Analisis Regresi Panel Pengaruh Corporate Governance Terhadap Rating Dan Yield Sukuk Korporasi (Studi Kasus Pada Sukuk Korporasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

96 konstan maka komisaris independen tidak berpengaruh signfikan terhadap rating sukuk.

2. Analisis Regresi Panel

Untuk menguji pengaruh corporate governance terhadap YTM sukuk, dilakukan dengan menggunakan regresi data panel.

a. Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Panel

Untuk mendapatkan analisis regresi data panel yang terbaik antara model common, fixed atau random effect, maka dilakukan teknik pemilihan model. Terdapat tiga uji yang digunakan untuk menentukan teknik yang paling tepat untuk mengestimasi regresi data panel, diantaranya adalah Widardjono, 2013:362: 1 Uji Signifikansi F Uji Chow Uji signifikansi F Uji Chow digunakan untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel dengan fixed effect lebih baik dari model regresi data panel tanpa variabel dummy common effect. Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi F Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 0.462060 17,31 0.9522 Cross-section Chi-square 11.970059 17 0.8019 Sumber: data diolah dengan menggunakan EViews 9.0 2016 97 Hasil output di atas menunjukan bahwa nilai Prob. Cross- section F sebesar 0.9522. Untuk melihat model yang terbaik, dapat dilihat dari nilai Prob. Cross-Section F yang dibandingkan dengan α sebesar 5. Nilai Prob. Cross-section F sebesar 0.9522 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah model common effect. Oleh sebab itu, dapat dilanjutkan dengan uji Langrange- Multiplier LM untuk memilih model terbaik antara common effect atau random effect. 2 Uji Langrange-Multiplier LM Untuk mengetahui apakah model random effect lebih baik dari model common effect OLS Pooled digunakan uji Langrange Multiplier LM. Tabel 4.8 Hasil Uji Langrange-Multiplier LM Lagrange Multiplier Tests for Random Effects Null hypotheses: No effects Alternative hypotheses: Two-sided Breusch-Pagan and one-sided all others alternatives Test Hypothesis Cross-section Time Both Breusch-Pagan 2.068218 4.291538 6.359757 0.1504 0.0383 0.0117 Sumber: data diolah dengan menggunakan EViews 9.0 2016 Hasil output di atas menunjukan bahwa nilai Prob. Cross- section Breusch-Pagan sebesar 0.1504. Untuk melihat model yang terbaik, dapat dilihat dari nilai Prob. Cross-Section Breusch- Pagan yang dibandingkan dengan α sebesar 5. Nilai 98 Prob. Cross-section sebesar 0.1504 0.05, maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa model terbaik dalam penelitian ini adalah model common effect atau OLS.

