kualitas ikan tersebut. Hal ini disebabkan harga jual akan berbeda menurut spesies, ukuran dan atau kualitas.
Ikan yang telah didaratkan selanjutnya dipasarkan dan sebaiknya melalui pelelangan ikan. Lubis 2012 menjelaskan, pelabuhan perikanan sebagai pusat
ekonomi perikanan merupakan satu komponen penting dalam sistem perikanan tangkap yang perlu dimanfaatkan, diorganisir dan dikelola sebaik-baiknya.
Pemasaran hasil tangkapan melalui aktivitas pelelangan merupakan salah satu aktivitas terpenting di suatu pelabuhan perikanan, sehingga perlu dikelola secara
optimal. Aktivitas lelang ini berpengaruh terhadap harga ikan yang dijual sehingga akan menentukan berapa besaran pendapatan nelayan nelayan pemilik
dan nelayan buruh. Pelelangan ikan merupakan satu-satunya mekanisme pemasaran ikan yang bertujuan untuk mendapatkan harga yang layak bagi nelayan
dan pedagang. Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti, pemasaran hasil tangkapan di PPI Pangandaran tidak melalui aktivitas pelelangan ikan.
Hal-hal diatas mengindikasikan bahwa di PPI-PPI Kabupaten Ciamis masih memiliki permasalahan-permasalahan terkait dengan pendaratan dan pemasaran
hasil tangkapan. Oleh karena itu, penelitian “Aktivitas Pendaratan dan Pemasaran Hasil Tangkapan di Pangkalan-Pangkalan Pendaratan Ikan Kabupaten Ciamis”
penting untuk dilakukan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada semua pihak yang terkait dalam aktivitas
pendaratan dan pemasaran hasil tangkapan di 5 lokasi PPI yang terdapat di Kabupaten Ciamis.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah : 1 Belum diketahuinya kondisi aktual kepelabuhanan perikanan mengenai
jumlah volume produksi dan nilai produksi hasil tangkapan, unit penangkapan ikan serta keberadaan fasilitas kepelabuhanan perikanan di 5
lokasi PPI yang ada di Kabupaten Ciamis. 2 Belum diketahuinya kondisi aktual aktivitas pendaratan dan pemasaran hasil
tangkapan di 5 lokasi PPI yang ada di Kabupaten Ciamis.
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1 Mengetahui kondisi aktual kepelabuhanan perikanan mengenai jumlah
volume produksi dan nilai produksi hasil tangkapan, unit penangkapan ikan serta keberadaan fasilitas kepelabuhanan perikanan di 5 lokasi PPI yang ada
di Kabupaten Ciamis. 2 Mengetahui kondisi aktual aktivitas pendaratan dan pemasaran hasil
tangkapan di 5 lokasi PPI yang ada di Kabupaten Ciamis.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1 Memberikan informasi mengenai kondisi aktual kepelabuhanan perikanan
mengenai jumlah volume produksi dan nilai produksi hasil tangkapan, unit penangkapan ikan serta keberadaan fasilitas kepelabuhanan perikanan di 5
lokasi PPI yang ada di Kabupaten Ciamis. 2 Memberikan informasi mengenai aktivitas pendaratan dan pemasaran hasil
tangkapan di 5 lokasi PPI yang ada di Kabupaten Ciamis. 3 Memberikan informasi kepada nelayan, pedagang dan semua pihak yang
terkait dalam aktivitas pendaratan dan pemasaran hasil tangkapan di 5 lokasi PPI yang ada di Kabupaten Ciamis mengenai proses penanganan ikan
selama ikan didaratkan sampai dengan ikan didistribusikan atau dipasarkan ke konsumen.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan
Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan dan lautan yang dipergunakan sebagai pangkalan kegiatan penangkapan
ikan dan dilengkapi berbagai fasilitas sejak ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan Lubis, 2012.
Selanjutnya Lubis menjelaskan, pelabuhan perikanan di Indonesia diklasifikasikan secara administratif menjadi 4 tipe berdasarkan pada jenis
perikanan yang beroperasi tradisional, semi industri atau industri. Tipe perikanan ini akan mencirikan ukuran kapal, daerah penangkapan, jumlah hasil
tangkapan dan daerah distribusinya. Selain itu, pengklasifikasian pelabuhan perikanan juga didasarkan pada daya tampung kolam pelabuhan, produksi hasil
tangkapan yang didaratkan dan daerah tujuan pemasarannya. Berdasarkan UU No. 31 Tahun 2006 tentang perikanan, maka pelabuhan perikanan diklasifikasikan
sebagai berikut : 1
Pelabuhan Perikanan Samudera PPSTipe A, dengan kriteria : 1 Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut
teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan laut lepas. 2 Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran
sekurang-kurangnya 60 GT. 3 Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 3 m. 4 Mampu menampung sekurang-kurangnya 100 kapal perikanan atau
jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT kapal perikanan sekaligus.
5 Ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor. 6 Terdapat industri perikanan.
2 Pelabuhan Perikanan Nusantara PPNTipe B, dengan kriteria :
1 Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
2 Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 30 GT.
3 Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m.
4 Mampu menampung sekurang-kurangnya 75 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT kapal perikanan
sekaligus. 5 Terdapat industri perikanan.
3 Pelabuhan Perikanan Pantai PPPTipe C, dengan kriteria :
1 Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan kedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial.
2 Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan sekurang- kurangnya 10 GT.
3 Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 2 m.
4 Mampu menampung sekurang-kurangnya 30 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT kapal perikanan
sekaligus. 4
Pangkalan Pendaratan Ikan PPITipe D, dengan kriteria : 1 Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di
perairan pedalaman dan perairan kepulauan. 2 Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran
sekurang-kurangnya 3 GT. 3 Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalaman kolam
minus 2 m. 4 Mampu menampung sekurang-kurangnya 20 kapal perikanan atau
jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 60 GT kapal perikanan sekaligus.
Lubis menyatakan, bila ditinjau dari fungsinya, pelabuhan perikanan mempunyai fungsi yang berbeda dengan jenis pelabuhan lainnya karena
pelabuhan perikanan dikhususkan untuk aktivitas di bidang perikanan tangkap. Terdapat 2 jenis pengelompokan fungsi pelabuhan perikanan, ditinjau dari
pendekatan kepentingan dan aktivitasnya. Namun kedua jenis kelompok tersebut pada dasarnya mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Fungsi pelabuhan
perikanan berdasarkan pendekatan kepentingan adalah sebagai berikut : 1
Fungsi maritim Pelabuhan perikanan mempunyai aktivitas-aktivitas yang bersifat
kemaritiman. Pelabuhan menjadi suatu kontak bagi nelayan atau pemilik kapal, antara laut dan daratan untuk semua aktivitasnya. Dengan adanya fungsi ini maka
dapat diberikan contoh bahwa pada tipe pelabuhan perikanan besar atau samudera, dicirikan kemaritimannya melalui penyediaan fasilitas-fasilitas antara lain berupa
kolam pelabuhan yang besar dan cukup dalam agar kapal besar dapat bergerak leluasa, dermaga yang cukup panjang agar kapal-kapal dapat bersandar tanpa
antrean sehingga kapal dapat membongkar ikannya dengan cepat, serta adanya rambu-rambu navigasi agar kapal-kapal aman untuk masuk dan keluar pelabuhan.
2 Fungsi pemasaran
Fungsi pemasaran timbul karena pelabuhan perikanan menjadi tempat awal untuk mempersiapkan pemasaran produksi perikanan dengan melakukan transaksi
pelelangan ikan. Proses pemasaran ini berawal dari ikan-ikan yang telah didaratkan dibawa ke gedung pelelangan ikan untuk dicatat jumlah dan jenisnya.
Setelah itu, ikan disortir dan diletakkan pada keranjang atau basket plastik, selanjutnya dilaksanakan pelelangan dan dicatat transaksinya.
