BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Bambu duri di Arboretum Bambu Kampus Darmaga
Kondisi bambu duri Bambusa blumeana J.A. J.H. Schlutes saat ini sangat memprihatinkan karena hanya memiliki satu rumpun bambu dengan
jumlah buluh yang rusak lebih banyak dibandingkan dengan yang hidup. Tabel 1 Mengukur kondisi bambu duri di Arboretum Bambu IPB.
Tabel 1 Kondisi bambu duri B.blumeana di Arboretum Bambu Kampus Darmaga
No. Bagian Bambu Duri
Ukuran Jumlah
1 Keliling Rumpun
3,5 m × 3,5 m 1
2 Buluh Bambu
Keliling Diameter
Rusak dan Patah Hidup
18,6 cm -30 cm 5,9 cm -9,5 cm
49
29 20
4
5 Rebung
Diameter ujung Diameter tengah
Diameter pangkal Keliling ujung
Keliling tengah Keliling pangkal
Tinggi 5,1 cm
6,9 cm 8 cm
16 cm 21,6 cm
25 cm 60,8 cm
1
5.2 Morfologi Bambu duri
a. Akar rimpang Akar rimpang pada bambu duri memiliki ruas yang pendek, arah
percabangan yang tidak beraturan dan rapat. Ciri-ciri tersebut sesuai dengan jenis simpodial. Menurut Widjaja 2001, bambu duri merupakan jenis simpodial.
Simpodial dicirikan oleh ruas yang pendek dengan leher yang pendek mempunyai kuncup yang akan berkembang dan tumbuh menjadi akar rimpang baru dan
tumbuh ke atas membentuk rebung kemudian menjadi buluh. Akar rimpang
terletak di bawah tanah dan membentuk sistem percabangan yang dapat dipakai untuk membedakan kelompok bambu. Bagian pangkal akar rimpangnya lebih
sempit daripada bagian ujungnya dan setiap ruas mempunyai kuncup dan akar. Kuncup dan akar kemudian akan berkembang menjadi rebung yang memanjang
dan akhirnya menghasilkan buluh. Pertambahan dimensi buluh akan berhenti bila puncak maksimum ukuran yang dimiliki oleh jenis tersebut telah tercapai.
Rimpang simpodial juga memiliki ciri membentuk rumpun yang rapat dengan arah tumbuh rimpang yang tidak teratur.
Gambar 2 Akar rimpang simpodial. b. Rebung
Rebung tumbuh dari kuncup akar rimpang di dalam tanah atau dari pangkal buluh yang tua. Menurut Heyne 1987 buluh muda rebung akan menampilkan
pertumbuhan yang cepat dan menakjubkan yang tidak dapat ditandingi dengan tanaman jenis lain. Semakin menuju ke ujung puncak, buluh bambu akan semakin
tipis dan apabila mencapai panjang yang maksimal maka ujung puncaknya akan merunduk.
Rebung muda pada bambu duri berwarna hijau tua dan pelepahnya berwarna kekuningan serta dominan ditutupi oleh bulu-bulu halus berwarna hitam. Salah
satu rebung bambu memiliki keliling bagian atas sebesar 16 cm; tengah 21,6 cm; dan bawah 25 cm serta tinggi rebung ini mencapai 60,8 cm.
Gambar 3 Rebung bambu.
Rebung muda ini dapat digunakan untuk membedakan jenis karena menunjukan ciri khas warna pada ujung dan bulu-bulu yang ada pada pelepahnya.
Menurut Khrishnawamyi 1956 diacu dalam Sutiyono et al. 1996. Pertumbuhan bambu muda rebung berlangsung cepat dan mencapai ukuran tinggi maksimal
setelah 2-4 bulan atau selama musim hujan.
