Kerapatan Kadar air Daya serap air Modulus patah atau Modulus

F = Contoh uji emisi formaldehida berukuran 2,5 cm x 2,5 cm = Contoh uji cadangan 3.3.3 Pengujian papan partikel 3.3.3.1 Pengujian sifat fisis papan partikel

3.3.3.1.1 Kerapatan

Contoh uji berukuran 10 cm x 10 cm yang dalam keadaan kering udara ditimbang beratnya. Volume contoh uji diperoleh dengan mengalikan rataan hasil keempat sisi dan tebalnya. Kerapatan papan dihitung dengan rumus berikut: Kerapatan cm3 g Volume Berat

3.3.3.1.2 Kadar air

Contoh uji berukuran 10 cm x 10 cm ditimbang sehingga didapatkan berat awal atau berat kering udara, kemudian contoh uji dioven pada suhu 103 ± 2 C selama 24 jam. Setelah itu contoh uji dikeluarkan dari oven dan dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang. Selanjutnya contoh uji dioven kembali pada suhu yang sama selama 3 jam. Setelah 3 jam contoh uji dimasukkan kedalam desikator dan ditmbang. Pengulangan pengovenan dan penimbangan dilakukan setiap tiga jam sekali sampai beratnya konstan perbedaan hasil penimbangan terakhir dan sebelumnya maksimal 1 . Nilai kadar air dihitung dengan rumus berikut: Kadar air 100 BKO BKO BKU Keterangan : BKU = berat kering udara g BKO = berat kering oven g

3.3.3.1.3 Daya serap air

Contoh berukuran 5 cm x 5 cm ditimbang berat awalnya B 1 kemudian direndam dalam air dingin selama 24 jam, setelah itu ditimbang beratnya B 2 . Nilai daya serap air dihitung dengan rumus berikut: Daya serap air 100 1 1 2 B B B Keterangan : B 1 = berat awal contoh uji sebelum perendaman g B 2 = berat contoh uji setelah perendaman g

3.3.3.1.4 Pengembangan tebal

Contoh berukuran 5 cm x 5 cm dalam keadaan kering udara diukur dimensi tebalnya dimensi awal yang diukur pada tiap sudut kemudian dihitung rata-ratanya. Selanjutnya contoh uji direndam dalam air dingin selama 24 jam dan dilakukan pengukuran dimensinya setelah perendaman. Nilai pengembangan tebal dihitung dengan rumus berikut: Pengembangan tebal 100 1 1 2 D D D Keterangan : D 1 = dimensi contoh uji sebelum perendaman cm D 2 = dimensi contoh uji setelah perendaman cm 3.3.3.2 Pengujian sifat mekanis papan partikel 3.3.3.2.1 Modulus elastisitas atau Modulus of Elasticity MOE Pengujian modulus elastisitas dilakukan dengan menggunakan Universal Testing Machine UTM. Contoh uji berukuran 5 cm x 20 cm pada kondisi kering udara dibentangkan dengan pembebanan dilakukan di tengah-tengah jarak sangga. Kecepatan pembebanan sebesar 10 mmmenit yang selanjutnya diukur besarnya beban yang dapat ditahan oleh contoh uji tersebut sampai batas proporsi. Pola pembebanan dalam pengujian disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Pengujian MOE dan MOR. Contoh Uji L1=7,5 L2=7,5 L = 15 cm P Keterangan : P = posisi dan arah pembebanan L = panjang bentangan contoh uji cm L1, L2 = panjang bentangan dari titik sangga ke titik pembebanan cm Nilai MOE dihitung dengan rumus berikut: 3 3 4 ybh PL MOE Keterangan : MOE = Modulus of Elasticity kgcm 2 , satuan kgcm 2 dikonversi menjadi Nmm 2 dengan menggunakan faktor konversi sebesar 0,098 ∆P = perubahan beban yang digunakan kg L = panjang bentangan contoh uji cm ∆y = perubahan defleksi setiap perubahan beban cm b = lebar contoh uji cm h = tebal contoh uji cm

3.3.3.2.2 Modulus patah atau Modulus

of Rupture MOR Pengujian modulus patah menggunakan contoh uji yang sama dengan contoh uji pengujian modulus elastisitas. Contoh pengujian MOR dapat dilihat pada Gambar 2. Nilai MOR dihitung dengan rumus berikut: MOR 2 2 3 bh PL Keterangan : MOR = Modulus of Rupture kgcm 2 , satuan kgcm 2 dikonversi menjadi Nmm 2 dengan menggunakan faktor konversi sebesar 0,098 P = berat beban maksimum kg L = panjang bentangan contoh uji cm b = lebar contoh uji cm h = tebal contoh uji cm

3.3.3.2.3 Keteguhan rekat internal atau Internal Bond IB