3 Fungsi jasa
Fungsi ini meliputi seluruh jasa-jasa pelabuhan mulai dari ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan. Fungsi jasa dapat dikelompokkan menjadi :
1 Jasa-jasa yang melayani pendaratan ikan, antara lain : penyediaan alat- alat pengangkut ikan, keranjang-keranjang dan buruh untuk
membongkar ikan. 2 Jasa-jasa yang melayani kapal-kapal penangkapan ikan, antara lain :
penyediaan bahan bakar, air bersih dan es. 3 Jasa-jasa yang melayani mutu ikan, antara lain : fasilitas cold storage,
cool room, pabrik es dan penyediaan air bersih. 4 Jasa-jasa yang melayani keamanan pelabuhan, antara lain : jasa
pemanduan bagi kapal-kapal yang akan masuk dan keluar pelabuhan,
syahbandar dan douanebeacukai yang masing-masing berfungsi untuk memeriksa surat-surat kapal, jumlah serta jenis barang yang dibawa.
5 Jasa-jasa pemeliharaan kapal, antara lain : fasilitas docking, slipways dan bengkel untuk memelihara kondisi badan kapal, mesin serta
peralatannya agar tetap dalam kondisi baik sehingga siap kembali melaut.
Selain fungsi pelabuhan berdasarkan kepentingannya, terdapat juga fungsi pelabuhan perikanan ditinjau dari segi aktivitasnya, yaitu sebagai pusat kegiatan
perikanan baik ditijau dari aspek pendaratan atau pembongkaran, pengolahan dan pemasaran ikan, maupun pembinaan terhadap masyarakat nelayan. Fungsi-fungsi
tersebut dapat dirinci sebagai berikut Lubis, 2012 : 1
Fungsi pendaratan dan pembongkaran Pelabuhan perikanan merupakan tempat pemusatan armada penangkap ikan
untuk mendaratkan hasil tangkapan, tempat berlabuh yang aman, menjamin kelancaran pembongkaran ikan dan penyediaan bahan perbekalan.
2 Fungsi pengolahan
Pelabuhan perikanan juga sebagai tempat untuk membina peningkatan mutu serta pengendalian mutu ikan dalam menghindari kerugian pascatangkap. Fungsi
pengolahan ini merupakan salah satu fungsi yang penting terutama pada saat musim ikan, yaitu untuk menampung produksi perikanan yang tidak habis terjual
dalam bentuk segar atau untuk memenuhi fungsi industri di pelabuhan melalui pengembangan industri pengolahan ikan.
3 Fungsi pemasaran ikan
Pelabuhan perikanan juga berfungsi sebagai tempat untuk menciptakan mekanisme pasar yang menguntungkan, baik bagi nelayan maupun bagi
pedagang. Dengan demikian sistem pemasaran dari tempat pelelangan ikan ke konsumen harus diorganisir secara baik dan teratur. Pelelangan ikan adalah
kegiatan awal dari sistem pemasaran ikan di pelabuhan perikanan untuk mendapatkan harga yang layak, khususnya bagi nelayan.
4 Fungsi pembinaan terhadap masyarakat nelayan
Fungsi ini menunjukkan bahwa pelabuhan perikanan dapat dijadikan sebagai lapangan kerja bagi penduduk di sekitarnya dan sebagai tempat
pembinaan masyarakat perikanan seperti nelayan, pedagang, pengolah dan buruh agar mampu menjalankan aktivitasnya dengan baik. Melalui pembinaan ini, para
pelaku atau pengguna di pelabuhan tersebut diharapkan dapat menguasai kegiatannya lebih baik lagi sehingga masing-masing pengguna memperoleh
manfaat dan keuntungan yang optimal.
2.1.2 Fasilitas pelabuhan perikanan
Di dalam pelaksanaan fungsi dan peranannya, pelabuhan perikanan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Kapasitas dan jenis fasilitas yang ada
umumnya akan menentukan skala atau tipe dari suatu pelabuhan perikanan yang berkaitan pula dengan skala usaha perikanannya. Fasilitas-fasilitas tersebut
selanjutnya akan berkembang sesuai dengan kemajuan usaha perikanan. Berkembangnya fasilitas tersebut dapat diartikan bertambahnya fasilitas baru dan
atau bertambahnya kapasitas dari fasilitas yang telah ada. Dengan kata lain, jenis dan kapasitas fasilitas yang ada bertambah sesuai dengan kebutuhan operasional
pelabuhan. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, fasilitas pelabuhan perikanan dikelompokkan menjadi fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan
fasilitas penunjang Lubis, 2012. 1
Fasilitas pokok Fasilitas pokok atau juga dikatakan infrastruktur adalah fasilitas dasar yang
diperlukan dalam kegiatan di suatu pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin keamanan dan kelancaran kapal, baik sewaktu berlayar keluar masuk
pelabuhan maupun sewaktu berlabuh di pelabuhan. Fasilitas-fasilitas pokok tersebut terdiri dari :
1 Dermaga adalah suatu bangunan kelautan yang berfungsi sebagai tempat labuh dan bertambatnya kapal, bongkar muat hasil tangkapan, serta tempat
mengisi bahan perbekalan untuk keperluan penangkapan ikan di laut. 2 Kolam pelabuhan adalah daerah perairan pelabuhan untuk masuknya kapal-
kapal yang akan bersandar di dermaga. Kolam pelabuhan menurut fungsinya terbagi menjadi dua, yaitu alur pelayaran yang merupakan pintu
masuk kolam pelabuhan sampai ke dermaga navigational channels; dan kolam putar, yaitu daerah perairan untuk berputarnya kapal turning basin.
3 Alat bantu navigasi adalah alat bantu yang berfungsi untuk memberikan peringatan atau tanda-tanda bahaya terhadap bahaya yang tersembunyi
misalnya batu karang di suatu perairan; memberikan petunjuk agar kapal dapat berlayar dengan aman di sepanjang pantai, sungai dan perairan
lainnya; dan memberikan petunjuk pada waktu kapal akan keluar masuk pelabuhan atau ketika kapal akan merapat dan membuang jangkar.
4 Breakwater atau pemecah gelombang adalah suatu struktur bangunan kelautan yang berfungsi khusus untuk melindungi pantai atau daerah sekitar
pantai terhadap pengaruh gelombang laut.
2 Fasilitas fungsional
Fasilitas fungsional yang dikatakan juga suprastruktur adalah fasilitas yang berfungsi untuk meninggikan nilai guna dari fasilitas pokok sehingga dapat
menunjang aktivitas pelabuhan perikanan. Fasilitas-fasilitas fungsional ini dikelompokkan antara lain untuk :
1 Penanganan hasil tangkapan dan pemasarannya, yaitu : - Tempat Pelelangan Ikan TPI;
- Fasilitas pemeliharaan dan pengolahan hasil tangkapan, seperti tempat penjemuran ikan dan gedung pengolahan;
- Pabrik es dan gudang es; - Refrigerasifasilitas pendingin, seperti cool room dan cold storage; dan
- Gedung-gedung pemasaran. 2 Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan armada dan alat penangkapan ikan,
yaitu : - Lapangan perbaikan alat penangkapan ikan;
- Ruangan mesin; - Tempat penjemuran alat penangkapan ikan;
- Bengkel : fasilitas untuk memperbaiki mesin kapal; - Slipways : tempat untuk memperbaiki bagian lunas kapal;
- Gudang jaring : tempat untuk penyimpanan jaring; dan - Vessel lift : fasilitas untuk mengangkat kapal dari kolam pelabuhan ke
lapangan perbaikan kapal.
3 Fasilitas perbekalan : tangki dan instalasi air minum, tangki bahan bakar. 4 Fasilitas komunikasi : stasiun jaringan telepon, radio SSB
3 Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung akan meningkatkan peranan pelabuhan sehingga para pengguna mendapatkan
kenyamanan melakukan aktivitas di pelabuhan. Fasilitas penunjang di suatu pelabuhan perikanan terdiri dari :
1 Fasilitas kesejahteraan : fasilitas mandi, cuci, kakus MCK, poliklinik, tempat tinggal perumahan nelayan, kantinwarung, mushola.