Gambar 4 Pengukuran rebung.
c. Buluh Buluh berkembang dari rebung, tumbuh sangat cepat dan mencapai tinggi
maksimum dalam beberapa minggu. Buluh terdiri dari ruas dan buku- buku.Ukuran buluh bambu duri memiliki keliling berkisar 18,6-30 cm dengan
diameter berukuran 10-18 cm. Total buluh bambu di Arboretum Bambu Kampus Darmaga berjumlah 49 dengan jumlah buluh bambu yang hidup yakni 20
sedangkan yang rusak dan patah berjumlah 29. Tipe buluh bambu duri tegak sampai berbiku-biku dengan tinggi maksimum ± 25 m. Warna pada buluh tua
berwarna hijau tua sedangkan pada buluh muda berwarna hijau muda. Panjang ruas berkisar antara 25-60 cm dengan diameter ± 15 cm serta ketebalan dinding ±
3cm. Karakter buku pada pangkal tertutup oleh akar udara. Menurut Widjaja et al. 2001, buluh bambu duri memiliki ruas yang
pendek antara 25-60 cm dengan tinggi buluhnya mencapai 25 m, diameter mencapai 15-18 cm, dinding tebalnya mencapai 3 cm atau kadang hampir tidak
berlubang pada buluh yang tumbuh di dataran yang kering, dan buku-buku yang menonjol dengan jelas.
Gambar 5 Buluh bambu.
Buluh bambu umunya berwarna hijau namun dan memiliki perbedaan dalam tingkatan warna. Karakter buluh bambu mengalami perubahan seiring
perkembangan buluh. Hal ini sesuai dengan pernyataan Banik 1993 diacu dalam Irawan et al. 2006 bahwa karakter morfologi buluh muda dan tua memiliki
perbedaan yang cukup jelas dalam warna dan tekstur permukaan buluh. Buluh
berwarna hijau terang dengan buku-buku agak membengkak dan bagian bawah tumbuh akar udara. Akar udara merupakan akar yang tumbuh dari bagian batang
di atas tanah dan mengantung di udara.
Gambar 6 Akar udara.
Allo 2009 menyatakan bahwa jumlah ruas dan panjang ruas akan menentukan tinggi batang bambu sehingga semakin banyak jumlah ruas dan
panjang ruas maka batang akan semakin tinggi. Panjang ruas sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan semakin tinggi curah hujan maka pertumbuhan batang pada
generasi pertama masih berukuran kecil kemudian saat berumur dua tahun buluh bambu batang baru akan tumbuh serta berukuran lebih besar dibanding ukuran
awalnya demikian seterusnya sehingga pada umur 3-8 tahun buluh bambu telah berukuran normal. Dalam keadaan normal ukuran buluh bambu tinggi, diameter,
dan keliling bambu yang muncul setiap tahun selalu tetap sama dengan generasi sebelumnya. Besar kecilnya ukuran diameter batang sangat dipengaruhi oleh
kesuburan tanah.Semakin subur tanah maka semakin besar diameter batang begitu pula sebaliknya.
d. Percabangan Percabangan terdapat diatas buku-buku. Bambu ini memiliki sistem
percabangan dengan satu cabang yang lebih besar daripada cabang lainnya yang lebih kecil polykotome unequal. Cabang lateral yang tumbuh pada batang utama
biasanya berkembang ketika buluh mencapai tinggi maksimum dan cabang muncul tepat di atas tanah serta menjadi rumpun padat di sekitar dasar rumpun
dengan duri. Selain itu, percabangan muncul di seluruh buku-bukunya, cabang tumbuh horizontal dan ditumbuhi duri tegak atau melengkung serta satu cabang
lebih besar daripada cabang lainnya. Pada percabangan bambu ini juga tumbuh akar udara yang dan dapat dipotong untuk dijadikan stek cabang. Jarak
percabangan dari tanah berukuran antara 1- 2 m. Jumlah percabangan sebanyak 5- 15 cabang dengan tipe cabang satu cabang utama yang lebih besar dibanding yang
lain atau disebut polykotome unequal. Bentuk percabangan, cabang tumbuh horizontal dengan duri tegak atau melengkung.
