Potensi Stok Karbon di Hutan Alam Tropika

tidak langsung angin, biomasa, aliran air, radiasi matahari, atau aktivitas panas bumi Rahayu et al. 2007. Peningkatan penyerapan cadangan karbon dapat dilakukan dengan cara, sebagai berikut: 1 Meningkatkan pertumbuhan biomasa hutan secara alami, 2 Menambah cadangan kayu pada hutan yang ada dengan penanaman pohon atau mengurangi pemanenan kayu, dan 3 Mengembangkan hutan dengan jenis pohon yang cepat tumbuh. Karbon yang diserap oleh tanaman disimpan dalam bentuk biomasa kayu, sehingga cara yang paling mudah untuk meningkatkan cadangan karbon adalah dengan menanam dan memelihara pohon Hairiah Rahayu 2007. Untuk memperoleh potensial penyerapan karbon yang maksimum perlu ditekankan pada kegiatan peningkatan biomasa di atas permukaan tanah bukan karbon yang ada dalam tanah, karena jumlah bahan organik tanah yang relatif lebih kecil dan masa keberadaannya singkat. Hal ini tidak berlaku pada tanah gambut Rahayu et al. 2007. Cadangan karbon pada suatu sistem penggunaan lahan dipengaruhi oleh jenis vegetasinya. Suatu sistem penggunaan lahan yang terdiri dari pohon dengan spesies yang mempunyai nilai kerapatan kayu tinggi, biomasanya akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan lahan yang mempunyai spesies dengan nilai kerapatan kayu rendah. Biomasa pohon dalam berat kering dihitung menggunakan allometric equation berdasarkan pada diameter batang setinggi 1,3 m di atas permukaan tanah Rahayu et al. 2007.

2.5 Potensi Stok Karbon di Hutan Alam Tropika

Hutan merupakan reservoir dari karbon yang cukup besar adalah sekitar 350 GTC Giga Ton Carbon dari 550 GTC yang ada di biota daratan. Rosot karbon di hutan akan berpengaruh terhadap perubahan neraca karbon hutan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi sumber karbon di hutan Channel 1996, diacu dalam Junaedi 2007. Penyerapan karbon oleh hutan ditentukan melalui proses penangkapan dalam proses fotosintesis dan pelepasan karbon melalui respirasi. Karbon yang ditangkap dan dilepaskan akan mempengaruhi produktifitas ekosistem bersih NEP. Menurut Johnsen et al. 2001 diacu dalam Junaedi 2007, besarnya NEP oleh hutan sebesar 5620 – 6780 pound karbonhatahun. Suhendang 2002 menyatakan bahwa sumberdaya hutan di Indonesia memiliki potensi tinggi dalam hal keanekaragaman hayati dan potensi penyerapan karbon. Diperkirakan hutan di Indonesia yang luasnya 120,4 juta hektar mampu menyerap dan menyimpan karbon sekitar 15,05 milyar ton karbon. Lokasi utama cadangan karbon di hutan alam tropika, yaitu: di atas permukaan tanah vegetasi hutan dan di dalam permukaan tanah Van Noordwijk et al. 1997. Lasco 2002 menyatakan bahwa cadangan karbon di hutan tropis asia berkisar antara 40 – 250 ton Cha untuk vegetasi dan 50 – 120 ton Cha untuk tanah. Sedangkan menurut Murdiyarso et al. 1994 bahwa hutan tropis di Indonesia diperkirakan mempunyai cadangan karbon berkisar antara 161 – 300 ton Cha. Akumulasi kandungan biomassa hutan dipengaruhi oleh teknik pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur yang digunakan. Kandungan biomassa di hutan hujan tropika Asia Tenggara berkisar antara 400 – 500 tonha berat kering oven termasuk biomassa akar Pinard Putz 1997, diacu dalam Junaedi 2007. Proses pelepasan cadangan karbon ke atmosfir dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya intensitas pemanenan hutan dan proses dekomposisi Ojima et al. 1996, diacu dalam Junaedi 2007. Hasil penelitian Van Noordwijk et al. 1997 menyatakan bahwa cadangan karbon di hutan alam Jambi dapat melebihi 50 kgm 2 , dimana 80 cadangan karbon terdapat pada pohon, 10 pada pohon yang sudah mati dan 10 berada pada tanah. Sedangkan pada hutan sekunder 10 tahun, penurunan cadangan biomassa terlihat sangat nyata yang berakibat cadangan karbonnya semakin menurun drastis. 2.6 Sistem Informasi Geografis 2.6.1 Konsep Dasar