BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Arboretum Bambu Kampus Darmaga, selama satu bulan yaitu dari bulan November sampai Desember 2011.
3.2 Obyek dan Alat Penelitian
Obyek penelitian adalah spesies bambu duri Bambusa blumeana J.A. J.H. Schultes yang diamati dan diambil di Arboretum Bambu Kampus Darmaga.
Alat yang diperlukan untuk penelitian diantaranya meteran, penggaris, golok atau parang, kamera, GPS, dan alat tulis.
3.3 Jenis Data
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yakni data yang diperoleh dengan pengamatan langsung di lokasi
penelitian sedangkan data sekunder yakni data yang diperoleh dari sumber literatur media elektronik, pustaka, jurnal, dan lain-lain yang digunakan sebagai
penunjang di dalam hasil penelitian
3.3.1 Data primer
Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian: 1.
Karakter morfologi bambu duri yang terdiri dari : a.
Jenis rimpang monopodial atau simpodial. b.
Bentuk rebung, warna pelepah rebung, warna buluh pada pelepah rebung, bentuk kuping pada pelepah rebung, dan pinggiran pelepah rebung.
c. Tipe buluh, tinggi buluh, warna buluh tua dan muda, panjang ruas buluh,
diameter buluh, ketebalan dinding buluh, dan karakter buku pada bambu. d.
Jarak percabangan dari tanah, jumlah percabangan, tipe cabang, dan ujung percabangan bambu.
e. Luruh atau tidaknya pelepah buluh, panjang pelepah buluh, warna, bentuk
kuping, lipatan ujung kuping, bulu kejur pada kuping, tinggi dan pinggiran buluh.
f. Ukuran daun, warna daun, tekstur permukaan atas dan bawah daun, ada
tidaknya bulu kejur pada kuping pelepah daun, tinggi ligula, dan ada tidaknya bulu kejur pada ligula.
2. Jumlah rumpun bambu yang ada di lokasi penelitian.
3. Kondisi rumpun bambu buluh dan rebung bambu.
3.3.2 Data sekunder
Data sekunder didapatkan melalui kajian pustaka meliputi kondisi fisik lokasi penelitian, taksonomi dan morfologi bambu duri, karakteristik pertumbuhan
bambu duri, tindakan konservasi untuk mengurangi kerusakan dan lain-lainnya.
3.4 Cara dan Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui observasi lapang dengan cara mengamati kondisi rumpun buluh dan rebung bambu yang berada di lokasi penelitian meliputi
jumlah buluh yang patah dan jumlah yang masih hidup serta kondisi rebung yang masih hidup dibandingkan dengan kondisi ideal yang ada pada kajian pustaka.
3.5 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan pengamatan langsung di lokasi penelitian serta menggunakan acuan
literatur dari berbagai pustaka yang berhubungan dengan hasil penelitian. Hasil yang dianalisis adalah identifikasi dan karakteristik bambuduri bambusa
blumeana, identifikasi ancaman kerusakan, kondisi lingkungan persaingan dan perlindungan dan program konservasi ex-situ bambu duri B.blumeana
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Umum Arboretum Bambu Kampus Darmaga
4.1.1 Letak dan luas
Arboretum Bambu Kampus Darmaga secara administratif masuk ke dalam wilayah Kampus IPB Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Jarak dari Kota Bogor ± 10 km ke arah barat. Secara geografis letak Arboretum Bambu Kampus Darmaga yakni antara 6
o
33 40.110 LS hingga 6
o
33 47.075 LS dan 106
o
43 17.172 BT hingga 106
o
43 29.647 BT sedangkan batas letak Arboretum Bambu Kampus Darmaga dengan luas 2 ha
adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Jalan Agatis IPB Kebun Karet.
b. Sebelah Selatan : Jalan Raya Ciampea.
c. Sebelah Timur : Jalan Agatis IPB Pintu Dua IPB.
d. Sebelah Barat : Sungai Cihideung Kampung Leuwikopo.
Gambar 1 Lokasi bambu duri di Arboretum Bambu. Sumber : Citra google maps 2011.