Gambar 7 Percabangan lateral. Duri merupakan anak cabang aksiler cabang yang tumbuh pada batang
lateral yang melengkung dan berujung lancip Widjaja 2001. Satu cabang duri utama memiliki 20 anak cabang duri dengan panjang cabang utama 3,5 meter.
Gambar 8 Duri bambu.
e. Pelepah buluh Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap
ruas yang terdiri dari daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh, dan ligula. Daun pelepah buluh terdapat pada bagian atas pelepah, sedangkan kuping pelepah buluh
dan ligulanya terdapat pada sambungan antara pelepah dan daun pelepah buluh. Warna pelepah buluh hijau kekuningan tetapi pada bambu duri yang ada di
Arboretum Bambu Kampus Darmaga umumnya telah tua dan mati. Bentuk daun pelepah terkeluk terbalik dengan bentuk kuping bercuping. Bulu kejur tidak ada.
Sedangkan menurut Widjaja 2001 pelepah buluh berukuran 15-35 cm × 18-30 cm. Pelepah buluh mudah luruh dengan kuping pelepah bercuping, dengan buluh
kejur dan daun pelepah yang menyebar.
Gambar 9 Pelepah buluh bambu duri. f. Helai daun dan pelepah daun
Helai daun pada daun bambu duri berbentuk lanset Gambar 9.Daun tua memiliki warna sama dengan daun muda yakni hijau muda dengan ukuran
panjang ± 22,93 cm; lebar pangkal ± 3 cm; lebar tengah ± 3,8 cm; lebar ujung 1,4 cm sedangkan pada daun muda ukuran panjang ± 10,58 cm; lebar pangkal ± 1,55
cm; lebar tengah ± 2,33 cm, dan lebar ujung sebesar ± 1,23 cm.
Gambar 10 Perbandingan daun bambu duri. Tekstur permukaan atas dan bawah daun tidak berbulu dan halus serta
memiliki bentuk daun lokos sifat permukaan daun yang licin tanpa sisik dan bulu. Selain itu, memiliki urat daun yang sejajar seperti rumput dan tiap daun
mempunyai tulang daun yang menonjol. Sharma 1991 diacu dalam Aziz 2000 menyimpulkan beberapa hal
mengenai pertumbuhan generatif bambu yaitu selamanya steril, selalu berbunga, dan mempunyai daur pembungaan.Umur bunga yang diketahui dapat mencapai
120 tahun.Setelah berbunga didapatkan tiga tipe perilaku yakni mempunyai pertumbuhan yang lambat, kematian di bagian atas tanah saja, dan kematian di
bagian atas dan bawah tanah. Menurut Ginting 1990 bambu duri mulai berbunga bila telah berumur 30
tahun sedangkan menurut Dransfield et al. 1995 bambu duri berbunga sangat jarang terjadi umumnya pada rentang waktu antara 20
– 30 tahun dan tumbuhan akan mati setelah berbunga, di Filipina perkembangbiakan bunga telah diteliti
sejak tahun 1990, rumpun bambu yang berumur 100 tahun memiliki 6 tangkai perbungaan sedangkan rumpun yang berumur 45 tahun memiliki 3 dan 5 tangkai
perbungaan. Perbungaan terjadi dari bulan Januari sampai Oktober setelah tangkai perbungaannya mati maka tidak akan tumbuh buah.
Sedangkan menurut Sutiyono et al. 1996 perbungaan pada mulanya di ujung cabang yang berdaun dan akhirnya dihasilkan dalam kelompok kecil.
Buliran semu pada buku-buku cabang yang tidak berdaun, buliran lanset ± 2 cm
terdiri dari 0-2 sekam kosong, 3-7 floret yang fertile dan 1-3 floret tidak sempurna. Floret merupakan salah satu bunga kecil penyusun bunga majemuk.
Gambar 11 Daun bambu duri Sumber : Sastrapradja et al.1977.
5.3 Kondisi Buluh Bambu Duri 5.3.1 Produktivitas buluh