2 Fasilitas administrasi : kantor pengelola pelabuhan, ruang operator, kantor syahbandar, kantor beacukai.
2.2 Aktivitas Pendaratan Hasil Tangkapan
Aktivitas pendaratan ikan merupakan suatu proses yang pertama kali dilakukan setelah kapal bertambat di dermaga pelabuhan dan setelah
menyelesaikan perizinan bongkar Nurjanah, 2000 vide Handani, 2008. Menurut Pane 2009, aktivitas pendaratan hasil tangkapan meliputi : 1. Pembongkaran
hasil tangkapan dari palkah ke dek; 2. Penurunan hasil tangkapan dari dek ke dermaga; dan 3. Pengangkutan hasil tangkapan dari dermaga ke TPI.
Pembongkaran hasil tangkapan merupakan proses mengeluarkan hasil tangkapan dengan menggunakan alat bantu atau tanpa menggunakan alat bantu
dari dalam palkah kapal ke atas dek kapal yang selanjutnya dilakukan penyortiran kemudian diangkut menuju tempat lain dermaga, TPI dan atau konsumen. Cara
pembongkaran ikan dalam palkah dilakukan bermacam-macam, ada yang menggunakan alat bantu berupa peti, kantong-kantong yang terbuat dari jaring,
sekop atau ganco Ilyas, 1983 vide Ginting, 2011. Pane 2009 menjelaskan bahwa pada tahap ini, ikan belum mengalami
penyeleksian penyortiran berdasarkan mutu, berat, ukuran dan jenis ikan. Ikan yang dikeluarkan dari palkah ke dek masih bercampur satu sama lainnya. Namun
ikan yang ada di dalam palkah biasanya telah mendapat perlakuan yaitu dengan pemberian es. Bahkan ada yang sengaja menambahkan es dengan jumlah tertentu
ke dalam palkah sebelum melakukan bongkar. Tujuannya adalah agar suhu ikan dibuat serendah mungkin pada saat pembongkaran hasil tangkapan.
Selanjutnya Pane mengungkapkan bahwa setelah ikan berada di atas dek, ikan mulai mengalami penyortiran. Nelayan melakukan penyortiran terhadap ikan
hasil tangkapan yang ada di dek berupa pemisahan mutu, panjang dan jenis ikan. Belum ada pemisahan penyortiran berdasarkan berat ikan. Setelah semua ikan
selesai dibongkar dan dipisahkan dalam keranjang-keranjang basket atau wadah lainnya, maka mulai dilakukan pemindahan hasil tangkapan dari dek ke dermaga.
Ikan yang akan dipindah dari dek ke darmaga biasanya telah mengalami penyeleksian terlebih dahulu seperti penyeleksian menurut jenis, berat dan mutu;
walaupun seleksi ukuran, berat dan mutu masih bersifat relatif “berat kira-kira dan mutu kira-kira”. Ikan yang akan diturunkan atau dipindahkan dari dek ke dermaga
biasanya selain telah mengalami penyeleksian, juga telah mengalami penanganan berupa pemberian es pada permukaan ikan. Pemberian es ini bertujuan untuk tetap
menjaga suhu ikan agar tetap berada pada suhu rendah Pane, 2009. Tahapan yang dilakukan selanjutnya adalah pengangkutan hasil tangkapan dari dermaga ke
TPI. Menurut Djulaeti 1994 vide Ginting 2011, alat bantu yang digunakan dalam pengangkutan hasil tangkapan adalah dapat berupa gerobak dorong, tong
plastik blong, keranjang plastik basket traise. Menurut Fauzi 2009, PPI Pangandaran sampai saat ini belum mempunyai
kolam khusus pelabuhan. Nelayan masih memanfaatkan daerah alami, yaitu Teluk Pananjung sebagai tempat untuk mendaratkan hasil tangkapannya, baik itu
nelayan pantai timur maupun nelayan pantai barat. Nelayan Pangandaran mendaratkan perahunya dengan cara mengikatkan tali tambang yang ujungnya
diikatkan pada tiang.
2.3 Aktivitas Pemasaran Hasil Tangkapan