b. Uji Asumsi Klasik

Setelah mendapatkan model yang terbaik yaitu model common effect, langkah selanjutnya adalah melakukan uji asumsi klasik. 1 Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen maupun keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Apabila nilai probabilitas α 5, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa data berdistribusi normal, sedangkan jika nilai probabilitas α 5, dapat menerima Ha, yang berarti bahwa data tidak berdistribusi normal. 99 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas 1 2 3 4 5 6 7 8 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 Series: Standardized Residuals Sample 2011 2015 Observations 53 Mean -0.008643 Median 0.005497 Maximum 1.414058 Minimum -1.715822 Std. Dev. 0.853952 Skewness -0.172843 Kurtosis 1.960999 Jarque-Bera 2.647839 Probability 0.266090 Sumber: data diolah dengan menggunakan EViews 9.0 2016 Dilihat dari nilai probabilitas dalam gambar di atas menunjukan hasil sebesar 0.266090. Hasil ini menunjukan bahwa nilai probabilitas 0.266090 0.05, maka menerima Ho dan menolak Ha, yang berarti bahwa penelitian ini memiliki data yang berdistribusi normal. 2 Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat hubungan linier antara variabel independen dalam suatu regresi. Untuk mendeteksi masalah multikolinearitas dalam model regresi salah satunya dengan menguji koefisien korelasi antar variabel independen. Jika koefisien korelasi di atas 0.85, maka diduga ada multikolinearitas dalam model Widardjono, 2013:104. 100 Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas BLOCK INSTOWN BRDSIZE KOMINDP BLOCK 1.000000 -0.719013 -0.486291 0.369624 INSTOWN -0.719013 1.000000 0.222060 -0.664583 BRDSIZE -0.486291 0.222060 1.000000 -0.202181 KOMINDP 0.369624 -0.664583 -0.202181 1.000000 Sumber: data diolah dengan menggunakan EViews 9.0 2016 Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa nilai dari hubungan variabel independen satu ke variabel independen lainnya tidak ada yang melebihi 0.85 atau hubungan antara satu variabel independen dengan variabel independen lainnya 0.85. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak memiliki masalah multikolinearitas. 3 Autokorelasi Autokorelasi adalah adanya korelasi antar variabel gangguan satu observasi dengan observasi lain yang berlainan waktu. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson D-W. Tabel D-W terdiri atas dua nilai yaitu batas bawah d L dan batas atas d U . Nilai d L dan d U didapatkan dengan menentukan n jumlah observasi dan k jumlah variabel independen tidak termasuk konstanta ditabel statistik Durbin- Watson. Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi, dibangun sebuah desain hipotesis sebagai berikut: 101 Ho : ρ = 0 : tidak ada autokorelasi Ha : ρ ≠ 0 : terdapat autokorelasi Dengan aturan pengambilan keputusan: 0 d d L : Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif d L d d U : Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan d U d 4 - d U : Gagal menolak hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positifnegatif 4 - d U d 4 - d L : Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan 4 - d L d 4 : Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi Negatif Tabel 4.10 Nilai Weighted Statistik Durbin-Watson Weighted Statistics R-squared 0.647293 Mean dependent var 20.65292 Adjusted R-squared 0.617901 S.D. dependent var 35.32993 S.E. of regression 0.888867 Sum squared resid 37.92409 F-statistic 22.02259 Durbin-Watson stat 1.781138 ProbF-statistic 0.000000 Sumber: data diolah dengan menggunakan EViews 9.0 2016 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai Durbin-Watson DW sebesar 1.781138. Nilai d L dan d U masing-masing sebesar 1.378 dan 1.721, didapat dari n = 53 dan k = 4. Dengan aturan pengambilan keputusan d U d 4 – d U , nilai D-W terletak diantara 1.721 1.7811 2.279 4 – 1.721. Dapat disimpulkan bahwa dalam model ini tidak terdapat autokorelasi. 102 4 Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan penyimpangan terhadap asumsi homoskedastisitas, yaitu ketika variabel gangguan error terms mempunyai varian yang tidak konstan. Jika variabel gangguan tidak mempunyai rata-rata nol, maka tidak mempengaruhi slope, hanya akan mempengaruhi intersep. Dampak adanya hal tersebut adalah tidak efisiennya proses estimasi, sementara hasil estimasinya sendiri tetap konsisten dan tidak bias serta akan mengakibatkan hasil uji t dan uji F menjadi tidak berguna. Menurut Widardjono 2013:125, permasalahan heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan metode White. Dasar pengambilan keputusannya adalah, jika nilai probabilitas 0.05, maka Ho diterima yang berarti tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika nilai probabilitas 0.05, maka Ha diterima yang berarti terjadi heteroskedastisitas. Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dependent Variable: RESID2 Method: Panel Least Squares Date: 102116 Time: 09:05 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 18 Total panel unbalanced observations: 53 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.029075 2.275179 -1.331357 0.1894 BLOCK 0.117774 0.190887 0.616981 0.5402 INSTOWN 0.031059 0.015428 2.013192 0.0497 BRDSIZE -0.032761 0.064975 -0.504218 0.6164 KOMINDP 0.036140 0.021485 1.682092 0.0990 R-squared 0.110135 Mean dependent var 0.735985 103 Adjusted R-squared 0.035980 S.D. dependent var 1.188354 S.E. of regression 1.166779 Akaike info criterion 3.235960 Sum squared resid 65.34594 Schwarz criterion 3.421836 Log likelihood -80.75293 Hannan-Quinn criter. 3.307439 F-statistic 1.485196 Durbin-Watson stat 2.351430 ProbF-statistic 0.221444 Sumber: data diolah dengan menggunakan EViews 9.0 2016 Berdasarkan hasil output di atas, dapat dilihat bahwa nilai Prob. probabilitas sebesar 0.221444 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak mengandung heteroskedastisitas.

c. Uji Signifikansi

Berdasarkan hasil Uji Chow dan Uji LM, model estimasi data panel yang terpilih adalah model common effect OLS. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi dari model yang terpilih. Tabel 4.12 Nilai Weight Statistik Estimasi Model Common Effect Weighted Statistics R-squared 0.647293 Mean dependent var 20.65292 Adjusted R-squared 0.617901 S.D. dependent var 35.32993 S.E. of regression 0.888867 Sum squared resid 37.92409 F-statistic 22.02259 Durbin-Watson stat 1.781138 ProbF-statistic 0.000000 Sumber: data diolah dengan menggunakan EViews 9.0 2016 1 Uji Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk menjelaskan seberapa besar proporsi variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh variasi variabel independen. Koefisien determinasi ini nilainya tidak pernah menurun jika kita terus 104 menambah variabel independen, artinya koefisien determinasi akan semakin besar jika kita terus menambah variabel independen dalam model. Salah satu persoalan besar penggunaan koefisien R 2 dengan demikian adalah nilai R 2 selalu naik ketika menambah variabel independen dalam model, walaupun penambahan variabel independen belum tentu mempunyai justifikasi dari teori ekonomi ataupun logika ekonomi. Para ahli ekonometrika telah mengembangkan alternatif lain yaitu digunakan R 2 yang disesuaikan Widardjono, 2015:276. Nilai adjusted R 2 dalam model ini sebesar 0.647293, menunjukan bahwa pengaruh corporate governance sebagai variabel independen blockholder, kepemilikan institusional, board size dan komisaris independen terhadap YTM sukuk, dapat dijelaskan oleh model sebesar 64.73, dan sisanya sebesar 35.27 dijelaskan oleh variabel lain di luar model. 2 Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Tabel 4.13 Nilai Weighted Statistik Estimasi Blockholder, Kepemilikan Institusional, Board Size dan Komisaris Independen terhadap YTM Sukuk Weighted Statistics R-squared 0.647293 Mean dependent var 20.65292 Adjusted R-squared 0.617901 S.D. dependent var 35.32993 S.E. of regression 0.888867 Sum squared resid 37.92409 F-statistic 22.02259 Durbin-Watson stat 1.781138 ProbF-statistic 0.000000 Sumber : data diolah dengan menggunakan EViews 9.0 2016 105 Uji F adalah uji pengaruh semua variabel independen secara serempak terhadap variabel dependen. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dan F tabel. F tabel didapat dari besarnya α dan df. Besar df ditentukan oleh numerator k - 1 dan df untuk denominator n – k, dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intersep. Berdasarkan hasil estimasi output di atas, diketahui bahwa F hitung atau F statistik sebesar 22.02259, sementara F tabel didapatkan dengan perhitungan sebagai berikut: F tabel = α ; df = n-k,k-1 = 5 ; df = 53-5,5-1 F tabel = 5 ; df 48,4 = 2.61 Dari perhitungan F tabel di atas, diketahui bahwa, nilai F hitung F tabel 22.02259 2.61, maka keputusan yang diambil adalah menolak Ho dan menerima Ha. Selain itu, dapat juga membandingkan Prob F statistic dengan α, nilai Prob F statistic 0.00000 0.05. Hasil ini menunjukan bahwa variabel independen corporate governance blockholder, kepemilikan institusional, board size dan komisaris independen secara simultan atau keseluruhan signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen YTM sukuk. 106 3 Uji Signifikansi Parsial Uji Statistik t Tabel 4.14 Hasil Estimasi Blockholder, Kepemilikan Institusional, Board Size dan Komisaris Independen terhadap YTM Sukuk Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 14.08847 1.393741 10.10839 0.0000 BLOCK -0.117829 0.091081 -1.293678 0.2020 INSTOWN -0.034075 0.009580 -3.556843 0.0009 BRDSIZE -0.057976 0.022717 -2.552125 0.0139 KOMINDP -0.025045 0.016778 -1.492674 0.1421 Sumber: data diolah dengan menggunakan EViews 9.0 2016 Uji statistik t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individual. Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dan t tabel pada α dan df sebesar n-k, dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intersep. Selain itu, dapat juga membandingkan nilai Prob dengan α. Jika nilai t hitung nilai t tabel atau Prob α = 5, maka Ho ditolak yang berarti secara statistik variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan sebaliknya, jika nilai t hitung nilai t tabel, maka Ho diterima yang berarti secara statistik variabel independen tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen Widardjono, 2015:282. Untuk memperoleh nilai t tabel dilakukan perhitungan sebagai berikut: t tabel = ; df = n-k = 2.5 ; df = 53-5 t tabel = 0.025 ; df 48 = 2.021 107 Berikut ini adalah uji t dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen: a Variabel Blockholder Melihat hasil output pada tabel di atas, didapat nilai t hitung pada variabel independen blockholder sebesar -0.1293678, yang berarti nilai t hitung 0.1293678 t tabel 2.021, selain itu, dapat juga membandingkan nilai Prob sebesar 0.2020 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa blockholder secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap YTM sukuk. b Variabel Kepemilikan Institusional Berdasarkan hasil output pada tabel di atas, didapat nilai t hitung pada variabel independen kepemilikan institusional sebesar -3.556843. Bila dibandingkan dengan t tabel, nilai t hitung 3.556843 nilai t tabel 2.021, selain itu dapat juga membandingkan nilai Prob sebesar 0.0009 0.05, sehingga keputusannya adalah menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel independen kepemilikan institusional secara individual berpengaruh signifikan negatif terhadap YTM sukuk. Tanda negatif menunjukan bahwa terdapat hubungan yang berlawanan arah antara kepemilikan institusional terhadap YTM sukuk, 108 sehingga peningkatan kepemilikan institusional menyebabkan menurunnya YTM sukuk atau sebaliknya. c Variabel Board Size Hasil t hitung untuk variabel board size sebesar -2..552125. Bila dibandingkan dengan t tabel, nilai t hitung 2.552125 nilai t tabel 2.021, selain itu dapat juga membandingkan nilai Prob sebesar 0.0139 0.05, sehingga keputusannya adalah menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel independen board size berpengaruh signifikan negatif terhadap YTM sukuk. Tanda negatif menunjukan bahwa terdapat hubungan yang berlawanan arah antara board size terhadap YTM sukuk, sehingga peningkatan board size menyebabkan menurunnya YTM sukuk atau sebaliknya. d Variabel Komisaris Independen Dapat diketahui bahwa nilai t hitung variabel komisaris independen adalah -1.492674. Bila dibandingkan dengan t tabel, nilai t hitung t tabel 1.492674 2.021, selain itu dapat juga membandingkan nilai Prob sebesar 0.1421 0.05, sehingga keputusan yang diambil adalah menerima Ho dan menolak Ha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap YTM sukuk. 109

d. Persamaan Analisis Regresi Panel

Tabel 4.15 Hasil Estimasi Blockholder, Kepemilikan Institusional, Board Size dan Komisaris Independen terhadap Yield Sukuk Dependent Variable: YTM Method: Panel EGLS Cross-section weights Date: 102116 Time: 09:08 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 18 Total panel unbalanced observations: 53 Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 14.08847 1.393741 10.10839 0.0000 BLOCK -0.117829 0.091081 -1.293678 0.2020 INSTOWN -0.034075 0.009580 -3.556843 0.0009 BRDSIZE -0.057976 0.022717 -2.552125 0.0139 KOMINDP -0.025045 0.016778 -1.492674 0.1421 Weighted Statistics R-squared 0.647293 Mean dependent var 20.65292 Adjusted R-squared 0.617901 S.D. dependent var 35.32993 S.E. of regression 0.888867 Sum squared resid 37.92409 F-statistic 22.02259 Durbin-Watson stat 1.781138 ProbF-statistic 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.216685 Mean dependent var 9.731887 Sum squared resid 39.00720 Durbin-Watson stat 2.297072 Sumber: data diolah dengan menggunakan EViews 9.0 2016 Berdasarkan Uji Chow dan Uji LM, estimasi model yang terpilih adalah dengan menggunakan model common effect OLS. Dari hasil analisis regresi dengan menggunakan model common effect, diperoleh persamaan model sebagai berikut: = 110 Dari persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan bahwa: 6 Berdasarkan persamaan regresi di atas diperoleh koefisien regresi untuk konstanta sebesar 14.08847. Hal ini mengindikasikan bahwa jika variabel independen sama dengan 0, maka YTM akan meningkat sebesar 14.09. 7 Koefisien regresi blockholder BLOCK sebesar negatif 0.117829 dan tidak berpengaruh signifikan pada α = 5. Jika variabel lainnya dianggap konstan maka blockholder tidak berpengaruh signfikan terhadap YTM sukuk. 8 Koefisien kepemilikan institusional INSTOWN sebesar negatif 0.034075 dan signifikan pada α = 5. Hal ini mengindikasikan, setiap kenaikan 1 persentase kepemilikan institusional, maka akan menurunkan YTM sebesar 0.034074 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. 9 Koefisien board size BRDSIZE sebesar negatif 0.057976 dan siginifikan pada pada α = 5. Hal ini mengindikasikan, setiap kenaikan 1 orang direksi, maka akan menurunkan YTM sebesar 0.057976 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. 10 Koefisien komisaris independen KOMINDP sebesar negatif 0.025045 dan tidak signifikan pada α = 5. Jika variabel lainnya dianggap konstan maka komisaris independen tidak berpengaruh signfikan terhadap YTM sukuk.

C. Interpretasi Hasil

Pada tahap ini akan disajikan uraian mengenai hasil uji statistik yang telah dilakukan dengan acuan penelitian terdahulu. 111

1. Interpretasi Regresi Logistik

Dokumen yang terkait

Pengaruh faktor makroekonomi terhadap pertumbuhan sukuk korporasi di Indonesia (periode 2011-2015)

2 32 102

Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Yield Spread Sukuk (Pada Sukuk Korporasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

0 15 181

PENDAHULUAN Analisis Good Corporate Governance, Faktor Akuntansi Dan Non Akuntansi Yang Mempengaruhi Rating Sukuk (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Penerbit Sukuk Di BEI Periode 2011-2014).

0 2 13

DAFTAR PUSTAKA Analisis Good Corporate Governance, Faktor Akuntansi Dan Non Akuntansi Yang Mempengaruhi Rating Sukuk (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Penerbit Sukuk Di BEI Periode 2011-2014).

0 2 5

PENDAHULUAN Pengaruh Umur Sukuk, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi Syariah (Sukuk) (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Menerbitkan Sukuk Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

0 3 7

Obligasi Korporasi, Sukuk EBA

2 2 20

Analisis nilai sukuk dan rating sukuk terhadap yield sukuk (studi kasus pada perusahaan yang menerbitkan sukuk tahun 2013-2017) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 17

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis nilai sukuk dan rating sukuk terhadap yield sukuk (studi kasus pada perusahaan yang menerbitkan sukuk tahun 2013-2017) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 11

RASIO KEUANGAN, CORPORATE GOVERNANCE, STRUKTUR SUKUK DAN PERINGKAT SUKUK (Studi pada Perusahaan Penerbit Sukuk yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2017) - iainska repository

1 1 136

Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Penerbitan Sukuk Korporasi di Indonesia - UNS Institutional Repository

0 0 14