Fungsi dan Tujuan Pendampingan

20 memperbaiki kebijakan sosial.

3. Prinsip Pendampingan

Adapun prinsip-prinsip pendampingan usaha yang bisa diterapkan para lembaga-lembaga pendamping usaha khususnya KSU-BMT UMJ adalah sebagai berikut: 28 a. Belajar Dari Masyarakat Prinsip yang paling mendasar adalah prinsip bahwa melakukan pemberdayaan masyarakat adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Ini berarti, dibangung pada pengakuan serta kepercayaan akan nilai dan relevansi pengetahuan tradisional masyarakat serta kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah-masalah sendiri. b. Pendamping sebagai Fasilitator, Masyarakat sebagai Pelaku Masyarakat sebagai pelaku konsekuensi dari prinsip pertama adalah perlunya pendamping menyadari perannya sebagai fasilitator dan bukannya sebagai pelaku atau guru. Untuk itu perlu sikap rendah hati serta kesediaan belajar dari masyarakat dan menempatkan warga masyarakat sebagai narasumber utama dalam memahami keadaan masyarakat itu sendiri. Bahkan dalam penerapannya masyarakat dibiarkan mendominasi kegiatan. Kalaupun pada awalnya peran pendamping lebih besar, harus diusahakan agar secara bertahap peran 28 Ravik Karsidi, Pengorganisasian Potensi Pembangunan Masyarakat, Suatu Model Menumbuhkan Partisipasi, 1988, dalam Ravik Karsidi, Pemberdayaan Masyarakat untuk Usaha Kecil dan Mikro Pengalaman empiris di Wilayah Surakarta Jawa Tengah, Jurnal Penyuluhan Institut Pertanian Bogor, Vol.3 No.2, 2007, hlm.137. 21 itu bisa berkurang dengan mengalihkan prakarsa kegiatan-kegiatan pada warga masyarakat itu sendiri. c. Saling Belajar, Saling Berbagi Pengalaman Salah satu prinsip pendampingan untuk memajukan usaha mereka adalah pengakuan akan pengalaman dan pengetahuan lokal masyarakat. Hal ini bukanlah berarti bahwa masyarakat selamanya benar dan harus dibiarkan tidak berubah. Kenyataan objektif telah membuktikan bahwa dalam banyak hal perkembangan pengelaman dan pengetahuan lokal bahkan tradisional masyarakat sempat mengejar perubahan-perubahan yang terjadi dan tidak lagi dapat memecahkan masalah-masalah yang berkembang. Namun sebaliknya, telah terbukti pula bahwa pengetahuan modern dan inovasi dari luar diperkenalkan oleh orang luar tidak juga dapat memecahkan masalah mereka. Bahkan dalam banyak hal, pengetahuan modern dan inovasi dari luar malah menciptakan masalah yang lebih besar lagi karena pengetahuan lokal masyarakat dan pengetahuan dari luar atau inovasi, harus dipilih secara arif dan atau saling melengkapi satu sama lainnya. 22

4. Pola Pendampingan

Menurut Aslihan Burhan pola pendampingan adalah sebagai berikut 29 : a. Motivasi Memotivasi atau memberi dukungan kepada sasaran kegiatan pendampingan baik materil maupun non materil untuk berwirausaha dan menumbuhkan semangat swadaya dan memulai langkah maju dengan semangat kemandirian dan profesionalisme. b. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan tingkat perkembangan kelompok, mulai dari penyadaran diri, motivasi kelompok, administrasi organisasi dan keuangan, motivasi usaha kolektif, kepemimpinan sampai dengan analisa situasi. c. Bimbingan dan Konsultasi Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pendidikan dan pelatihan yang telah dijalankan dan diarahkan kepada kasus atau permasalahan yang lebih spesifik. d. Monitoring dan Evaluasi Mengadakan kunjungan monitoring kepada pengusaha yang mendapatkan pembiayaan, pada setiap kunjungan dicatat setiap perkembangan usaha dan mengevaluasi menilai keberhasilan debitur. 29 Aslihan Burhan, “Pedoman Manajemen Pendampingan”, Makalah untuk Program Pendampingan Fakir Miskin Melalui Keterpaduan KUBE dan BMT KUBE dan SUB URBAN. PINBUK, 2009, hlm. 7. 23 Waktu monitoring dan evaluasi bisa dilakukan secara mingguan, bulanan maupun triwulan tergantung dari kebutuhan. Sedangkan alat instrumen yang bisa diguankan adalah pembuatan laporan naratif dan matrik dan pembuatan format monitoring untuk mengetahui omzet maupun kendala-kendala usaha yang dihadapin oleh para pelaku usaha.

5. Tugas Pendamping

Adi menuliskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seorang pendamping, yaitu 30 : 1 Menjalin kontak dengan individu, kelompok atau organisasi. 2 Mengembangkan profil komunitas, menilai asses, kebutuhan, dan sumber daya masyarakat. 3 Mengembangkan analisis strategis, merencanakan sasaran, tujuan jangka pendek, dan tujuan jangka panjang. 4 Memfasilitasi kemapanan kelompok-kelompok sasaran. 5 Bekerja secara produktif dalam mengatasi konflik, baik konflik antar kelompok ataupun organisasi. 6 Mengelola sumber daya yang ada termasuk waktu dan dana. 7 Mendukung kelompok dan oganisasi guna mencapai sumber daya yang dibutuhkan, misalnya dalam hal dana dilakukan dengan pembuatan proposal permohonan dana. 8 Memonitor perkembangan program atau kegiatan terutama 30 Adi, Pemberdayaan, Pengrmbangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, hlm. 23.