33
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian  ini  bersifat  kuantitatif  dengan  desain  penelitiannya adalah cross sectional. Cross sectional study design adalah penelitian yang
mendesain  pengumpulan  datanya  dilakukan  pada  satu  titik  waktu  at  one point  in  time,  fenomena  yang  diteliti  adalah  selama  satu  periode
pengumpulan  data  Gordis  dalam  Swarjana,  2012.  Dalam  penelitian  ini, fenomena  yang  diteliti  berupa  variabel  independen  yaitu  nyeri  pinggang
dan variabel dependen yaitu tingkat kemampuan aktivitas.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April tahun 2016 di  Puskesmas  Ciputat  tepatnya  pada  ibu  hamil  trimester  II  dan  III  di
wilayah  kerja  Puskesmas  Ciputat.  Alasan  peneliti  mengambil  Puskesmas Ciputat  sebagai  lokasi  penelitian  adalah  karena  tempatnya  yang
terjangkau,  birokrasi  yang  mudah,  angka  kunjungan  Antenatal  Care  nya cukup  tinggi,  dan  di  Puskesmas  tersebut  belum  pernah  dilakukan
penelitian mengenai hubungan nyeri pinggang dengan tingkat kemampuan aktivitas ibu hamil trimester II dan III.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi  adalah  wilayah  generalisasi  yang  terdiri  atas:  obyeksubyek yang  mempunyai  wilayah  kualitas  dan  karakteristik  tertentu  yang
34
ditetapkan  oleh  peneliti  untuk  dipelajari  dan  kemudian  ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua  ibu  hamil  trimester  dua  dan  tiga  yang  mengalami  nyeri pinggang selama kehamilan di wilayah Puskesmas Ciputat.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu  populasi  Sugiyono,  2012.  Teknik  pengambilan  sampel  pada
penelitian  ini  adalah  purposive  sampling  atau  disebut  juga  dengan judgement  sampling.  Purposive  sampling  adalah  suatu  teknik
penetapan  sampel  dengan  cara  memilih  sampel  di  antara  populasi sesuai  dengan  yang  dikehendaki  peneliti  sesuai  dengan  masalah  dan
tujuan  penelitian  sehingga  sampel  tersebut  dapat  mewakili karakteristik  populasi  yang  telah  dikenal  sebelumnya  Nursalam,
2008.
3. Jumlah Sampel
Besar  sampel  yang  dibutuhkan  dalam  penelitian  ini  diambil  dari populasi sesuai dengan rumus beda proporsi:
n = �
1 − 2
2�1 − � + �
1 −
�1 1 − �1  + �21 − �2
2
�1 − �2
2
Keterangan: P1
=  Proporsi  ibu  hamil  yang  mengalalami  nyeri  punggung bawah penelitian Ratih Indah Kartikasari 2012 = 0,303
P2 = Proporsi ibu hamil yang tidak mengalalami nyeri punggung
bawah penelitian Ratih Indah Kartikasari 2012 = 0,697 P
=
�1+�2 2
=
0,303+0,697 2
= 0,5
35
�
1 − 2
= Derajat kemaknaan 95 �
1 −
= Kekuatan uji Maka besar sampel yang dihasilkan adalah:
n = �
1 − 2
2�1 − � + �
1 −
�1 1 − �1  + �21 − �2
2
�1 − �2
2
n = 1,96  2.0,50,5 + 0,84 0,303 0,697  + 0,6970,303
2
−0,394
2
n = 1,96  0,5 + 0,84 0,211 + 0,211
2
0,155 n =
1,96 0,707 + 0,84 0,422
2
0,155 n =
1,385 + 0,840,649
2
0,155 n =
1,385 + 0,545
2
0,155 n =
1,93
2
0,155 =
3,724 0,155
= 24,025 n = 24 x 2 = 48
Setelah dilakukan penghitungan, sampel yang dibutuhkan dalam penelitian  ini  sebanyak  48  orang  ibu  hamil.  Kemudian,  untuk
menghindari  terjadinya  sampel  yang  drop  out  dan  sebagai  antisipasi maka  peneliti  menambahkan  10    dari  jumlah  sampel  dalam
penelitian ini. Maka 48 x 10  = 4,8 dibulatkan menjadi 5, sehingga besar sampel yang dibutuhkan sebanyak: 48 + 5 = 53 responden. Pada
saat  pengumpulan  data,  terdapat  3  kuesioner  yang  setelah  diperiksa datanya  tidak  rasional,  maka  data  tersebut  di  drop  out.  Sehingga
diperoleh subjek penelitian keseluruhan berjumlah 50 responden.
36
4. Kriteria Sampel
Dalam  pemilihan  sampel,  peneliti  membuat  kriteria  sampel  yang
diambil sebagai berikut:
a.  Kriteria Inklusi i.
Ibu  hamil  trimester  dua  atau  tiga  yang  mengalami  nyeri pinggang di Puskesmas Ciputat.
ii. Ibu  hamil  yang  bersedia  menjadi  responden  dan
mempunyai waktu untuk mengisi kuesioner. b.  Kriteria Ekslusi
Ibu hamil trimester dua dan tiga yang sedang atau pernah memiliki penyakit  pinggang  seperti  Hernia  Nukleus  Pulposus  HNP,  dan
cedera tulang belakang.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua macam kuesioner, yaitu kuesioner Numeric  Pain  Rating  Scale  NPRS,  dan  kuesioner  Oswestry  Disability
Index ODI. 1.  Kuesioner Karakteristik Ibu Hamil
Kuesioner  karakterikristik  terdiri  dari;  usia  responden,  riwayat obstetri, tingkat pendidikan, status bekerja, dan sistem pendukung.
