ke dalam palkah sebelum melakukan bongkar. Tujuannya adalah agar suhu ikan dibuat serendah mungkin pada saat pembongkaran hasil tangkapan.
Selanjutnya Pane mengungkapkan bahwa setelah ikan berada di atas dek, ikan mulai mengalami penyortiran. Nelayan melakukan penyortiran terhadap ikan
hasil tangkapan yang ada di dek berupa pemisahan mutu, panjang dan jenis ikan. Belum ada pemisahan penyortiran berdasarkan berat ikan. Setelah semua ikan
selesai dibongkar dan dipisahkan dalam keranjang-keranjang basket atau wadah lainnya, maka mulai dilakukan pemindahan hasil tangkapan dari dek ke dermaga.
Ikan yang akan dipindah dari dek ke darmaga biasanya telah mengalami penyeleksian terlebih dahulu seperti penyeleksian menurut jenis, berat dan mutu;
walaupun seleksi ukuran, berat dan mutu masih bersifat relatif “berat kira-kira dan mutu kira-kira”. Ikan yang akan diturunkan atau dipindahkan dari dek ke dermaga
biasanya selain telah mengalami penyeleksian, juga telah mengalami penanganan berupa pemberian es pada permukaan ikan. Pemberian es ini bertujuan untuk tetap
menjaga suhu ikan agar tetap berada pada suhu rendah Pane, 2009. Tahapan yang dilakukan selanjutnya adalah pengangkutan hasil tangkapan dari dermaga ke
TPI. Menurut Djulaeti 1994 vide Ginting 2011, alat bantu yang digunakan dalam pengangkutan hasil tangkapan adalah dapat berupa gerobak dorong, tong
plastik blong, keranjang plastik basket traise. Menurut Fauzi 2009, PPI Pangandaran sampai saat ini belum mempunyai
kolam khusus pelabuhan. Nelayan masih memanfaatkan daerah alami, yaitu Teluk Pananjung sebagai tempat untuk mendaratkan hasil tangkapannya, baik itu
nelayan pantai timur maupun nelayan pantai barat. Nelayan Pangandaran mendaratkan perahunya dengan cara mengikatkan tali tambang yang ujungnya
diikatkan pada tiang.
2.3 Aktivitas Pemasaran Hasil Tangkapan
Ditinjau dari fungsi pelabuhan perikanan berdasarkan aktivitasnya, salah satu fungsi pelabuhan perikanan sebagai tempat untuk menciptakan mekanisme
pasar yang menguntungkan, baik bagi nelayan maupun bagi pedagang. Dengan demikian sistem pemasaran dari tempat pelelangan ikan ke konsumen harus
diorganisir secara baik dan teratur Lubis, 2012.
Lubis menjelaskan, pelelangan ikan adalah kegiatan awal dari sistem pemasaran ikan di pelabuhan perikanan untuk mendapatkan harga yang layak,
khususnya bagi nelayan. Di TPI tersebut terjadi pertemuan antara penjual nelayan atau pemilik kapal dan pembeli pedagang atau agen perusahaan
perikanan. Letak dan pembagian ruang di gedung pelelangan harus direncanakan supaya aliran produk flow of product berjalan dengan cepat. Hal ini yang
mempertimbangkan bahwa produk perikanan merupakan produk yang secara cepat mengalami penurunan mutu apabila penanganannya tidak baik dan
terganggunya aliran produk ini. Ruangan yang ada pada gedung pelelangan adalah sebagai berikut :
1 Ruang sortir adalah tempat membersihkan, menyortir dan memasukkan ikan basah ke dalam peti, keranjang atau wadah lainnya.
2 Ruang pelelangan adalah tempat menimbang, memperagakan dan melelang ikan.
3 Ruang pengepakan adalah tempat untuk memasukkan ikan ke dalam wadah pengiriman, diberi es, garam dan lain-lain kemudian selanjutnya ikan basah
siap untuk dikirim. 4 Ruang administrasi pelelangan adalah ruang yang terdiri dari loket
pembayaran, ruang pencatatan dan pengolahan data, serta gudang peralatan lelang.
Pada saat proses pelelangan, ikan tidak boleh diletakkan begitu saja di atas lantai, dilangkahi atau diinjak. Ikan ditempatkan dalam wadah yang bersih dan
diberi es. Selain itu, memindahkan wadah yang berisi ikan sebaiknya diangkat, tidak diseret di atas lantai. Bangunan TPI harus memenuhi persyaratan kebersihan
karena kebersihan sangat berpengaruh terhadap mutu ikan. Lantai TPI harus memiliki kemiringan yang cukup agar air tidak menggenang dan dapat mengalir
keluar Indrianto, 2006. Ikan yang telah dilelang kemudian diangkut untuk selanjutnya
didistribusikan hingga sampai ke konsumen. Indrianto 2006 menjelaskan, selama proses pendistribusian dilakukan, suhu ikan dipertahankan dengan cara
memberinya es selama di perjalanan. Sebelum pendistribusian, ikan dimasukkan ke dalam styrofoam tertutup untuk mempertahankan suhunya agar tetap dingin.
Transportasi jarak jauh sebaiknya dilakukan pada malam hari untuk menjaga kualitas ikan. Sistem pemasaran rantai dingin cold chain system meliputi
penggunaan metode pengesan, pendinginan, dan pembekuan pada hasil perikanan selama proses pengangkutan, penyimpanan dan penjualan sehingga mutunya
dapat dipertahankan. Menurut Rahardiansyah 2003, pemasaran hasil tangkapan di Kawasan
Teluk Parigi Kabupaten Ciamis sudah cukup baik. Sarana pendukung utama utama bagi proses pemasaran hasil tangkapan adalah TPI yang terdapat di PPI
Pangandaran, PPI Parigi dan PPI Batu Karas. Ketiga TPI tersebut telah melakukan kegiatannya dengan cukup baik, apalagi setelah keluarnya PERDA yang
mengharuskan nelayan menjual hasil tangkapannya melalui TPI. Pada hari-hari tertentu seperti hari libur dan hari-hari besar nasional, harga ikan di TPI PPI
Pangandaran lebih tinggi dibandingkan dengan harga ikan di TPI PPI lainnya. Hal ini disebabkan karena TPI PPI Pangandaran berada di kawasan pariwisata pantai
Pangandaran.
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat