perendaman panas dengan kadar perekat 12 untuk memperoleh papan partikel yang memenuhi standar serta lebih efisien dalam penggunaan perekat.
4.1.3 Pengembangan Tebal
Nilai pengembangan tebal rata-rata tiap papan partikel sabut kelapa yang dihasilkan berkisar 5,163-43,517. Nilai pengembangan tebal tiap papan
terendah, yaitu 5,163 diperoleh pada papan partikel dengan rendaman panas yang menggunakan perekat MF dengan kadar perekat 15, sedangkan nilai
pengembangan tebal rata-rata tiap papan tertinggi, yaitu 43,517 diperoleh pada papan partikel rendaman dingin yang menggunakan perekat UF dengan kadar
12. Nilai pengembangan tebal rata-rata seluruh papan partikel sabut kelapa adalah 15,496. Nilai rata-rata hasil pengujian pengembangan tebal papan
partikel sabut kelapa dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Pengembangan tebal pada berbagai perlakuan pendahuluan, jenis perekat dan kadar perekat.
Nilai pengembangan tebal papan partikel sabut kelapa yang dihasilkan pada berbagai perlakuan pendahuluan, jenis perekat dan kadar perekat sebagian
besar tidak memenuhi standar JIS A 5908-2003 yang mensyaratkan nilai pengembangan tebal papan partikel maksimal 12. Tingginya pengembangan
tebal yang dihasilkan diduga disebabkan karena partikel sabut kelapa yang digunakan masih mengandung gabus yang memiliki kemampuan mengikat air
yang tinggi sehingga pengembangan tebalnya semakin tinggi. Selain itu tingginya pengembangan tebal diduga juga disebabkan oleh pencampuran perekat dengan
partikel yang dilakukan secara manual dengan tangan yang menyebabkan distribusi perekat tidak merata. Hal tersebut menyebabkan tidak semua partikel
terlapisi oleh perekat, sehingga permukaan partikel yang tidak terlapisi perekat akan lebih menyerap air. Tidak ditambahkannya bahan parafin diduga juga
menyebabkan nilai pengembangan tebal menjadi lebih besar. Dumanauw 2001 menyatakan bahwa sebelum papan partikel diproses, perekat dapat dicampur
dengan bahan tambahan yang salah satunya yaitu lak parafin agar papan partikel tidak menyerap air.
4.1.3.1 Pengaruh Perlakuan Pendahuluan, Jenis dan Kadar Perekat Terhadap Pengembangan Tebal Papan Partikel Sabut Kelapa
Berdasarkan analisis sidik ragam pada Tabel 9 menunjukkan bahwa perlakuan pendahuluan, jenis perekat, kadar perekat dan interaksi antara perlakuan
pendahuluan dengan jenis perekat berpengaruh nyata terhadap pengembangan tebal papan partikel sabut kelapa.
Tabel 9 Analisis sidik ragam pengembangan tebal Sumber
DB JK
KT Fhit
Ftabel 5
1 Perlakuan pendahuluan PP
2 262,86 131,43
3,71 n 3,354 5,488 Jenis perekat JP
2 3373,45 1686,73 47,66sn 3,354 5,488
Kadar perekat KP 2
522.58 261,29 7,38sn 3,354 5,488
PPJP 4
1048,86 262,22 7,41sn 2,728 4,106
PPKP 4
262,31 65,58
1,85tn 2,728 4,106 JPKP
4 235,15
58,79 1,66tn 2,728 4,106
PPJPKP 8
136,31 17,04
0,48tn 2,305 3,256 Galat
27 955,49
35,39 Total
53 6797,01
Keterangan : DB : Derajat Bebas
JK : Jumlah Kuadrat KT : Kuadrat Tengah
n : nyata sn : sangat nyata
tn : tidak nyata
Hasil uji lanjut Duncan pada Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai pengembangan tebal papan partikel tanpa perendaman kontrol tidak berbeda
nyata dengan rendaman panas, namun berbeda nyata dengan rendaman dingin. Hasil uji lanjut Duncan untuk jenis perekat menunjukkan bahwa perekat MF
dengan nilai pengembangan tebal terendah tidak berbeda nyata dengan perekat MUF, namun berbeda nyata dengan perekat UF. Hal ini berarti penggunaan
perekat MUF sudah cukup untuk menurunkan nilai pengembangan tebal sehingga penggunaan perekat MF yang harganya relatif mahal dapat dikurangi. Rendahnya
nilai pengembangan tebal pada papan yang menggunakan perekat MF dan MUF diduga disebabkan karena perekat MF lebih tahan terhadap air dibandingkan
dengan perekat UF, sehingga air sulit masuk ke dalam papan dan pengembangan tebalnya menjadi lebih rendah. Surdiding 1988 diacu dalam Kusumah 2005
menyatakan bahwa perekat MF lebih baik bila dibandingkan dengan perekat UF, karena memiliki penampilan ynag lebih menarik, tahan terhadap air, tahan panas
dan zat kimia serta memiliki stabilitas yang lebih tinggi. Tabel 10 Hasil uji lanjut Duncan pengembangan tebal papan partikel sabut kelapa
Faktor Taraf
Nilai rata-rata PT
Hasil uji lanjut Duncan
Perlakuan pendahuluan
Rendaman Dingin RD 18,604
A Rendaman Panas RP
14,181 B
Kontrol K 13,703
B Jenis perekat
UF 26,665
A MUF
10,304 B
MF 9,520
B Kadar perekat
12 19,479
A 15
15,124 B
18 11,886
B
Interaksi perlakuan
pendahuluan dengan jenis
perekat RDUF
37,741 A
RPUF 24,523
B KUF
17,731 BC
KMUF 12,045
CD KMF
11,335 CD
RPMUF 10,134
CD RDMF
9,339 D
RDMUF 8,773
D RPMF
7,887 D
Hasil uji lanjut Duncan untuk kadar perekat menunjukkan bahwa kadar perekat 18 dengan nilai pengembangan tebal yang rendah tidak berbeda nyata
dengan kadar perekat 15, namun berbeda nyata dengan kadar perekat 12. Hal ini berarti kadar 15 sudah cukup untuk menurunkan nilai pengembangan tebal
papan partikel sehingga penggunaan perekat menjadi lebih efisien. Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa semakin tinggi kadar perekar, maka pengembangan tebalnya
semakin rendah. Hal ini diduga disebabkan oleh semakin banyaknya perekat yang digunakan maka ikatan antara partikel akan menjadi lebih kompak sehingga air
sulit untuk menembusnya. Maloney 1993 menunjukkan hubungan antara nilai pengembangan tebal yang semakin menurun dengan semakin meningkatnya kadar
resin. Hasil uji lanjut Duncan untuk interaksi antara perlakuan pendahuluan
dengan jenis perekat menunjukkan bahwa papan dengan rendaman panas yang menggunakan perekat MF tidak berbeda nyata dengan rendaman dingin yang
menggunakan perekat MF dan MUF. Jadi disarankan untuk menggunakan perendaman dingin dengan perekat MUF untuk memperoleh papan partikel yang
memenuhi standar serta penggunaan perekat MF yang harganya relatif mahal dapat dikurangi.
4.1.4 Daya Serap Air