah negara Islam, walaupun notabennya penduduk mayoritas Indonesia adalah Islam. Tetapi bagi PKS sebagai partai dakwah di parlemen menegaskan bahwa setiap usaha atau kebijakan yang 76 menyangkut kemashlahatan dan kesejahteraan umat, maka PKS mendukung dan mengambil bagian didalamnya. Sebaliknya jika hal itu dianggap PKS justru menimbulkan mudharat bagi umat, maka PKS pula yang terang-terangan akan menentang hal itu. Inilah model dakwah PKS khususnya bagi fraksi PKS di DPRD Medan periode 2009-2014, Sebab bagi PKS, dakwah yang dilakukan adalah bersifat dakwah syamilah atau dakwah yang sifatnya menyeluruh. Hal ini senada dengan Ketua MPR Bapak Hidayat Nur Wahid yang juga adalah sesepuh PKS dalam Kongres Umat Islam Sulsel yang menyatakan secara tegas dan jelas, bahwa .......Syariat Islam PKS harus bisa diterapkan dan dipraktekkan dalam berbagai segi kehidupan kita, 60

3.3.1 Fungsi Legislasi

Terkait peran PKS di parlemen di DPRD Kota Medan periode 2009-2010 dalam melaksakan fungsi perwakilan yaitu dengan menerapkan tiga fungsi pokok. Fungsi Perwakilan Politik meliputi:

3.3.2 Peran Alat Kelengkapan Dewan Fungsi Legislasi

Jika kita merujuk pada ketentuan Pasal 46 UU No. 32 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 43 PP No. 25 2004 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib DPRD, alat kelengkapan DPRD terdiri dari pimpinan, komisi, panitia musyawarah, panitia anggaran, badan kehormatan dan alat kelengkapan lain yang diperlukan. Jika dikaitkan dengan fungsi legislasi, tidak semua alat kelengkapan tersebut terlibat secara langsung. Alat-alat kelengkapan yang terlibat secara langsung antara lain komisi, panitia musyawarah dan kemungkinan alat kelengkapan lain yang 60 Sumber: http;www.pksanz.org 77 dibenttuk khusus menangani masalah legislasi, misalnya Panitia Legislasi. Dibawah ini akan penulis sampaikan tugas-tugas alat kelengkapan dewan tersebut yang terkait dengan fungsi legislasi.

a. Komisi

Jika kita mengacu pada fungsi dewan, ada tiga hal yang melekat padanya, yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungs pengawasan. Fungsi-fungsi tersebut secara inhern melakat pada tugas komisi selain alat kelengkapan dewan yang lain. Dalam fungsi legislasi, komisi dapat mengajukan rancangan Peraturan Daerah dan membahas rancangan Peraturan Daerah bersama dengan pemerintah daerah, bak terhadap rancangan perda usul insiatif dewan maupun usul insiatif dewan komisi, maka tugas yang dapat dilakukan adalah mulai dari persiapan, penyusunan, pembahasan dan penyempurnaan rancangan perda sesuai dengan ruang lingkup tugasnya. Ketentuan yang lebih rinci terkait dengan tugas dan kewenangan ini biasanya diatur dalam Peraturan Tata Tertib Dewan. Untuk menunjang perencanaan dan pembahasan perda tersebut, komisis dapat melakukan kunjungan kerja dalam rangka mencari dan menjarng aspirasi masyarakat yang terkait dengan substansi materi rancangan perda yang akan dibahas. Selain itu komisi juga dapat melakukan rapat kerja dan dengar pendapat untuk melakukan pengayaan materi terhadap rancangan perda yang akan dibahas. Selanjutnya dilakukan pembahasan bersama pemerintah daerah dan dinas terkait yang ditunjuk Bupati Walikota untuk mendapatkan persetujuan bersama.

b. Panitia Musyawarah