Perbanyakan secara vegetatif dengan stek cabang dan batang Pemangkasan

diameter berkisar antara 3,1 cm – 10 cm. Sebaiknya jarak rumpun disesuaikan dengan jenis bambu sehingga semakin besar buluh bambu maka jarak tanam akan semakin lebar. Hal ini sesuai dengan pernyataan White 1948; Sindoesuwarno 1963 diacu dalam Sutiyono et al. 1996 yang menyatakan makin besar ukuran batang-batang bambu dalam rumpun maka jarak rumpunnya semakin lebar. Jarak rumpun sebaiknya berukuran 8m × 8m sehingga pertumbuhan buluh bambu tidak terlalu rapat dengan jenis tumbuhan lain maupun jenis bambu lain yang ditanam di sekitar rumpun bambu duri B.blumeana. c. Angin kencang Angin kencang yang bersamaan dengan hujan petir juga merupakan salah satu faktor alam yang dapat merusak kondisi buluh bambu duri. Kecepatan angin yang tinggi dapat menyebabkan buluh-buluh bambu patah. Pada bambu duri angin memberikan dampak tidak langsung seperti patahan buluh bambu spesies lain yang disebabkan oleh angin menimpa buluh bambu duri sehingga buluh bambu duri menjadi patah.

5.7 Program Konservasi Ex-situ Bambu Duri

5.7.1 Perbanyakan secara vegetatif dengan stek cabang dan batang

Perbanyakan bambu duri B.blumeana dapat dilakukan dengan cara menggunakan stek batang dan cabang dengan 6 sampel bibit. Masing-masing jenis stek terdiri dari 3 bibit. Cara perbanyakan dengan stek batang yaitu dari batang bawah sampai tengah yang mengeluarkan batang tunas atau mata tunas pada buku-bukunya. Batang bambu dipotong dengan menggunakan parang atau golok kemudian setelah media tanam disiapkan maka batang dimasukkan ke dalam polybag yang telah berisi media tanam. Sedangkan pada stek cabang juga dipilih dari cabang yang menempel pada indukannya kemudian cabang dipotong mulai dari pangkal yang menempel pada buku batang. Cabang yang telah dipotong lalu dipotong lagi bagian ujungnya.Setelah itu masukan ke dalam polybag yang telah terisi media tanam. Menurut Uchimura 1980 dan Aziz et al. 1991 di acu dalam Aziz 2000 perbanyakan dengan buluh merupakan cara perbanyakan yang sejauh ini berhasil untuk bambu simpodial dan mudah berakar. Tahapan-tahapan pengambilan bambu duri untuk stek batang dan cabang dapat disajikan pada Gambar 18. Gambar 18 Tahapan pengambilan bambu duri. Waktu pembibitan baik dilakukan pada musim hujan karena memiliki tingkat kelembapan yang relatif tinggi sehingga buku-buku batang dan cabang segera muncul tunas Sutiyono et al. 1996 kemudian menurut Andoko 2003 polybag persemaian stek bambu tersebut diletakan di tempat yang teduh dan lembab serta disiram secara teratur untuk mempercepat keluarnya akar. Setelah ± 2-3 bulan stek cabang bambu yang hidup akan tumbuh akar.

5.7.2 Pemangkasan

Bambu duri B.blumeana yang berada di lokasi penelitian dibiarkan tumbuh dengan sendirinya akan membentuk cabang dan ranting yang rapat. Rumpun bambu yang membentuk cabang dan ranting yang rapat dapat membuat zat makanan hanya terkonsentrasi pada pertumbuhan cabang dan ranting. Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada cabang-cabang primer dan yang dapat menganggu pertumbuhan buluh bambu batang yang utama.Andoko 2003, pemangkasan yang dilakukan secara teratur akan membuat seluruh zat makanan diserap oleh pertumbuhan buluh bambu utama sehingga zat-zat makanan tersebut akan menstimulasi pembentukan rebung. Pemangkasan dilakukan sejak awal penanaman agar rumpunnya tidak terlalu rapat. Kegiatan pemangkasan dilakukan pada awal musim hujan sehingga dapat menstimulasi pertumbuhan rebung yang akan tumbuh pada musim hujan dan batang buluh bambu dapat menghasilkan ukuran yang besar. Pemangkasan cabang-cabang bawah dapat mengurangi serangan jamur karena adanya sirkulasi udara yang baik.Pembersihan cabang ini dapat membantu perbaikan pertumbuhan tanaman dan perbaikan kualitas bambunya. Selain itu, pembersihan cabang berduri dan dasar rumpun tua akan meningkatkan produksi batang buluh bambu. Buluh dalam satu rumpun sebaiknya tidak dibiarkan terlalu rimbun, harus terdapat jarak satu dengan yang lain. Pemangkasan secara rutin pada rumpun akan mempermudah merangsang pertumbuhan batang baru ditengah-tengah rumpun.

5.7.3 Penyiangan