4.1.2 Topografi, curah hujan dan iklim
Topografi di Arboretum Kampus Darmaga memiliki tapak yang miring dan bergelombang.Menurut Dinata 2009, curah hujan rata-rata tahunan di
Arboretum Bambu Kampus Darmaga adalah 345 mmthn dengan suhu rata-rata tahunan 26
C. Menurut klasifikasi iklim Schmit dan Ferguson, Arboretum Bambu memiliki tipe iklim A dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 3.552
mm, kelembapan nisbi rata-rata pertahun diatas 80 dan suhu udara rata-rata sepanjang tahun 25
C. 4.1.3
Tanah
Jenis tanah di Arboretum Bambu Kampus Darmaga adalah tanah latosol coklat kemerahan yang terbentuk dari bahan tuf vulkan intermedier. Kadar pH
tanahnya masam, yakni pada kisaran 5,6 dengan kandungan bahan organik yang cukup. Tanah tersebut, memiliki kedalaman solum lebih dari 90 cm. Menurut
Soepardi 1983, tanah jenis latosol mempunyai produktifitas yang baik dan relatif lebih subur dibanding tanah jenis lainnya.
4.1.4 Sejarah Arboretum Bambu di Kampus Darmaga
Vegetasi bambu yang terdapat di Arboretum Bambu, Kampus Darmaga yang ditanam sejak tahun 1993 sebanyak 60 rumpun dan 39 spesies yang berbeda
dengan jarak tanam 8m x 8m. Kondisi areal penanaman miring sehingga dibentuk berteras-teras dan pada bagian bawah terdapat sebuah anak sungai yang dialiri air
Dinata 2009. Dinata 2009, Arboretum Bambu Kampus Darmaga dengan luas 2 ha yang
merupakan kebun koleksi plasma nutfah untuk vegetasi bambu. Lokasi Arboretum Bambu Kampus Darmaga pada awalnya merupakan kebun karet, mulai dijadikan
dan diresmikan sebagai Arboretum Bambu pada tanggal 26 Agustus 1998.
4.1.5 Pengelola Arboretum Bambu Kampus Darmaga
Menurut Surat Keputusan Rektor Institut Pertanian Bogor Nomor : 086Um1995 tanggal 18 Agustus 1995 mengenai pengelola Arboretum Kampus
Darmaga menyatakan bahwa ketua pengelola Arboretum Bambu Kampus Darmaga adalah Kepala Laboratorium Konservasi Tumbuhan Fakultas Kehutanan
IPB. Anggota yang mengelola yakni laboratorium di lingkungan Fakultas Kehutanan IPB yang terdiri dari Laboratorium Konservasi Tumbuhan,
Laboratorium Penangkaran Hidupan Liar, Laboratorium Ekologi Hutan, Laboratorium Silvikultur, Laboratorium Analisis Lingkungan, Laboratorium
Pengelolaan DAS, Studio Rekreasi Alam, dan Laboratorium Perlindungan Hutan. Penanggung jawab arboretum bambu adalah Dekan Fakultas Kehutanan IPB
dengan pengawas Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata serta Ketua Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB.
4.1.6 Fungsi Arboretum Bambu Kampus Darmaga
Arboretum Bambu Kampus Darmaga menurut Surat Keputusan Rektor Institut Pertanian Bogor Nomor : 086Um1995 pada tanggal 18 Agustus 1995
menyatakan bahwa : a.
Arboretum Bambu Kampus Darmaga mempunyai fungsi dan manfaat yang penting bagi pengelola baik sebagai upaya penghijauan kampus, upaya
konservasi jenis secara ex-situ, keindahan, maupun sebagai pengatur tata udara, tata air dan tata tanah bagi wilayah di sekitarnya.
b. Arboretum Bambu Kampus Darmaga memiliki arti penting bagi
kelangsungan proses belajar mengajar di IPB Darmaga, terutama dalam fungsinya sebagai pengatur iklim mikro dan salah satu laboratorium alam.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Bambu duri di Arboretum Bambu Kampus Darmaga
Kondisi bambu duri Bambusa blumeana J.A. J.H. Schlutes saat ini sangat memprihatinkan karena hanya memiliki satu rumpun bambu dengan
jumlah buluh yang rusak lebih banyak dibandingkan dengan yang hidup. Tabel 1 Mengukur kondisi bambu duri di Arboretum Bambu IPB.
Tabel 1 Kondisi bambu duri B.blumeana di Arboretum Bambu Kampus Darmaga
No. Bagian Bambu Duri
Ukuran Jumlah
1 Keliling Rumpun
3,5 m × 3,5 m 1
2 Buluh Bambu
Keliling Diameter
Rusak dan Patah Hidup
18,6 cm -30 cm 5,9 cm -9,5 cm
49
29 20
4
5 Rebung
Diameter ujung Diameter tengah
Diameter pangkal Keliling ujung
Keliling tengah Keliling pangkal
Tinggi 5,1 cm
6,9 cm 8 cm
16 cm 21,6 cm
25 cm 60,8 cm
1
5.2 Morfologi Bambu duri