Papan Partikel dari Sabut Kelapa

bahwa jumlah luas tanaman perkebunan kelapa pada tahun 2006 berjumlah 3.817 ribu hektar dan produksi kelapa pada tahun 2006 adalah sebesar 3.156,8 ribu ton. Menurut Thampan 1982 diacu dalam Pamungkas 2006 komposisi buah kelapa terdiri dari empat bagian yaitu 35 sabut mesocarp, 12 tempurung, 28 daging biji endosperm dan 25 air kelapa dari berat total buah kelapa masak. Berdasarkan data dari Thampan 1982 diacu dalam Pamungkas 2006 diperkirakan jumlah sabut kelapa yang dihasilkan pada tahun 2006 adalah sebesar 1.104,88 ribu ton. Besarnya potensi limbah sabut kelapa tersebut tentunya akan sayang apabila disia-siakan.

2.3 Papan Partikel dari Sabut Kelapa

Penelitian sebelumnya tentang papan partikel dengan bahan baku sabut kelapa telah dilakukan oleh Meda 2006. Sabut kelapa dipotong-potong menjadi partikel dengan ukuran ± 1 cm dan dikeringkan hingga mencapai kadar air 2-5. Perekat yang digunakan adalah perekat likuida sabut kelapa dengan fortifikasi poliuretan. Kadar perekat likuida dan fortifikasi yang digunakan adalah 10, 15 dan 20. Komposisi fortifikasi poliuretan sebesar 10, 30 dan 45. Papan partikel yang dibuat berukuran 30 cm x 30 cm dengan kerapatan sasaran 0,7 gcm 3 , tekanan 2 kgcm 2 dan suhu kempa 160 o C selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air dari papan yang dihasilkan berkisar 7,75-10,16, kerapatan berkisar antara 0,66-0,80 gcm 3 , pengembangan tebal bernilai antara 9,28-38,40, dan daya serap air berkisar antara 40,56- 100,69, sedangkan MOE yang didapatkan dari papan yang dibuat berkisar antara 351,28-1120,16 Nmm 2 , MOR bernilai antara 5,81-18,82 Nmm 2 , keteguhan rekat internal berkisar antara 0,09-0,52 Nmm 2 dan kuat pegang sekrup berkisar antara 194,07-668,32 Nmm 2 . Sifat fisis papan partikel yang telah memenuhi persyaratan JIS A 5908-2003 antara lain kerapatan, dan kadar air. Sedangkan sifat mekanis yang telah memenuhi persyaratan adalah MOR kecuali papan dengan kadar perekat 10 yang difortifikasi 15 dan papan dengan kadar perekat 20 yang difortifikasi 45. Nilai kuat pegang sekrup selain papan dengan kadar perekat 10 yang difortifikasi 15 dan papan dengan kadar perekat 20 yang difortifikasi 30 telah memenuhi persyaratan JIS A 5908-2003. Pamungkas 2006 juga telah melakukan penelitian papan partikel dari sabut kelapa. Sabut kelapa dipotong-potong menjadi partikel dengan ukuran ± 1 cm, partikel direndam selam 1 hari dan dikeringkan hingga mencapai kadar air 10. Perekat yang digunakan adalah perekat likuida sabut kelapa dengan fortifikasi melamin formaldehida. Kadar perekat likuida dan fortifikasi yang digunakan adalah 10, 12 dan 15. Komposisi fortifikasi sebesar 15, 305 dan 45. Papan partikel yang dibuat berukuran 30 cm x 30 cm dengan kerapatan sasaran 0,7 gcm 3 , tekanan 2 kgcm 2 dan suhu kempa 160 o C selama 5 menit dan dilanjutkan selama 10 menit. Hasil pengujian sifat fisis mekanis menunjukkan bahwa hasil terbaik diperoleh pada papan dengan perlakuan kadar perekat 15 dengan tingkat