Modulus elastisitas atau Modulus Of Elasticity MOE

besarnya penyerapan air papan partikel yaitu adanya saluran kapiler yang menghubungkan antar ruang kosong, volume ruang kosong diantara partikel, dalamnya penetrasi perekat terhadap partikel dan luas permukaan partikel yang tidak ditutupi perekat. 4.2 Sifat Mekanis Papan Partikel Sabut Kelapa

4.2.1 Modulus elastisitas atau Modulus Of Elasticity MOE

Nilai MOE rata-rata tiap papan partikel sabut kelapa yang dihasilkan berkisar 689,920-2319,951 Nmm 2 . Nilai MOE tiap papan terendah, yaitu 689,920 Nmm 2 diperoleh pada papan partikel dengan perendaman dingin yang menggunakan perekat UF dengan kadar perekat 15, sedangkan nilai MOE rata- rata tiap papan tertinggi, yaitu 2319,951 Nmm 2 diperoleh pada papan partikel dengan perendaman dingin yang menggunakan perekat MF dengan kadar 15. Nilai rata-rata MOE pada berbagai perlakuan pendahuluan, jenis perekat dan kadar perekat dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 MOE pada berbagai perlakuan pendahuluan, jenis perekat dan kadar perekat. Nilai MOE rata-rata seluruh papan partikel sabut kelapa adalah 1202,74 Nmm 2 . Berdasarkan standar JIS A 5908-2003 yang mensyaratkan nilai MOE papan partikel minimal 2000 Nmm 2 , maka hanya satu papan partikel sabut kelapa yang memenuhi standar, yaitu papan partikel dengan perlakuan rendaman dingin yang menggunakan perekat MF dengan kadar 15. Rendahnya nilai MOE yang dihasilkan diduga disebabkan oleh rendahnya kerapatan papan yang dihasilkan, sehingga ikatan antar partikel menjadi kurang rapat dan kompak yang dapat menyebabkan kecilnya nilai keteguhan papan. Semakin tinggi tingkat kerapatan papan partikel, maka akan semakin tinggi sifat keteguhan papan partikel yang dihasilkan Haygreen dan Bowyer 1996. 4.2.1.1 Pengaruh Perlakuan Pendahuluan, Jenis dan Kadar Perekat Terhadap MOE Papan Partikel Sabut Kelapa Berdasarkan analisis sidik ragam Tabel 13 menunjukkan bahwa jenis perekat, kadar perekat dan interaksi antara jenis perekat dan kadar perekat berpengaruh nyata terhadap nilai MOE papan partikel sabut kelapa. Tabel 13 Analisis sidik ragam MOE Sumber DB JK KT Fhit Ftabel 5 1 P. Pendahuluan 2 239.830,55 119.915,27 1,13tn 3,354 5,488 Jenis perekat JP 2 3.407.037,28 1.703.518,64 16,01sn 3,354 5,488 Kadar perekat KP 2 1.337.991,89 668.995,95 6,29sn 3,354 5,488 PPJP 4 539.442,17 134.860,54 1,27tn 2,728 4,106 PPKP 4 335.782,07 83.945,52 0,79tn 2,728 4,106 JPKP 4 2.292.014,59 573.003,65 5,38sn 2,728 4,106 PPJPKP 8 304.218,22 38.027,28 0,36tn 2,305 3,256 Galat 27 2.873.590,57 106.429,28 Total 53 11.329.907,35 Keterangan : DB : Derajat Bebas JK : Jumlah Kuadarat KT : Kuadrat Tengah n : nyata sn : sangat nyata tn : tidak nyata Hasil uji lanjut Duncan pada Tabel 14 menunjukkan bahwa nilai kerapatan dengan perekat MF dengan nilai MOE tertinggi berbeda nyata dengan perekat UF dan MUF, perekat UF berbeda nyata denga perekat MUF. Selanjutnya, hasil uji lanjut Duncan untuk kadar perekat menunjukkan bahwa nilai MOE papan pada kadar perekat 18 yang memiliki nilai MOE yang tinggi tidak berbeda nyata dengan kadar perekat 15, namun berbeda nyata dengan 12. Hal ini berarti kadar 15 sudah cukup untuk meningkatkan nilai MOE papan partikel dan penggunaan perekat menjadi lebih efisien. Hasil uji lanjut Duncan untuk interaksi antara jenis perekat dengan kadar perekat menunjukkan bahwa interaksi antara perekat MF kadar 15 dan perekat MF kadar 18 yang menghasilkan papan partikel dengan nilai MOE terbesar tidak berbeda nyata. Jadi disarankan menggunakan perekat MF dengan kadar 15 untuk memperoleh papan partikel yang memenuhi standar serta efisien dalam penggunaan perekat. Tabel 14 Hasil uji lanjut Duncan MOE papan partikel sabut kelapa Faktor Taraf Nilai rata-rata MOE Nmm 2 Hasil uji lanjut Duncan Jenis perekat MF 1840,2 A MUF 1256,2 B UF 871,9 C Kadar perekat 15 1314,6 A 18 1313,4 A 12 980,1 B Interaksi jenis perekat dengan kadar perekat MF15 1913,6 A MF18 1544,6 AB MUF18 1516,9 AB MUF15 1286,0 BC MUF12 983,6 CD MF12 982,2 CD UF12 974,6 CD UF18 878,8 CD UF15 762,3 D

4.2.2 Modulus Patah atau Modulus Of Rupture MOR