makanan diserap oleh pertumbuhan buluh bambu utama sehingga zat-zat makanan tersebut akan menstimulasi pembentukan rebung.
Pemangkasan dilakukan sejak awal penanaman agar rumpunnya tidak terlalu rapat. Kegiatan pemangkasan dilakukan pada awal musim hujan sehingga
dapat menstimulasi pertumbuhan rebung yang akan tumbuh pada musim hujan dan batang buluh bambu dapat menghasilkan ukuran yang besar. Pemangkasan
cabang-cabang bawah dapat mengurangi serangan jamur karena adanya sirkulasi udara yang baik.Pembersihan cabang ini dapat membantu perbaikan pertumbuhan
tanaman dan perbaikan kualitas bambunya. Selain itu, pembersihan cabang berduri dan dasar rumpun tua akan meningkatkan produksi batang buluh bambu.
Buluh dalam satu rumpun sebaiknya tidak dibiarkan terlalu rimbun, harus terdapat jarak satu dengan yang lain. Pemangkasan secara rutin pada rumpun akan
mempermudah merangsang pertumbuhan batang baru ditengah-tengah rumpun.
5.7.3 Penyiangan
Rumput, tumbuhan bawah dan semak-semak yang berada di sekitar bambu sebaiknya dibersihkan secara rutin.Penyiangan ini dilakukan agar seluruh hara
tanaman dapat dimanfaatkan oleh bambu duri B.blumeana saja. Rumput dan semak-semak yang telah dibersihkan sebaiknya dibenamkan di sekitar rumpun
bambu agar menjadi kompos yang bermanfaat bagi spesies bambu duri B.blumeana.
Gambar 19 Tumbuhan bawah yang berada di sekitar rumpun bambu.
5.7.4 Pemasangan pagar
Pemasangan pagar di sekitar rumpun bambu duri B.blumeana perlu dilakukan untuk menghindari ketertarikan masyarakat setempat untuk mengambil
spesies bambu duri B.blumeana, sebelum dilakukan pemasangan pagar
sebaiknya tumbuhan bawah, rumput dan semak disiangi terlebih dahulu sehingga lebih mudah untuk pemasangan pagar.
5.7.5 Pembuatan dan pemasangan papan interpretasi
Pembuatan papan interpretasi perlu dilakukan. Isi dari papan interpretasi meliputi nama lokal, nama ilmiah, deskripsi morfologi, manfaat bambu duri,
penyebaran, dan dicantumkan foto atau gambar bambu duri serta sebaiknya terbuat dari besi agar lebih tahan lama dan kuat sehingga tidak rusak oleh
gangguan alam. Pemasangan papan interpretasi ini diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya manfaat bambu duri dan dapat berupa himbauan atau larangan pengambilan dan perusakan rumpun bambu duri terutama
terhadap rebung dan buluh bambu duri.
5.7.6 Kultur jaringan in-vitro
Kultur jaringan Tissue Culture merupakan istilah umum yang ditujukan pada budidaya secara in vitroterhadap berbagai tanaman yang meliputi batang,
daun, akar, bunga, kalus, sel, dan protoplas, dan embrio. Bagian-bagian tersebut disebut eksplan yang diisolasi dari kondisi in-vivo dan dikultur pada medium
buatan yang steril sehingga dapat beregenerasi dan berdiferensiasi menjadi tanaman yang lengkap Street 1997 diacu dalam Zulkarnain 2009.
Menurut Vongvijitra 1988; Mascerenhos et al. 1998; Saxena 1990 diacu dalam Aziz 1999, tahap-tahap yang dilakukan adalah proferasi tunas kemudian
pembentukan akar melewati kalus kemudian embryogenesis Vongvijitra 1998diacu dalam Aziz 1999. Pada proliferasi tunas terbaik, Vongvijitra 1988
menggunakan media mushige dan skoog MS yang ditambah dengan 2 × 10
-5
M BAP dengan laju perbanyakan 20-25 tunas.
Prutpongse dan Gavinletvatena 1992 diacu dalam Aziz 1999 mendapatkan bahwa bahan eksplan yang baik untuk digunakan adalah yang
berasal dari kuncup aksilar muda yang cabangnya belum berbunga. Kuncup- kuncup ini ditanam dalam bentuk potongan-potongan buku pada medium MS
yang berisi 22 Um BA. Tunas-tunas yang muncul harus diakarkan pada medium MS yang berisi 5.4 Um NAA. Dari hasil percobaan-percobaan tahun 1997 atau
1998 didapatkan media MS dengan penambahan 3.0 ppm BAP dan 1.0 ppm
Kineting dapat mempertinggi tunas sedangkan media MS yang diperkaya dengan 2.0 BAP dan 0,5 ppm Kineting menginduksi pertunasan baru dari potongan buku
serta untuk pembentukan kalus media MS yang diperkaya dengan Picloram 1.0 ppm adalah yang terbaik.
5.7.7 Penyiraman