Kelebihan dan Kekurangan Konsep Asuransi Pertanian PSEKP

71

7.3. Kelebihan dan Kekurangan Konsep Asuransi Pertanian PSEKP

Sebagai sebuah instansi yang memiliki kapaisitas dalam studi pertanian, PSEKP telah berhasil membuat konsep umum dari asuransi pertanian, sekaligus pedoman pelaksanaannya. Hal ini patut dihargai mengingat asuransi pertanian masih baru dan belum ada penerapannya di Indonesia. Namun demikian, PSEKP tetap berupaya untuk mengangkat asuransi pertanian sebagai instrumen kebijakan yang dapat melindungi petani. Hal ini tidaklah berlebihan, karena asuransi pertanian memang didesain untuk membantu petani dalam memperoleh tambahan modal ketika terjadi gagal panen. Konsep asuransi pertanian yang dirancang oleh PSEKP dibantu Bumida pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan konsep asuransi yang ada di negara lain. Namun, konsep asuransi tersebut memiliki kelebihan berupa adanya kelompok kerja khusus yang terdiri dari berbagai stakeholders terkait, yaitu pemerintah lokal dan unsur pendukungnya, masyarakat tani, pihak swasta. Kelompok kerja itu merupakan bentuk penyesuaian sistem asuransi dengan kultur budaya masyarakat Indonesia yang kebanyakan masih menggunakan sistem pertanian tradisional. Dengan adanya kelompok kerja, petani atau unsur masyarakat setempat merasa dilibatkan langsung dalam program asuransi, sehingga dapat termotivasi untuk membantu kesuksesan program. Disamping kelebihan tersebut, konsep asuransi pertanian yang dirancang oleh PSEKP juga memiliki kekurangan. Kekurangannya adalah tidak adanya batasan yang jelas mengenai jumlah anggota dari kelompok kerja asuransi. Hal ini penting, karena jumlah anggota dapat mempengaruhi kinerja dari kelompok itu sendiri. Jumlah anggota yang terlalu banyak akan membuat kinerja kelompok 72 tidak efisien, karena akan menimbulkan berbagai macam pendapat dan berpotensi memicu perselisihan. Disisi lain, jumlah anggota kelompok yang terlalu sedikit membuat pendapat dari sejumlah pihak tidak terwakili, sehingga kepentingannya tidak terakomodir. Oleh karena itu, dibutuhkan kepastian yang jelas mengenai jumlah anggota dari kelompok kerja. Selain itu, dibutuhkan juga wakil yang dianggap cakap dan kompeten dari masing-masing pihak terkait agar program asuransi pertanian dapat berjalan dengan baik.

7.4. Keterlibatan PT. Saung Mirwan sebagai Mitra Kerja Petani