Kondisi M. montana selama sterilisasi dan setelah sterilisasi

3.3.1.2 Waktu aktif bergerak M. montana Spesies M. montana yang telah diambil dari habitat alaminya ditempatkan ke dalam terarium sementara untuk diamati waktu aktifnya. Pengamatan untuk mengetahui waktu aktif bergerak katak dilakukan terhadap enam ekor M. montana yang terdiri dari empat ekor jantan serta dua ekor betina. Pengamatan dilakukan di dalam terarium setiap satu jam selama 1 x 24 jam dengan menggunakan metode ad libitum sampling, yaitu metode pengamatan dengan mengamati perilaku satwa dan mencatat data hasil pengamatan. Setiap perjumpaan dengan katak dicatat keadaan aktif dan perpindahannya jika ada. Katak aktif didefinisikan sebagai katak dengan posisi mata terbuka, sedangkan bergerak berpindah didefinisikan sebagai perubahan posisi penemuan katak dari posisi tertentu yang tercatat pada jam pengamatan sebelumnya Firdaus 2011. 3.3.1.3 Perkembangan M. montana setelah penangkapan dan sebelum sterilisasi Semua katak M. montana yang telah ditangkap dimasukkan ke dalam terarium untuk dilakukan pemeliharaan sebelum sterilisasi. Perkembangan katak setelah penangkapan dan sebelum sterilisasi diamati menggunakan metode ad libitum sampling, yaitu metode pengamatan dengan mengamati perilaku satwa dan mencatat data hasil pengamatan.

3.3.2 Kondisi M. montana selama sterilisasi dan setelah sterilisasi

Kesehatan satwa merupakan faktor penting dalam pengelolaan satwa yang dipelihara. Salah satu cara kesehatan yaitu dengan melakukan pencegahan penyakit. Sebanyak empat spesies katak di kawasan TN Gunung Gede Pangango positif mengandung jamur Bd Kusrini et al. 2008. Kawasan Taman Safari I merupakan kawasan penyangga TNGGP, sehingga diasumsikan bahwa spesies- spesies kataknya terkontaminasi jamur Bd. M. montana yang dipindahkan dari alam ke habitat buatan, sebelumnya dilakukan upaya pencegahan kesehatan atau sterilisasi terhadap jamur Bd. Sterilisasi dilakukan terhadap semua spesimen yang ditangkap langsung dari alam agar bakteri atau virus berbahaya yang dibawa oleh satwa tidak berkembangbiak dan menyebabkan kematian. Metode untuk mensterilisasi jamur Bd yaitu dengan Bathwash Itraconazole Sporanox 10 mgml 0,01 pada 0,6 saline. Setiap satu individu M. montana dimandikan dalam larutan ini selama 5 menit hari untuk 11 hari berturut-turut Forzan et al. 2008. Jumlah katak yang disterilisasi sebanyak lima ekor dengan komposisi dua ekor betina dan tiga ekor jantan. Obat yang digunakan yaitu kapsul Itraconazole 100 mg dengan isi kapsul berupa ganular. Itraconazole yang diperlukan yaitu larutan Itraconazole 100 mg hanya diambil sebanyak 0,01 ditambah dengan 0,06 salt solution Na+Hcl. Itraconazole bentuk solution ini ditambahkan dengan 99,99 ml aquades sehingga dihasilkan Itraconazole Sporanox 10 mgml 0,01 pada 0,6 saline. Kegiatan sterilisasi jamur Bd pada M. montana dilakukan pada malam hari saat waktu aktif katak. Katak dimasukkan ke dalam gelas plastik sekali pakai yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran badan katak dan telah diisi oleh larutan Itraconazole Gambar 4. Katak didiamkan selama lima menit dan dilakukan pengamatan dengan metode ad libitum sampling, yaitu mengamati perilaku satwa yang disterilisasi serta mencatat data pengamatan. Katak yang telah dimandikan dengan Itraconazole dimasukkan kembali ke dalam terarium. Proses Bathwash dengan bahan Itraconazole ini dilakukan setiap hari selama 11 hari dengan waktu 5 menithari dengan prosedur yang sama setiap harinya. Gambar 4 Sterilisasi Bathwash Itraconazole 0,01 pada 0,6 saline.

3.3.3 Perkembangan adaptasi dan perilaku di penangkaran