Faktor lingkungan Identifikasi Kerusakan

tanah sedalam 1,5 m – 10 m dengan batas horizon yang tidak jelas. Pori lapisan atas sampai bawah memiliki tekstur tanah liat, struktur remah dan konsistensi gembur. Reaksi tanah masam sampai agak masam pH 4,5-6,5. Kandungan bahan organik lapisan atas 3-10 dan memilki kandungan hara rendah sampai sedang.Permeabilitas tanah agak cepat, mudah merembeskan air, daya menahan air cukup baik, tanah tahan terhadap erosi, produktivitas tanah sedang sampai tinggi.Hal ini sesuai dengan pernyataan Dransfield et al. 1995 bahwa bambu duri cocok tumbuh di tanah latosol kemerahan karena spesies bambu duri B.blumeana dapat mentolerir pH tanah optimal 5-6,5 serta tumbuh di tanah padat yang mengandung tekstur liat yang tinggidan dapat hidup pada ketinggian diatas 300 meter. Selain itu, bambu duri B.blumeana dapat tumbuh dengan baik di sepanjang sungai, lereng bukit, dan anak sungai air tawar tetapi tidak cocok di tanah yang mengandung garam hutan pantai. Gambar 14 Tanah latosol kemerahan.

5.6 Identifikasi Kerusakan

5.6.1 Faktor lingkungan

a. Persaingan Interspesifik Bambu duri merupakan tumbuhan yang intoleran yakni membutuhkan ruang tumbuh dengan cahaya matahari yang penuh sehingga bambu tersebut akan tumbuh dengan cepat. Buluh bambu ini mengalami patah akibat adanya persaingan tumbuhan antara bambu dengan spesiestumbuhan lain persaingan interspesifik. Menurut Vickery 1984 diacu dalam Indriyanto 2006 persaingan yang terjadi diantara tumbuhan baik persaingan yang bersifat intraspesifik maupun interspesifik disebabkan masing-masing spesies tumbuhan mencoba menempati relung ekologi yang sama khususnya di dalam kompetisi menggunakan unsur- unsur lingkungan unsur hara, mineral, tanah,air, cahaya dan ruang tumbuh sebagai sumberdaya bagi pemenuhan kebutuhan hidupnya. Buluh bambu di Arboretum Bambu Kampus Darmaga tertutup oleh spesies tumbuhan lain yakni pohon karet Hevea brasiliensis dan pohon kedawung Parkia roxburghii sehingga pertumbuhan bambu ini akan terhambat serta kemungkinan besar tidak dapat bertahan hidup dan akhirnya mati. Kecepatan perkecambahan biji dan pertumbuhan anakan seedling pohon karet Hevea brasiliensis dan pohon kedawung Parkia roxburghiiyang lebih cepat dibandingkan bambu duri B. blumeana menyebabkan pertumbuhan bambu duri B.blumeana menjadi terhambat. Tumbuhan tersebut saling bersaing di dalam memperebutkan air, udara dan unsur hara yang berada di bawah tanah yang merupakan komponen esensial bagi tumbuhan. Kecepatan pertumbuhan akar juga mempengaruhi kemampuan untuk berfotosintesis. Ketidakmampuan tumbuhan bambu duri B.blumeana untuk bersaing terhadap unsur hara, air, tanah, dan udara yang berada di dalam tanah substrat akan mengakibatkan pengurangan pertumbuhan pucuk tunas. Pertumbuhan pucuk tunas yang bagus menyebabkan kemampuan fotosintesis menjadi lebih cepat dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap semua pertumbuhan organ seperti, batang, daun dan akar. Oleh sebab itu, perlunya pemangkasan pohon karet Hevea brasiliensis dan pohon kedawung Parkia roxburghii sehingga bambu duri B.blumeana dapat mendapatkan cahaya matahari dan tidak adanya kompetisi di dalam memperebutkan unsur-unsur lingkungan. Gambar 15 Pohon kedawung. Gambar 16 Bambu duri yang patah. Gambar 17 Pohon karet. Rumpun bambu dapat menghasilkan batang buluh bambu dengan ukuran maksimal atau dewasa setelah 3-6 tahun. Pertumbuhan ukuran buluh bambu tergantung spesies, kondisi tanah, kelembaban, dan posisi batang dalam rumpun. Semakin batang dalam rumpun berada di posisi luar atau pinggir terkena cahaya matahari maka batang tersebut akan lebih cepat tumbuh dewasa dibandingkan yang tumbuh ditengah-tengah rumpun yang kurang mendapatkan cahaya matahari. b. Jarak rumpun Jarak rumpun antara bambu duri dengan jenis tanaman lain terlalu rapat. Hal ini menyebabkan bambu ini sulit mendapatkan unsur-unsur hara. Bambu duri B.blumeana merupakan jenis bambu yang memiliki diameter yang besar dengan diameter berkisar antara 3,1 cm – 10 cm. Sebaiknya jarak rumpun disesuaikan dengan jenis bambu sehingga semakin besar buluh bambu maka jarak tanam akan semakin lebar. Hal ini sesuai dengan pernyataan White 1948; Sindoesuwarno 1963 diacu dalam Sutiyono et al. 1996 yang menyatakan makin besar ukuran batang-batang bambu dalam rumpun maka jarak rumpunnya semakin lebar. Jarak rumpun sebaiknya berukuran 8m × 8m sehingga pertumbuhan buluh bambu tidak terlalu rapat dengan jenis tumbuhan lain maupun jenis bambu lain yang ditanam di sekitar rumpun bambu duri B.blumeana. c. Angin kencang Angin kencang yang bersamaan dengan hujan petir juga merupakan salah satu faktor alam yang dapat merusak kondisi buluh bambu duri. Kecepatan angin yang tinggi dapat menyebabkan buluh-buluh bambu patah. Pada bambu duri angin memberikan dampak tidak langsung seperti patahan buluh bambu spesies lain yang disebabkan oleh angin menimpa buluh bambu duri sehingga buluh bambu duri menjadi patah.

5.7 Program Konservasi Ex-situ Bambu Duri