Kemampuan Lahan Tingkat Kelas

56 Tabel 14 Kemampuan lahan Kota Bima tingkat kelas Kemampuan Lahan Luas ha Persentase II 3.079 14,5 III 6.371 30,1 IV 6.223 29,4 VI 2.752 13,0 VII 2.246 10,6 VIII 522 2,5 Jumlah 21.193 100,0 Keterangan: Luas total tidak sama dengan luas wilayah, karena terdapat area yang tertutupi oleh lahan terbangun 669 hektar dan tidak tersurvei sehingga tidak memiliki atribut dalam peta tanah Puslittanak 1997.

4.3.2 Kemampuan Lahan Tingkat Sub Kelas

Kemampuan lahan pada tingkat kelas dibagi lagi berdasarkan faktor penghambat sehingga menghasilkan 14 sub kelas kemampuan lahan. Luas yang terbesar adalah sub kelas IV l, e, dengan luasan 6.223 hektar atau 28,5 dari total wilayah, dan secara spasial tersebar di bagian utara, timur, dan tenggara Kota Bima. Sebaran sub kelas kemampuan lahan disajikan pada Gambar 21. Gambar 21 Peta kemampuan lahan Kota Bima pada tingkat sub kelas 57 Tabel 15 Kemampuan lahan Kota Bima tingkat sub kelas Kemampuan Lahan Luas ha Persentase II e 500 2,4 II l 434 2,0 II t, l, k 283 1,3 II t, d 1.342 6,3 II t, l 145 0,7 II t, l, d 376 1,8 III k 1.515 7,1 III l, e 246 1,2 III l, k, e 4.392 20,7 III t, d 218 1,0 IV l, e 6.223 29,4 VI l, e 2.752 13,0 VII l 2.246 10,6 VIII l 522 2,5 Jumlah 21.194 100,0 Keterangan faktor pembatas: t : tekstur l : lereng d : drainase k : kedalaman efektif e : bahaya erosi Keterangan: Luas total tidak sama dengan luas wilayah, karena terdapat area yang tertutupi oleh lahan terbangun 669 hektar dan tidak tersurvei sehingga tidak memiliki atribut dalam peta tanah Puslittanak 1997.

4.3 Kesesuaian Penggunaan Lahan dengan Kemampuan Lahan

Dalam penentuan kesesuaian penggunaan lahan yang dikaitkan dengan kemampuan lahan diperlukan proses interpretasi. Pilihan sesuai atau tidak sesuai sebenarnya belum mampu menggambarkan kondisi penggunaan aktual terkait dengan usaha perbaikan lahan, misalnya sudah diterapkannya teknologi atau belum, atau adanya perbedaan kuantitatif antara satu pilihan penggunaan lahan dengan penggunaan lainnya walaupun tetap termasuk dalam satu kategori. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah pemahaman hubungan antara aktual penutupanpenggunaan lahan dengan kelas kemampuan, mengingat aktual penutupan lahan dapat mempunyai makna ganda jika diletakkan dalam konteks sesuai kemampuan atau tidak. Teknologi dapat mengubah kelas kemampuan lahan, misalnya lahan tertentu menjadi kelas IV karena drainase sangat buruk