Kadar Air Sifat Fisis Papan Partikel Sabut Kelapa .1 Kerapatan

Hasil uji lanjut Duncan pada Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai kerapatan dengan perekat MUF yang memiliki nilai kerapatan tertinggi tidak berbeda nyata dengan perekat MF, namun berbeda nyata dengan perekat UF. Hal ini berarti penggunaan perekat MUF sudah cukup untuk meningkatkan nilai kerapatan papan partikel sabut kelapa sehingga penggunaan perekat MF yang harganya mahal dapat dikurangi. Hasil uji lanjut Duncan juga menunjukkan bahwa kadar perekat 12 tidak berbeda nyata dengan kadar perekat 15, namun berbeda nyata dengan kadar perekat 18. Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa sebagian besar nilai kerapatan meningkat dengan meningkatnya kadar perekat yang digunakan. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan semakin meningkatnya kadar perekat maka papan yang dihasilkan akan semakin kompak dalam arti berat papan akan semakin besar sedangkan volume relatif sama. Sukarta 2004 diacu dalam Pamungkas 2006 menyatakan bahwa nilai kerapatan akhir papan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu kerapatan partikel asal, jumlah partikel kayu dalam lapik, kadar perekat dan besarnya tekanan kempa yang diberikan. Tabel 6 Hasil uji lanjut Duncan kerapatan papan partikel sabut kelapa Faktor Taraf Nilai rata-rata kerapatan gcm 3 Hasil uji lanjut Duncan Jenis perekat MUF 0,62936 A MF 0,60941 A UF 0,57264 B Kadar perekat 18 0,63622 A 15 0,58863 B 12 0,58655 B

4.1.2 Kadar Air

Nilai rata-rata kadar air tertinggi yaitu sebesar 11,575 terdapat pada papan dengan perlakuan rendaman dingin yang menggunakan perekat MUF pada kadar 12, sedangkan nilai rata-rata kadar air terendah yaitu sebesar 10,519 terdapat pada papan dengan perlakuan rendaman dingin dan menggunakan perekat MF pada kadar 15. Nilai rata-rata kadar air pada berbagai perlakuan pendahuluan, jenis dan kadar perekat dapat dilihat pada Gambar 6. Rata-rata nilai kadar air dari keseluruhan papan partikel yang dihasilkan adalah sebesar 10,95. Nilai kadar air yang dihasilkan pada penelitian ini telah memenuhi standar JIS A 5908-2003 yang mensyaratkan nilai kadar air papan partikel berkisar antara 5-13. Gambar 6 Kadar air pada berbagai perlakuan pendahuluan, jenis perekat dan kadar perekat. Tingginya kadar air yang dihasilkan diduga disebabkan pada proses pencampuran perekat dengan partikel yang dilakukan secara manual tidak sempurna, sehingga penyebaran perekat keseluruh bagian papan tidak merata yang mengakibatkan air mudah masuk ke dalam papan partikel. 4.1.2.1 Pengaruh Perlakuan Pendahuluan, Jenis dan Kadar Perekat Terhadap Kadar Air Papan Partikel Sabut Kelapa Tabel 7 Analisis sidik ragam kadar air Sumber DB JK KT Fhit Ftabel 5 1 Perlakuan pendahuluan PP 2 0,689 0,345 10,30sn 3,354 5,488 Jenis perekat JP 2 1,493 0,746 22,31sn 3,354 5,488 Kadar perekat KP 2 0,307 0,154 4,59 n 3,354 5,488 PPJP 4 0,747 0,187 5,58sn 2,728 4,106 PPKP 4 0,421 0,105 3,14 n 2,728 4,106 JPKP 4 0,355 0,089 2,65tn 2,728 4,106 PPJPKP 8 0,256 0,032 0,96tn 2,305 3,256 Galat 27 0,903 0,033 Total 53 5,171 Keterangan : DB : Derajat Bebas JK : Jumlah Kuadrat KT : Kuadrat Tengah n : nyata sn : sangat nyata tn : tidak nyata Berdasarkan analisis sidik ragam pada Tabel 7 menunjukkan bahwa perlakuan pendahuluan, jenis perekat, kadar perekat, interaksi perlakuan pendahuluan dengan jenis perekat dan interaksi perlakuan pendahuluan dengan kadar perekat berpengaruh nyata terhadap kadar air papan partikel sabut kelapa. Tabel 8 Hasil uji lanjut Duncan kadar air papan partikel sabut kelapa Faktor Taraf Nilai rata-rata kadar air Hasil uji lanjut Duncan Perlakuan pendahuluan Kontrol 11,075 A Rendaman Panas RP 10,986 A RendamanDingin RD 10,803 B Jenis perekat UF 11,181 A MUF 10,894 B MF 10,788 B Kadar perekat 12 11,061 A 15 10,902 B 18 10,900 B Interaksi perlakuan pendahuluan dengan jenis perekat KUF 11,351 A RDUF 11,208 AB RDMUF 11,116 B KMF 11,030 BC RPUF 10,985 BC KMUF 10,843 CD RPMUF 10,723 D RPMF 10,702 D RDMF 10,633 D Interaksi perlakuan pendahuluan dengan kadar perekat RD12 11,212 A K12 11,185 A K12 11,112 AB K15 10,927 BC RD15 10,921 BC RP15 10,859 C RD18 10,825 C RP12 10,787 C RP18 10,763 C Hasil uji lanjut Duncan pada Tabel 8 menunjukkan bahwa tanpa perendaman kontrol tidak berbeda nyata dengan rendaman panas, namun berbeda nyata dengan rendaman dingin yang memiliki nilai kadar air terendah. Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa sebagian besar papan partikel yang mendapatkan perlakuan pendahuluan perendaman panas dan perendaman dingin memiliki kadar air yang lebih rendah dibandingkan dengan papan yang tidak mendapat perlakuan perendaman kontrol. Hal ini dikarenakan perendaman bahan sabut kelapa dengan air dingin dan air panas sebelum proses pembuatan papan dapat melarutkan sebagian zat ekstraktif yang terkandung dalam sabut kelapa tersebut sehingga perekat lebih mudah masuk dan menutupi pori-pori partikel yang menyebabkan ikatan antara partikel dengan perekat menjadi lebih kuat dan uap air susah untuk menembusnya. Hadi 1991 diacu dalam Setiawan 2004 menyebutkan bahwa perlakuan perendaman dingin maupun panas pada kayu karet dapat menurunkan kadar air bahan tersebut. Hasil uji Duncan yang membandingkan jenis perekat terhadap kadar air papan partikel menunjukkan bahwa penggunaan perekat MF dengan nilai kadar air terendah tidak berbeda nyata dengan perekat MUF, namun berbeda nyata dengan perekat UF. Hal ini berarti penggunaan perekat MUF sudah cukup untuk menurunkan nilai kadar air papan partikel sehingga penggunaan perekat MF yang harganya relatif mahal dapat dikurangi. Hasil uji Duncan untuk kadar perekat menunjukkan bahwa kadar perekat 18 yang memiliki kadar air terendah tidak berbeda nyata dengan kadar perekat 15, namun berbeda nyata dengan kadar perekat 12. Hal ini berarti kadar perekat 15 sudah cukup untuk menurunkan sifat kadar air papan partikel sehingga penggunaan perekat menjadi lebih efisien. Rendahnya nilai kadar air pada papan yang menggunakan perekat dengan kadar 15 dan 18 disebabkan oleh semakin banyak perekat yang digunakan menyebabkan ikatan antar partikel semakin rapat sehingga uap air akan sulit masuk ke dalam papan partikel. Widarmana 1977 diacu dalam Pamungkas 2006 menyatakan bahwa kadar air papan akan semakin rendah dengan semakin banyaknya perekat yang diberikan. Hal ini disebabkan karena ikatan antar partikel akan semakin rapat dan kompak sehingga air akan kesulitan menembus ruang antar partikel. Hasil uji lanjut Duncan untuk interaksi antara perlakuan pendahuluan dengan jenis perekat menunjukkan bahwa rendaman dingin dengan perekat MF yang menghasilkan kadar air yang rendah tidak berbeda nyata dengan rendaman panas yang menggunakan perekat MF dan MUF, sehingga lebih disarankan untuk menggunakan perendaman panas dengan perekat MUF untuk memperoleh papan partikel yang memenuhi standar serta penggunaan perekat MF yang harganya relatif mahal dapat dikurangi. Hasil uji lanjut Duncan untuk interaksi antara perlakuan pendahuluan dengan kadar perekat menunjukkan bahwa papan dengan rendaman panas yang menggunakan kadar perekat 18 yang menghasilkan kadar air yang rendah, tidak berbeda nyata dengan rendaman panas yang menggunakan kadar perekat 12 dan 15, sehingga lebih disarankan untuk menggunakan perendaman panas dengan kadar perekat 12 untuk memperoleh papan partikel yang memenuhi standar serta lebih efisien dalam penggunaan perekat.

4.1.3 Pengembangan Tebal