Prinsip Pendampingan Pendampingan 1. Pengertian Pendampingan

23 Waktu monitoring dan evaluasi bisa dilakukan secara mingguan, bulanan maupun triwulan tergantung dari kebutuhan. Sedangkan alat instrumen yang bisa diguankan adalah pembuatan laporan naratif dan matrik dan pembuatan format monitoring untuk mengetahui omzet maupun kendala-kendala usaha yang dihadapin oleh para pelaku usaha.

5. Tugas Pendamping

Adi menuliskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seorang pendamping, yaitu 30 : 1 Menjalin kontak dengan individu, kelompok atau organisasi. 2 Mengembangkan profil komunitas, menilai asses, kebutuhan, dan sumber daya masyarakat. 3 Mengembangkan analisis strategis, merencanakan sasaran, tujuan jangka pendek, dan tujuan jangka panjang. 4 Memfasilitasi kemapanan kelompok-kelompok sasaran. 5 Bekerja secara produktif dalam mengatasi konflik, baik konflik antar kelompok ataupun organisasi. 6 Mengelola sumber daya yang ada termasuk waktu dan dana. 7 Mendukung kelompok dan oganisasi guna mencapai sumber daya yang dibutuhkan, misalnya dalam hal dana dilakukan dengan pembuatan proposal permohonan dana. 8 Memonitor perkembangan program atau kegiatan terutama 30 Adi, Pemberdayaan, Pengrmbangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, hlm. 23. 24 pemanfaatan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. 9 Menarik diri dari kelompok yang sudah berkembang dan memfasilitasi proses perpisahan yang efektif. 10 Mengembangkan, memantau, dan mengevaluasi strategi yang serupa.

B. Usaha Mikro 1. Pengertian Usaha Mikro

Dalam perekonomian Indonesia UMKM merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Ada beberapa pengertian usaha mikro menurut para ahli, data resmi atau berdasarkan perundang-undangan yang mengatur jenis dari usaha-usaha yang ada di Indonesia, antara lain: a. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki kriteria sebagai berikut 31 : 1 Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria, yakni : a Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 31 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM. 25 b Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. 2 Usaha Kecil yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni : a Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau, b Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah. 3 Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria :