merupakan lahan garapan masyarakat dalam bentuk ladang atau sawah tadah hujan.
4.6.2 Sediaan Tegakan Hutan
Hutan alam pada areal IUPHHK PT. Ratah Timber merupakan hutan hujan tropika basah dengan tipe ekologi hutan tanah kering yang ditumbuhi
berbagai jenis vegetasi dari kelompok Dipterocarpaceae, yaitu: Meranti, Kapur, Bangkirai, Mersawa; dan jenis non Dipterocarpaceae, yaitu: Bintangur, Benuang,
Nyatoh; dan lain-lain. Hutan di areal IUPHHK PT. Ratah Timber ini merupakan habitat berbagai
jenis tumbuhan yang tumbuh secara alamiah, yang terdiri dari berbagai jenis hasil hutan baik kayu maupun nir kayu. Tegakan yang ada merupakan tegakan
campuran yang terdiri dari berbagai jenis pohon dengan komposisi jenis dan kerapatan tegakan yang cukup bervariasi sesuai kondisi tempat tumbuh dan faktor
lingkungan lainnya. Tegakan yang ada pada umumnya adalah jenis-jenis pohon berdaun lebar, baik jenis komersil maupun non komersil.
Berdasarkan hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala IHMB yang dilakukan pada Nopember 2008 – Januari 2009 diperoleh rata-rata sediaan
tegakan standing stock per hektar pada areal berhutan jenis komersil dengan kelas diameter 10 – 19 cm sebanyak 209,26 btgha, kelas diameter 20 – 39 cm
sebesar 52,63 m³ha dengan jumlah pohon 80,98 btgha, dan kelas diameter 40 cm ke atas adalah 136,02 m³ha dengan jumlah pohon 32,69 btgha. Rekapitulasi hasil
IHMB disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13 Sediaan tegakan di areal berhutan IUPHHK PT. Ratah Timber berdasarkan hasil IHMB
No Kelompok
Jenis 10-19 cm
20-39 cm 40 cm - up
N Btg N Btg
V m³ N Btg
V m³ 1 Meranti
10.368.106 3.617.947 2.345.957,39 1.597.826 7.173.354,29 2
Rimba Campuran
3.504.298 1.719.463
1.131.052,48 569.201
1.877.237,70 3 Kayu
indah 382.177 179.203
108.284,91 59.470
215.292,79 Jumlah 14.254.580
5.516.613 3.585.294,78
2.226.497 9.265.884,79
Rata-rataHa 209,26 80,98
52,63 32,69
136,02 Sumber: Analisis hasil IHMB PT. Ratah Timber, 2010
Berdasarkan hasil IHMB tersebut diketahui bahwa hutan di areal IUPHHK PT. Ratah Timber masih cukup baik dan layak untuk dikelola dan diusahakan
secara berkelanjutan, yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari, khususnya dalam hal pengetahuan hasil hutan yang didasarkan pada
sediaan tegakan dan kemampuan regenerasi dari hutan di areal tersebut.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pola Sebaran Pohon