5.1.3. Penyerapan Tenaga Kerja oleh Sektor-sektor Perekonomian di Provinsi DKI Jakarta
Selama tahun 2003-2007 terjadi kenaikan kesempatan kerja di DKI Jakarta sebesar 13,72 persen, yang disebabkan oleh sebagian besar sektor perekonomian
di DKI Jakarta mengalami peningkatan dalam penyerapan tenaga kerja. Hal ini dimungkinkan karena pada masa ini, perekonomian DKI Jakarta semakin
membaik akibat tengah memasuki tahap pemulihan dan pemantapan ekonomi pasca krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Tabel 5.3. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Sektor Perekonomian di Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2003 dan 2007 Sektor Perekonomian
Kesempatan Kerja Perubahan
Jiwa Persen
2003 2007
Pertanian 16.932
19.945 3.013
17,79 Pertambangan dan Penggalian
10.574 8.282
-2.292 -21,68
Industri Pengolahan 661.768
708.643 46.875
7,08 Listrik, Gas dan Air Bersih
16.056 12.094
-3.962 -24,68
Bangunan 138.192
166.999 28.807
20,85 Perdagangan, Hotel, dan
restoran 1.245.296 1.435.739
190.443 15,29
Pengangkutan dan Komunikasi 316.058
369.286 53.228
16,84 Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Perusahaan 205.966
287.133 81.167
39,41 Jasa-jasa
768.360 834.823
66.463 8,65
Total 3.379.202 3.842.944
463.742 13,72
Sumber : Sakernas 2003 dan 2007, BPS Provinsi DKI Jakarta diolah.
Pada Tabel 5.3 terlihat bahwa tahun 2003 sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberi kontribusi terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, yakni
sebesar 1.245.296 jiwa. Dan pada tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 190.443
jiwa 15,29 persen, sehingga menjadi 1.435.739 jiwa. Sedangkan sektor yang memiliki kontribusi terkecil dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor
pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar 10.574 jiwa pada tahun 2003 dan pada tahun 2007 menurun menjadi 8.282 jiwa.
Sektor dengan persentase pertumbuhan kesempatan kerja tertinggi dibandingkan dengan sektor lain adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa
perusahaan. Selama tahun 2003-2007, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mengalami peningkatan kesempatan kerja sebesar 39,41 persen.
Peningkatan ini terjadi antara lain karena kegiatan di sektor keuangan, khususnya fungsi intermediasi perbankan menunjukkan perkembangan dan kinerja yang
membaik, disertai dengan perkembangan yang membaik di sisi sistem pembayaran non tunai. Selain itu, banyak institusi atau lembaga keuangan yang
berpusat di Jakarta. Sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik, gas, dan air bersih
merupakan sektor yang mengalami penurunan dalam penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2003 sektor pertambangan dan penggalian menyerap tenaga kerja
sebanyak 10.574 jiwa, namun pada tahun 2007 terjadi penurunan sebanyak 2.292 jiwa 21,68 persen menjadi 8.282 jiwa. Sedangkan sektor listrik, gas, dan air
bersih mengalami penurunan sebanyak 3.962 jiwa 24,68 persen dari jumlah tenaga kerja sebanyak 16.056 jiwa pada tahun 2003 menjadi 12.094 tenaga kerja
pada tahun 2007.
Hasil dari pembahasan 5.1.1, 5.1.2, dan 5.1.3 dapat dirangkum dalam matriks berikut :
Analisis LQ Basis
Industri Pengolahan, listrik, gas, air bersih, perdagangan, hotel, restoran,
pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan, jasa perusahaan, jasa-jasa.
Non basis Pertanian, Pertambangan penggalian,
Bangunan
PDRB Terbesar
1 Keuangan, persewaan, jasa perusahaaan; 2 Perdagangan, hotel,
restoran; 3 Industri pengolahan; 4 Jasa-jasa
Terkecil 1 Pertanian; 2 Pertambangan
penggalian; 3 Listrik, gas, air bersih
Penyerapan tenaga kerja
Terbesar 1 Perdagangan, hotel, restoran; 2
Jasa-jasa; 3 Industri pengolahan; 4 Pengangkutan komunikasi
Terkecil 1 Pertambangan penggalian; 2
Listrik, gas, air bersih; 3 Pertanian
Dengan demikian, berdasarkan kriteria sektor yang termasuk sektor basis, serta mampu menghasilkan pendapatan dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah
yang relatif besar, maka sektor yang merupakan sektor unggulan di DKI Jakarta adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.
Tabel 5.4. memperlihatkan peran sektor unggulan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi DKI Jakarta. Selama tahun 2003-2007, lima sektor
unggulan yang ada di DKI Jakarta yakni sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa rata-rata
menyerap tenaga kerja sekitar 95 persen dari jumlah penduduk yang bekerja. Sedangkan sektor non unggulan hanya mampu menyerap sekitar 5 persen dari
jumlah penduduk yang bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa sektor unggulan di DKI Jakarta memiliki peranan besar dalam penyerapan tenaga kerja.
Selama tahun 2003-2007, jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor- sektor unggulan besarnya semakin meningkat. Pada tahun 2003, sektor-sektor
unggulan menyerap tenaga kerja sebanyak 3.197.448 jiwa dari total penduduk yang bekerja di DKI Jakarta sebanyak 3.379.202 jiwa. Dan pada tahun 2007,
penduduk yang bekerja di sektor-sektor unggulan adalah sebanyak 3.635.624 jiwa dari total penduduk DKI Jakarta yang bekerja sebanyak 3.842.944 jiwa.
Tabel 5.4. Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Unggulan dan Non Unggulan di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2003-2007
Tahun Sektor
jiwa Total
Sektor persentase
Total Unggulan
Non Unggulan
Unggulan Non
Unggulan 2003 3.197.448
181.754 3.379.202 95
5 100
2004 3.307.256 190.103 3.497.359
95 5
100 2005 3.345.616
151.458 3.497.074 96
4 100
2006 3.579.745 232.845 3.812.590
94 6
100 2007 3.635.624
207.320 3.842.944 95
5 100
Sumber : Sakernas 2003-2007, BPS Provinsi DKI Jakarta diolah.
5.2. Kesempatan Kerja di Indonesia Tahun 2003-2007