fortifikasi 30. Nilai rataan untuk sifat fisis adalah sebagai berikut: kadar air 7,76, kerapatan 0,76 gcm 2 , pengembangan tebal 14,17 dan daya serap air 43,40. Sedangkan nilai rataan sifat mekanis yang diperoleh adalah sebagai berikut: MOE 1347,20 Nmm 2 , MOR 14,13 Nmm 2 , keteguhan rekat internal berkisar antara 0,23 Nmm 2 dan kuat pegang sekrup 417,32 Nmm 2 . Nilai sifat fisis dan mekanis papan partikel sabut kelapa sebagian besar memenuhi standar JIS A 5908-2003, akan tetapi nilai pengembangan tebal, MOE, dan keteguhan rekat internal tidak memenuhi standar tersebut. Penelitian mengenai papan partikel dari limbah sabut kelapa lainnya telah dilakukan oleh Yanti dkk 2006. Papan partikel dibuat dari campuran sabut kelapa dan plastic polyprophylene. Komposisi campuran terdiri dari 100 : 0, 85 : 15 dan 75 : 25. Suhu kempa yang digunakan adalah 160 C dan 180 C. Hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk sifat fisis papan partikel memperlihatkan nilai kerapatan sebesar 0,490 gcm 3 , nilai kadar air berkisar antara 6,122-8,430. Nilai penyerapan air berkisar antara 56,006-77,961 dan pengembangan tebal berkisar antara 6,551-15,678. Untuk sifat mekanis papan partikel, nilai MOE berkisar antara 2046,240 kgcm 2 -23806,65 kgcm 2 , MOR berkisar antara 87,132-147,764 kgcm 2 dan IB berkisar antara 1,879-2,186 kgcm 2 . Setyawati dan Massijaya 2005 meneliti papan partikel dari limbah sabut kelapa dengan menggunakan plastic polipropilena daur ulang berbentuk pellet sebagai perekat dengan kadar 50. Sabut kelapa dipotong-potong menjadi partikel dengan ukuran panjang kurang lebih 5 cm, kemudian partikel dikeringkan hingga mencapai kadar air 2-4. Kerapatan papan 0,7 gcm 3 . Papan dikempa panas dengan suhu 180 C, 185 C dan 190 C dengan waktu kempa 15 dan 20 menit. Hasil pengujian sifat fisis menunjukkan nilai kadar air berkisar antara 3,30-4,07. Semua nilai kadar air papan yang diperoleh lebih rendah dari nilai yang disyaratkan JIS A 5908-1994. Kerapatan papan berkisar antara 0,64-0,66 gcm 3 dengan rata-rata 0,65 gcm 3 . Semua nilai kerapatan yang diperoleh sudah memenuhi standar JIS A 5908-1994. Nilai pengembangan tebal setelah direndam selam 2 jam berkisar antara 0-1,43, sedangkan yang direndam selama 24 jam berkisar antara 0-2,02. Semua nilai pengembangan tebal sudah memenuhi standar JIS A 5908-1994 yang mensyaratkan pengembangan tebal maksimal 12. Nilai daya serap air setelah direndam selama 2 jam berkisar antara 3,51-5,32, sedangkan yang direndam selama 24 jam berkisar antara 12,67-17,36. Sedangkan nilai untuk sifat mekanis yang diperoleh adalah sebagai berikut: MOE 0,87.10 4 -1,14.10 4 kgcm 2 , secara umum nilai MOE lebih rendah dari standar JIS,yaitu minimal 2,04.10 4 kgcm 2 . MOR 125-176 kgcm 2 , semua nilai MOR telah memenuhi standar JIS yang mensyaratkan MOR minimal 82 kgcm 2 . Nilai kuat pegang sekrup berkisar antara 49-64 kgcm 2 , semua nilai telah memenuhi standar JIS A 5908-1994 yang mensyaratkan nilai minimal 31 kgcm 2 .

2.4 Perlakuan Pendahuluan