2.  Kuesioner Numeric Pain Rating Scale Numeric  Pain  Rating  Scale  NPRS  adalah  11  skala  nyeri  yang
dimulai dari skala 0 dimana individu tidak ada rasa sakit atau nyeri, sampai  dengan  skala  10  dimana  individu  merasakan  sakit  yang
paling  berat  yang  dibayangkan.  NPRS  memiliki  sensitivitas  yang
37
baik  dalam menghasilkan data  yang dapat  dianalisis Williamson Hoggar, 2005. NPRS digunakan untuk mengkaji nyeri yang dialami
individu  selama  24  jam  terakhir.  Dalam  penelitian  ini,  responden diberikan penjelasan agar memilih salah satu dari skala NPRS yang
sesuai dengan rasa sakit yang mereka rasakan. Pengelompokan  nyeri  dibagi  menjadi  2  kategori  yaitu  nyeri  ringan
dan  nyeri  berat.  Sedangkan  penentuan  cut  of  point  ditentukan berdasarkan  hasil  uji  normalitas  data.  Setelah  dilakukan  uji
normalitas  data  menggunakan  Kolmogorov-Smirnov,  variaber  skala nyeri berdistribusi tidak normal sig=0,025, sehingga penentuan cut
of point berdasarkan pada nilai median atau nilai tengah. Responden dengan  skor  kurang  dari  4  dikategorikan  dalam  nyeri  ringan,
sedangkan responden yang memiliki skor nyeri lebih dari atau sama dengan 4 dikategorikan dalam nyeri berat.
3.  Kuesioner Oswestry Disability Index Kuesioner  Oswestry  Disability  Index  ODI  merupakan  instrumen
yang  penting  yang  digunakan  oleh  banyak  peneliti  dalam mengevaluai  fungsi  tulang  belakang.  Perkembangan  kuesioner  ODI
ini diprakarsai oleh John O‟Brien pada  tahun  1976. Kuesioner ini diujicobakan dengan responden sebanyak 19.801 pada versi terakhir.
Sejak  saat  itulah  ODI  telah  banyak  digunakan  sebagai  alat  ukur untuk  pasien  dengan  gangguan  tulang  belakang  National  Council
for  Osteopathic  Research.  Peneliti  menggunakan  kuesioner  dalam versi bahasa inggris untuk diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia,
38
lalu memodifikasinya dengan tujuan agar lebih mudah dipahami oleh responden.
Kuesioner  ODI  telah  banyak  dipakai  untuk  mengukur  kemampuan sesorang  dalam  melakukan  aktivitas,  seperti  penelitian  yang
dilakukan oleh Patricia 2015 di Brazil mengenai kualitas tidur ibu hamil  dengan  nyeri  tulang  belakang,  penelitian  K  Chanterpentier
2012  di  Kanada  tentang  nyeri  pinggang  pada  ibu  hamil  dengan kondisi  kehidupan  kebudayaan  daerahnya,  dan  penelitian-penelitian
terkait yang lain. Kuesioner  ODI  terdiri  dari  10  topik  aktivitas  yang  biasa  dilakukan
dalam  kehidupan  sehari-hari  terkait  dengan  nyeri  pinggang,  konten topik  tersebut  adalah;  intensitas  nyeri  pinggang,  kemampuan  untuk
merawat  diri  sendiri,  kegiatan  mengangkat  benda  atau  barang, aktivitas  berjalan,  aktivitas  duduk,  aktivitas  berdiri,  tidur,  aktivitas
seksual,  aktivitas  sosial,  dan  kemampuan  dalam  melakukan perjalanan.
Pemberian  skor  dalam  penelitian  sesuai  dengan  ketentuan  dalam standar  kuesioner  ODI  tersebut.  Nilai  minimal  0  dan  nilai
maksimaluntuk  tiap  bagian  adalah  5  dengan  skor  total  minimal adalah  0  dan  skor  maksimal  adalah  50.  Setelah  dilakukan  scoring,
selanjutnya setiap nilai dari masing-masing bagian dijumlahkan lalu dijadikan  dalam  bentuk  nilai  persentasi.  Nilai  persentasi  minimal
adalah  0  dan  nilai  persentasi  maksimal  100.  Pengkategorian tingkat kemampuan aktivitas adalah berdasarkan hasil uji normalitas
39
data.  Karena  setelah  dilakukan  uji  normalitas  data  dengan menggunakan  Kolmogorov-Smirnov  tidak  berdistribusi  normal
sig=0,004, maka penentuan cut of point pemberian kategori adalah berdasarkan nilai median yaitu 21. Sehingga responden dengan skor
terakhir  kurang  dari  21  dikategorikan  memiliki  ketidakmampuan minimal,  sedangkan  responden  dengan  skor  terakhir  lebih  21
dikategorikan dalam ketidakmampuan berat.
E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas