Jenis Tanah Karakteristik Fisik Lahan .1 Kemiringan Lereng

46 nya atau dengan kata lain tidak menunjukkan adanya sifat-sifat tambahan yang nyata selain dari sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh great group-nya. Untuk tekstur, tanah-tanah Entisol dan Inseptisol memiliki tekstur pasir berlempung atau lebih halus, kecuali untuk great-group ustipsamment bertekstur lebih kasar. Untuk drainase, tanah-tanah Entisol memiliki drainase yang baik, karena tanah jenis ini memiliki epipedon okhrik yang berwarna terang. Gambar 13 Peta tanah Kota Bima Tabel 8 Luas masing-masing jenis tanah Jenis Tanah Luas ha Persentase Typic Ustifluvents 9 0,04 Lithic Ustorthents 15 0,1 Typic Ustipsamments 40 0,2 Typic Halaquepts 169 0,8 Typic Endoaquepts 1.789 8,4 Lithic Haplustepts 2.237 10,6 Typic Ustorthents 3.595 17,0 Typic Haplustepts 13.339 62,9 Jumlah 21.193 100,0 Keterangan: Luas total tidak sama dengan luas wilayah, karena terdapat area yang tertutupi oleh lahan terbangun 669 hektar dan tidak tersurvei sehingga tidak memiliki atribut dalam peta tanah Puslittanak 1997. 47 Tanah jenis Typic Haplustepts menempati luas lahan yang paling besar yaitu 13.339 hektar atau 61 dari luas wilayah Kota Bima. Secara spasial tanah jenis ini tersebar di bagian utara, timur, dan selatan Kota Bima, meliputi empat wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Asakota, Mpunda, Raba, dan Rasanae Timur.

4.2.3 Bentuk Lahan

Bentuk lahan wilayah Kota Bima dapat dikelompokkan menjadi 4 bentuk lahan utama, yaitu Aluvial, Marin, Volkanik, dan Karst. Bentuk lahan Aluvial dapat dibedakan menjadi dataran banjir di daerah dekat pantai, dataran Aluvial di Kota Bima, dan dasar lembah jalur aliran sungai. Bentuk lahan Marin dibedakan menjadi dua bagian yaitu pesisir pesisir pasir dan pesisir lumpur dan tebing batuan. Bentuk lahan Volkanik menempati wilayah yang paling luas dan secara spasial menempati wilayah bagian utara Kota Bima. Bentuk lahan Karst menempati wilayah paling utara dan bagian tenggara Kota Bima. Pada tingkat sub grup, lima bentuk lahan utama tersebut dibedakan menjadi 16 tipe bentuk lahan yaitu: 1. A1128 : Jalur Meander, yaitu wilayah sepanjang sungai meander dengan batas pinggir pada ujung-ujung lengkung luar. Biasanya dicirikan oleh adanya bekas-bekas aliran sungai lama. 2. A13 : Dataran Aluvial, yaitu dataran luas yang terbentuk karena pengendapan bahan aluvial oleh air, terdiri atas lumpur, pasir atau kerikil, umumnya termasuk agak tua subresen dan sungai yang membentuk wilayah ini sudah tidak jelas lagi. 3. A15 : Jalur Aliran, yaitu wilayah sepanjang aliran sungai di wilayah yang relatif datar dan tersusun oleh bahan-bahan baru dari sungai tersebut, umumnya berlapis-lapis. 4. A2 : Lahan Aluvio-Koluvial, yaitu lahan agak datar sampai miring, terbentuk karena proses fluvial dan koluvial gravitasi di antara bukit-bukit atau kaki bukitgunung. 48 5. B2 : Grup Fluvio-Marin B, yaitu Dataran Estuarin Sepanjang MuaraHilir Sungai dan Pantai, sementara penjelasan lebih lanjut pada tingkat subgroup B2 adalah merupakan wilayah di sekitar muarahilir sungai dan pantai estuarin yang dipengaruhi oleh air sungai dan pasang-surut air laut melalui alur-alur kecil creeks. 6. K2 : Dataran Karst, yaitu karst dengan bukit-bukit kecil yang relatif sama ketinggiannya, dijumpai di wilayah yang relatif rendah elevasinya, dan tidak terdapat tebing curam di sekitarnya. 7. K3 : Perbukitan Karst, yaitu wilayah karst dengan relief perbukitan. 8. M32 : Grup Teras Marin M3 subgroup Teras Marin Subresen M32, yaitu bentuk lahan dimana bahan penyusun teras terdiri atas bahan endapan subresen, biasanya posisinya lebih ke pedalaman dan tererosi. 9. V112 : Kaldera, yaitu cekungan volkan luas di bagian atas sistem gunung berapi strato, biasanya terbentuk karena penurunan puncak kerucut collapse atau tererosi, atau karena terjadinya letusan raksasa. 10. V113 : Lereng Volkan Atas, yaitu bagian lereng atas kerucut volkan yang curam, biasanya dengan garis-garis kikisan yang dalam. 11. V114 : Lereng Volkan Tengah, yaitu bagian lereng tengah kerucut volkan yang tidak terlalu curam dengan pola drainase radial. 12. V115 : Lereng Volkan Bawah, yaitu bagian lereng bawah kerucut volkan yang melandai. 13. V16 : Lungur Volkanik, yaitu bagian dari sistem volkan yang merupakan punggung-punggung atau lungur-lungur karena prosesnya telah berlangsung cukup lama. Bisa terdapat di bagian lereng atas, lereng bawah, atau kaki volkan. 14. V32 : Perbukitan Volkanik Tua, yaitu perbukitan volkanik tua dengan lereng 15 dan perbedaan tinggi 50-300 m.